, Jakarta – Pelatih Timor Timur Gopal Krishnan menilai tim U-20 Indonesia dan Yaman adalah dua tim dengan karakter yang sama. Kemiripan tersebut ia temukan jelang laga grup Kualifikasi Piala Asia U20 AFC 2025 2025 di Stadion Madya Gelora Bung Karno Jakarta, Minggu, 29 September pukul 19.30 WIB.
Kedua tim, menurut Gopal, bermain dengan sayap cepat dan menggunakan penyerang jangkung sebagai ujung tombak. Ada Jens Raven di Indonesia dan Shanaan Rashad di Yaman. Kedua striker tersebut mencetak dua gol dalam dua laga kualifikasi Piala Asia U-20 yang mereka mainkan.
“Mereka berdua, menurut saya, kedua tim bermain dengan cara yang sama juga. Mereka berdua menyerang dari tepi dan menggunakan penyerang tengah yang tinggi,” kata Gopal usai kekalahan 1-3 dari Indonesia di Stadion Gelora Bung Madhya. Karno, Jakarta, Jumat, 28 September 2024
“Yah, itulah taktik mereka. Jika dilihat, Indonesia juga menggunakan nomor punggung 9. Yaman juga punya striker jangkung. Dan keduanya sama-sama menyerang di ujung tombak,” tambahnya.
Menurut Gopal, kedua taktik tersebut akan membawa hasil yang baik. Kedua tim saat ini masing-masing meraih dua kemenangan di kualifikasi Piala Asia U20. Namun Indonesia menjadi pemimpin sementara grup setelah unggul selisih gol.
Dari 10 grup kualifikasi, 10 juara grup, lima runner-up teratas, dan tuan rumah China akan bermain di final Piala AFC U20 pada 6-23 Februari 2025. gaya permainannya sama, menurut saya ini permainan yang bagus,” kata Gopal.
Indra Shafri senang
Periklanan
Pelatih Indonesia U-20 Indra Sjafri mengaku cukup senang dengan kemenangan 3-1 atas Timor-Leste. Namun, dia mencatat ada kekurangan di babak kedua.
Indra senang karena kemenangan ini membawa Indonesia memuncaki klasemen Grup F dengan enam poin, unggul selisih gol (enam gol) dari Yaman U-20 yang berada di posisi kedua dengan jumlah poin yang sama (selisih gol plus lima). “Terima kasih kepada seluruh pemain, artinya kami sudah memiliki poin dengan selisih gol 7-1 dan kami hanya punya satu pertandingan tersisa untuk lolos ke Piala Asia,” ujarnya.
Indonesia unggul dua gol di babak pertama melalui Jens Raven (13') dan Risky Afrisal (15'). Situasi tersebut memaksa Indra kemudian melakukan rotasi dengan memanggil kembali tiga pemainnya, Risky Afrisal, Tony Firmansyah, dan Arlyansya Abdulmanan, dan digantikan oleh Figo Dennis, Mauri Ananda, dan Muhamad Ragil.
Pergantian ketiga pemain ini mengubah formasi Indonesia dari 3-4-3 menjadi 3-5-2. Namun rencana Indra tak berjalan mulus setelah Timor Timur berhasil mencetak gol melalui Luis Figo (66') sebelum Ragil (77') memastikan kemenangan 11 menit berselang. “Melawan Timor Timur, di babak pertama kami benar-benar berjalan sesuai rencana dan mencetak gol dengan cepat,” kata Indra.
“Tapi di babak kedua, setelah kami melakukan perubahan karena perlu istirahat, kami harus mengubahnya dan kami juga mengubah formasi menjadi 3-5-2, tapi itu tidak berjalan dengan baik,” kata Indra.
Kemenangan tersebut merupakan yang kedua bagi Garuda Muda melawan Timor Timur setelah pertemuan pertama mereka di Piala AFF U-19 2024 pada Juli lalu. Kemudian Jens Raven dan kawan-kawan meraih kemenangan telak dengan skor 6-2. “Satu-satunya perbedaan adalah ketika kami bermain melawan Timor Timur di Jawa Timur, kami bermain lebih baik di babak kedua. Namun di babak kedua kami memiliki banyak peluang, tapi penyelesaian “Banyak yang tidak mencetak gol,” kata Indra.