Belanda, Indonesia – YouTube telah mengonfirmasi akan berhenti merekomendasikan video kesehatan dan kebugaran remaja, terutama yang “spesimen” atau tipe tubuh tertentu. Apa alasannya?
Berasal dari Berita EuroYouTube merupakan salah satu media sosial yang merekomendasikan konten berdasarkan algoritma alias menyesuaikan dengan apa yang pernah ditonton pengguna sebelumnya. Dengan demikian, pengguna yang “tertangkap” oleh algoritma tersebut akan menonton konten dengan tema serupa beberapa kali atau bahkan lebih ekstrim.
Tahun lalu, YouTube memperbarui kebijakan penasihat remaja dan keluarga, yang tampaknya membatasi konten seputar kepantasan remaja. Pembatasan ini, yang awalnya diterapkan di Amerika Serikat, kemudian diperluas ke Eropa.
“Aturan baru ini merupakan cara agar remaja tidak berpikiran buruk atau negatif terhadap dirinya sendiri,” ujar Youth Boss, Dr. Garth Graham dan Direktur Manajemen Produk Remaja YouTube, James Beser mengutip Jumat (13/9/2024).
“Konten jenis ini mungkin tidak berbahaya hanya dalam satu video, tapi mungkin menimbulkan masalah bagi sebagian remaja jika ditonton berulang kali,” lanjut Dr. Graham.
Sebagai informasi, media sosial diklaim dapat memengaruhi cara berpikir seseorang, termasuk kepercayaan diri. Menurut tinjauan terhadap 50 penelitian di 17 negara, media sosial dapat menyebabkan citra tubuh yang buruk, gangguan makan, dan masalah kesehatan.
Bukan tanpa alasan, hal ini dikarenakan masyarakat cenderung membandingkan dirinya dengan orang lain yang dilihat melalui media sosial, standar tubuh kurus atau bugar, sebagai tipe tubuh ideal, dan mengobjektifikasi dirinya.
Kelompok yang paling mudah terkena dampak negatif media sosial adalah perempuan, anak perempuan, orang yang kelebihan berat badan, dan orang yang mengaku sudah memiliki citra tubuh yang buruk. Sedangkan orang yang sudah percaya diri jarang terpengaruh oleh body image-nya.
Selain membatasi konten kesehatan dan kebugaran, YouTube juga membatasi akses pengguna remaja terhadap beberapa konten yang melibatkan gangguan makan dan kekerasan fisik.
Dengan rencana baru tersebut, YouTube juga bisa mengarahkan penggunanya saluran telepon panas krisis ketika mencari hal-hal yang berhubungan dengan kematian, menyakiti diri sendiri dan gangguan makan.
(rns/rns)
Artikel selanjutnya
Kesehatan Jiwa menjadi prioritas Kementerian Kesehatan, sama berbahayanya dengan kanker