, Jakarta – Klub tersukses di Italia, Juventus, genap berusia 127 tahun pada 1 November 2024. Salah satu klub tertua di Italia, sangat dihormati atas jasanya terhadap sepak bola Italia dan kesuksesannya di Eropa. Meski Juventus menjadi klub tersukses di Italia, ternyata mereka tak lepas dari noda masa lalu. Juventus terlibat dalam skandal sepakbola terbesar bernama Calciopoli.
Kutipan dari vilaysports.com: Kalsiopoliyang berarti “skandal sepak bola” dalam bahasa Indonesia, adalah investigasi yang diluncurkan oleh otoritas Italia atas tuduhan pengaturan pertandingan dan bias dalam pemilihan wasit.
Skandal ini terungkap setelah penyadapan percakapan telepon antara perwakilan klub dan juri dipublikasikan. Rekaman tersebut menunjukkan upaya sistematis yang dilakukan Juventus dan sejumlah klub lain untuk mempengaruhi penunjukan wasit dan memanipulasi hasil pertandingan.
Ada dugaan bahwa Juventus memainkan peran penting dalam upaya mempengaruhi penunjukan wasit demi keuntungan mereka. Pejabat tinggi Juventus terlibat dalam skandal tersebut, termasuk manajer umum klub Luciano Moggi dan direktur umum Antonio Giraudo. Moggi diduga menekan para ofisial untuk mendukung Juventus di pertandingan-pertandingan krusial, sehingga memengaruhi hasil perburuan gelar.
Menurut 90min.com, Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) melakukan penyelidikan terhadap skandal Calciopoli dan Juventus dinyatakan bersalah melakukan kecurangan dalam olahraga tersebut pada Juli 2006. Klub ini kehilangan gelar Serie A pada tahun 2005 dan 2006 dan terdegradasi ke Serie B untuk musim berikutnya. Selain itu, Juventus menerima pengurangan sembilan poin pada awal kampanye Serie B mereka. Skandal tersebut juga mengakibatkan denda besar dan larangan bermain bagi beberapa ofisial dan pemain yang terkait dengan klub.
Selain Juventus, klub lain seperti Fiorentina, Lazio, dan Milan juga terkena dampak sanksi tersebut. Fiorentina dan Lazio diskors dari kompetisi Eropa musim ini dan terpaksa memainkan dua pertandingan kandang secara tertutup. Selain itu, mereka bersama Milan dikenakan pengurangan 30 poin untuk musim yang baru berlalu dan pengurangan poin lebih kecil untuk musim berikutnya.
Berkat klub yang mampu mempertahankan sejumlah pemain kunci seperti Gianluigi Buffon, Pavel Nedved, dan Alessandro Del Piero, Juventus dengan mudah menjuarai Serie B pada tahun berikutnya.
Di liga papan atas, dengan absennya Juventus dan pengurangan poin dari Fiorentina dan Milan, Inter Milan dengan mudah menjadi juara dan mendominasi liga selama bertahun-tahun. Juventus pada akhirnya akan bangkit kembali dan kembali mendominasi, namun dampak jangka panjang Calciopoli tetap besar.
Karena adanya banding dan perubahan keputusan, persidangan terhadap para peserta berlarut-larut selama bertahun-tahun, sementara sejumlah besar penggemar meninggalkan olahraga tersebut, kehilangan kepercayaan bahwa pertandingan tersebut adil dan bebas korupsi.
Juventus perlahan semakin dekat untuk memulihkan kepercayaan fans. Mereka melakukan perubahan besar dari sudut pandang struktural dan finansial. Perlahan tapi pasti Juventus kembali membuat kemajuan dan kembali dianggap sebagai klub yang disegani di Italia dan Eropa. Juventus bahkan berhasil meraih berbagai gelar juara Serie A Italia dan berhasil mencapai final Liga Champions Eropa.
ANANDA RIDHO SULISTYA DAN VILAISPORT