6 Alasan Patrick Kluivert Seharusnya Bisa Mengangkat Level Performa Timnas Indonesia

, Jakarta – Patrick Kluivert resmi menggantikan Shin Tae-yong sebagai pelatih kepala timnas Indonesia. Legenda Ajax Amsterdam dan FC Barcelona itu memasang target membawa tim Garuda ke pentas Piala Dunia 2026.

Karir kepelatihannya mungkin kurang menonjol, namun bukan berarti Kluivert sama sekali tak becus menangani Jay Eadzes dan kawan-kawan. Berikut enam alasan pelatih asal Belanda itu bisa meningkatkan performa Indonesia.

1. Tidak ada kendala bahasa atau budaya

Pemain utama Timnas Indonesia saat ini sebagian besar merupakan pemain naturalisasi asal Belanda. Kluivert yang berasal dari Belanda tentu tidak memiliki kendala dalam berkomunikasi dengan pemain, termasuk dalam hal kebiasaan dan budaya.

Karena para pemainnya berlaga di Ligue 1, Kluivert boleh menggunakan bahasa Inggris. Omong-omong, semua pemain tim Ligue 1 berbicara bahasa Inggris.

Pada jumpa pers perdananya saat memperkenalkan diri sebagai pelatih timnas, Kluivert mengaku sudah berbicara dengan beberapa pemain, salah satunya gelandang Jairo Riedewald.

Jairo sebelumnya diketahui kesulitan melakukan naturalisasi karena beberapa alasan, salah satunya karena sebelumnya ia pernah bermain untuk timnas Belanda di level dewasa. Ia pun menghubungi beberapa pemain lain asal usulnya, namun Kluivert menolak menyebutkan nama mereka.

3. Dukungan asisten pelatih.

Dari segi strategi, Patrick Kluivert akan dibantu dua asisten pelatih asal Belanda, Denny Landzaat dan Alex Pastorur. Landzaat memiliki pengalaman menjadi asisten pelatih di berbagai klub di Belanda, Arab Saudi, dan Hongaria sejak 2015.

Sedangkan Alex Pastorour, sapaan akrab Profesor, dikenal sebagai ahli strategi dan berpengalaman bekerja di berbagai klub Belanda sebagai pelatih kepala. Gelandang timnas Tom Hay merasakan sentuhan Pastorur saat bermain bersama di AZ Alkmaar pada tahun 2014.

Pastoor juga pernah mengantarkan tiga klub di bawah kepemimpinannya promosi ke kasta teratas Liga Belanda Eredivisie, yakni Excelsior (2009-2010), Sparta Rotterdam (2015-2016) dan Almere City (2022-2023). Beberapa asisten pelatih lainnya juga akan bergabung, termasuk pelatih kekuatan dan pengondisian, serta asisten terpilih dari Indonesia.

4. Dihormati sebagai legenda

Di sepakbola era 1990-an hingga 2000-an, Kluivert selalu menjadi andalan lini depan Belanda. Ia pun bergabung dengan klub-klub besar seperti Ajax, Milan, dan Barcelona. Sosoknya sebagai legenda timnas Belanda yang pernah punya nama besar di masa lalu akan membuat seluruh pemain timnas Indonesia enggan memperlakukan dan menghormatinya.

5. Pengalaman menjadi asisten pelatih timnas Belanda di Kejuaraan Dunia 2014.

Patrick Kluivert tentu tak menyia-nyiakan kesempatan menimba ilmu kepelatihan saat menjadi asisten Louis Van Gaal di timnas Belanda pada 2012-2014. Sebagai asisten pelatih, Kluivert berperan penting dalam keberhasilan Belanda finis ketiga di Piala Dunia 2014 di Brasil.

Kluivert dan Van Gaal sudah sering bekerja sama sebelumnya, sejak Kluivert menjadi pemain Ajax Amsterdam dan Barcelona tepatnya. Van Gaal sendiri dikenal sebagai salah satu pelatih tersukses di dunia. Berbagai gelar berhasil diraihnya bersama klub-klub besar seperti Ajax, Barcelona, ​​​​Bayern, dan Manchester United.

6. Melaksanakan permainan menyerang

Kluivert mengaku menyukai formasi empat bek (4-3-3 atau 4-2-3-1) yang cenderung menyerang. Kluivert sendiri mengumumkan hal ini beberapa waktu lalu saat presentasinya. Strategi tersebut tentu berbeda dengan pelatih sebelumnya, Shin Tae-yong, yang gemar menggunakan formasi tiga bek dan cenderung bertahan dengan mengandalkan serangan balik.

Namun, Kluivert mengaku juga akan melihat kondisi berbeda sebelum memutuskan formasi yang akan ia terapkan di lapangan. Menarik tentunya menantikan formasi menyerang yang diterapkan Kluivert saat menghadapi Australia dan Bahrain pada laga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia Grup C pada Maret mendatang.

Leave a Comment