Harian, – Di Indonesia, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) telah menganjurkan batas maksimal konsumsi gula harian.
Dari Peraturan Kementerian Kesehatan (Permenkes) Nomor 30 Tahun 2013 tentang Pencantuman Informasi Kadar Gula, Garam, dan Lemak Serta Kesehatan pada Makanan Olahan dan Olahan, Kementerian Kesehatan RI menganjurkan konsumsi gula sebesar 10 persen dari total energi 200 kalori. kkal.
Jika mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan, jumlah konsumsi gula harian yang disarankan adalah 50 gram gula pasir atau sekitar empat sendok makan per hari.
Bukan tanpa alasan, mengonsumsi gula melebihi batas harian yang dianjurkan dapat menyebabkan penumpukan kandungan gula dalam tubuh. Akibatnya, risiko diabetes, tekanan darah tinggi, dan penyakit kardiovaskular meningkat. Mengingat risiko terkena penyakit berbahaya, individu harus mengenali gejala individu yang muncul pada tubuh akibat kelebihan kista.
Lalu apa saja gejala kelebihan gula dalam tubuh?
1. Sering haus dan buang air kecil
Rasa haus dan sering buang air kecil adalah tanda-tanda umum bahwa tubuh Anda mengandung terlalu banyak gula. Menurut Everyday Health, terlalu sering buang air kecil menandakan ginjal “bekerja terlalu keras” untuk membuang kelebihan glukosa.
2. Mudah lapar, tapi berat badan turun
Orang dengan gula darah tinggi cenderung sering merasa lapar atau makan berlebihan. Namun, Klinik Cleveland menemukan catatan yang menunjukkan bahwa orang dengan gula darah tinggi mengalami penurunan berat badan, meski mereka makan banyak.
“Hal ini disebabkan tubuh tidak mendapatkan energi dari sumber yang diinginkan. Jadi, energi ke otot dan lemak,” jelas Ahli Diet, Lori Zanini, baru-baru ini.
“Ketika tubuh mulai memecah otot dan memproduksi lemak melalui jaringan, Anda mengalami penurunan berat badan yang tidak terkendali,” tambahnya.
Selain perubahan berat badan dan nafsu makan, penderita gula darah tinggi cenderung sering mengalami kelemahan otot dan sering terjatuh.
3. Saya sering lelah
Sering merasa lelah merupakan tanda bahwa gula darah dalam tubuh tidak terkontrol.
Sederhananya, ketika tubuh tidak memproses insulin dengan benar atau tidak memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup, gula akan tetap berada di dalam darah dan tidak masuk ke dalam sel untuk digunakan sebagai energi, kata Zanini.
4. Mata lelah dan sering sakit kepala
Menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK), kadar gula darah yang tinggi dapat menyebabkan pembengkakan pada lensa mata akibat bocornya cairan.
Pembengkakan lensa dikatakan dapat mengubah bentuk lensa, penglihatan terestrial dan kesulitan dalam fokus. Selain itu, pasien dengan kadar gula darah tinggi juga sering mengalami nyeri.
5. Luka pada kulit yang sulit disembuhkan atau hilang
menurut NIDDK, cedera; itu menjengkelkan; sehingga memar pada penderita kadar gula darah tinggi akan lambat atau sulit disembuhkan. Pasalnya, diabetes yang menyebabkan kerusakan saraf dapat mempengaruhi sirkulasi darah sehingga memperlambat penyembuhan luka akibat aliran darah yang tidak mencukupi.
Pada beberapa kasus, luka ringan pada pasien diabetes lebih rentan terkena infeksi. Akibatnya, cedera tersebut dapat meningkatkan risiko amputasi tungkai bawah.
6. Kaki dan tangan sering kesemutan
Gula darah yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kerusakan saraf atau neuropati diabetik.
Menurut laporan dari Health Daily, neuropati diabetik menimbulkan gejala berupa mati rasa atau bahkan mati rasa pada kaki dan tangan.
Pada beberapa kasus, penderita gula darah tinggi juga sering mengalami nyeri pada kaki dan tangan, terutama pada malam hari.
7. Perubahan Kulit
Menurut American Diabetes Association (ADA), biasanya kulit penderita diabetes akan muncul kutil. Selain itu, beberapa area kulit terutama di bagian belakang leher, tangan, sayap, dan wajah juga menebal dan menggelap.
Zanini mengatakan perubahan pada kulit ini bisa menjadi tanda resistensi insulin dan memperingatkan bahwa kadar gula darah bisa meningkat.
8. Kita sering mengalami infeksi jamur
Menurut ADA, hiperglikemia dapat membuat pasien diabetes rentan terkena infeksi jamur di area genital yang disebabkan oleh candida albicans.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), gejala infeksi jamur pada wanita biasanya berupa gatal, kemerahan atau nyeri, nyeri saat berhubungan intim, nyeri saat buang air kecil, dan keputihan kental yang tidak normal.
Meskipun infeksi jamur sering terjadi pada orang yang tidak menderita diabetes, memiliki lebih banyak glukosa dalam darah membuat Anda berisiko lebih tinggi terkena penyakit ini.
“Ragi memakan glukosa, dan jika gula darah Anda tinggi, ada lebih banyak glukosa di saluran kemih,” jelas Ahli Endokrinologi di Memorialcare South County Kidney and Endocrine Center, Rail Bandukwala.
9. Gusi berdarah
NIDDK menyebutkan penyakit gusi merupakan salah satu komplikasi diabetes yang membuat diabetes semakin sulit dikendalikan. Pasalnya respon tubuh terhadap infeksi adalah melepaskan lebih banyak glukosa ke dalam darah.
Ketika kadar gula tinggi, maka kandungan glukosa dalam air liur juga meningkat. Semakin tinggi kandungan glukosanya, maka semakin banyak bakteri yang menempel pada roti di mulut hingga membentuk plak dan menyebabkan penyakit gusi.
Menurut Mayo Clinic, jika tidak diobati, penyakit ini dapat berkembang menjadi periodontitis yang dapat menyebabkan gusi terpisah dari gigi sehingga menyebabkan munculnya abses atau bisul, atau bahkan gigi tanggal.
(mkh/mkh)
Artikel selanjutnya
9 Tanda Kadar Gula Dalam Tubuh, Bisa Jadi Penyakit Serius!
Terimakasih