Jakarta (HARIAN) – Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, Kecerdasan buatan (AI) atau kecerdasan buatan telah menjadi salah satu inovasi terbesar dalam dunia teknologi, mengubah cara manusia bekerja, hidup, dan berinteraksi.
Teknologi kecerdasan buatan mengacu pada kemampuan mesin atau sistem komputer untuk meniru kecerdasan manusia, seperti belajar, berpikir, memahami bahasa, dan mengambil keputusan.
Teknologi ini telah menjadi basis berbagai industri: mulai dari perawatan kesehatan, pendidikan hingga bisnis dan hiburan. Namun, apa itu teknologi kecerdasan buatan dan bagaimana cara kerjanya, serta apa saja tantangan yang dihadapi kecerdasan buatan di dunia yang terus berkembang ini? Simak penjelasannya dibawah ini.
Baca juga: Kemkomdigi terapkan kebijakan berimbang terkait teknologi kecerdasan buatan
Memahami AI
Kecerdasan Buatan atau Kecerdasan buatan (AI) merupakan salah satu cabang ilmu komputer yang bertujuan untuk menciptakan sistem atau mesin yang dapat meniru kemampuan manusia dalam berpikir, belajar, dan mengambil keputusan.
Teknologi ini memungkinkan perangkat untuk melakukan tugas-tugas kompleks seperti pengenalan suara, analisis data, pemrosesan bahasa, dan pengambilan keputusan berbasis algoritma.
AI dirancang untuk membantu masyarakat dengan memanfaatkan perkembangan teknologi di era digital untuk meningkatkan kecepatan dan akurasi dalam berbagai aktivitas.
Baca juga: Google memperkenalkan kecerdasan buatan visual generatif yang disebut Imagen 3 dan Veo
Cara kerja AI
Kecerdasan buatan (AI) bekerja dengan menggunakan data dan pengalaman sebagai sumber pengetahuan utama. Dengan demikian, AI mampu menganalisis dan beradaptasi secara mandiri tanpa memerlukan campur tangan manusia.
Sistem ini memproses data dalam jumlah besar untuk dianalisis. Selama proses ini, AI menguji kemampuannya dan terus belajar untuk meningkatkan keterampilannya.
Teknologi ini juga dapat memproses jutaan data atau perintah dalam waktu singkat dan terus menerus. Proses ini menggambarkan kemampuan AI untuk beroperasi secara independen dan terus meningkatkan kinerjanya dari waktu ke waktu.
Secara umum, pekerjaan AI melibatkan pemrosesan data yang dikombinasikan dengan penerapan ilmu komputer. AI akan mengumpulkan dan menganalisis data dalam jumlah besar untuk mengenali pola tertentu.
Dalam pengoperasiannya, AI memerlukan dukungan perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk melatih dan mengembangkan algoritma pembelajaran mesin atau pembelajaran mesin.
Proses pelatihan AI ini mengandalkan kemampuan kognitif seperti penalaran, pembelajaran, dan harga diri untuk terus meningkatkan kinerjanya.
Baca juga: Praktik: AI memperkaya rekomendasi buku – pembelajaran meningkatkan literasi
Masalah Kecerdasan Buatan
Meskipun AI menawarkan banyak manfaat, ada sejumlah tantangan signifikan yang perlu diatasi:
1. Kebocoran privasi dan keamanan data
AI membutuhkan data dalam jumlah besar untuk melatih dan bekerja secara optimal. Namun, penggunaan data ini sering kali menimbulkan masalah privasi dan keamanan, terutama jika data tersebut disalahgunakan atau dibocorkan.
2. Berkurangnya kesempatan kerja
Salah satu tantangan utama yang dihadapi adalah ketakutan bahwa teknologi ini akan menggantikan banyak pekerjaan yang dilakukan manusia saat ini. Otomatisasi teknologi ini dapat menyebabkan hilangnya pekerjaan di berbagai sektor seperti manufaktur, jasa, dan keuangan. Hal ini memerlukan pelatihan ulang tenaga kerja serta penyesuaian terhadap perekonomian yang terus berkembang.
3. Masalah etika
Perkembangan kecerdasan buatan menimbulkan sejumlah pertanyaan etis. Siapa yang harus bertanggung jawab jika teknologi ini membuat keputusan buruk atau menimbulkan kerugian? Oleh karena itu, diperlukan regulasi dan pengawasan untuk memastikan teknologi ini digunakan secara bertanggung jawab dan beretika.
Baca juga: SSC UIN Gandeng Ilmuwan Dorong Mahasiswa Gunakan AI Secara Bijaksana
Baca juga: Google memperkenalkan model GenCast AI untuk prakiraan cuaca
Reporter: Sean Anggiateda Sitorus.
Redaktur: Surianto
ANTARA