Ternyata inilah penyebab kematian mendadak pada orang yang tampaknya sehat

ilustrasi-mayat-dok-freepik-2_169 Ternyata inilah penyebab kematian mendadak pada orang yang tampaknya sehat




Harian, – Kematian mendadak, terutama pada seseorang yang tampak aktif, sehat, bugar, dan tidak mengalami gangguan kesehatan, dilaporkan sangat buruk. Meski kematian bukanlah “pilihan”, namun terjadi karena kematian mendadak.

Disimpulkan dari Saluran Berita Asiakonsultan senior di Departemen Kardiologi di National University Heart Centre Singapore (NUHCS), Prof. Tan Huay Cheem mengungkapkan, penyakit kardiovaskular merupakan salah satu penyebab kematian mendadak seseorang. Umumnya, kondisinya bisa berbeda-beda tergantung usia.

Menurut Prof. Orang berkulit sawo matang yang berusia di atas 30 tahun sering mengalami gangguan kardiovaskular berupa serangan jantung, radang otot jantung, stroke, diseksi aorta, atau robeknya lapisan dalam. vena atau arteri besar.

“Mereka yang meninggal mendadak dan lahir di bawah 30 tahun mungkin mengalami penebalan otot jantung yang tidak normal (kardiomiopati hipertrofik), arteri koroner di lokasi cedera, atau kelainan bawaan sejak lahir (kelainan koroner bawaan), miokarditis, atau aritmia (kelainan detak jantung),” jelas Prof. Tan, diperkenalkan pada Rabu (2/10/2024).

Terlebih lagi, Prof. Tan mengatakan pria yang mengalami serangan jantung di rumah sakit (OHCA) dua kali lebih banyak dibandingkan wanita. Selain itu, 36,2 persen kematian pada tahun 2019 terjadi pada lansia di atas 65 tahun.

“Risiko kematian mendadak pada generasi muda masih sangat jarang,” kata Prof. Tan mengutip data laporan OHCA tahun 2019 yang dibuat oleh Singapore Heart Foundation.

Kepala divisi dan konsultan senior bedah vaskular di Departemen Bedah Jantung, Toraks dan Vaskular di NUHCS, Dr. Rajesh Dharmaraj menjelaskan, dalam beberapa kasus, penyebab kematian mendadak bisa jadi karena pecahnya aneurisma di arteri. Kondisi ini umum terjadi pada pasien dengan aneurisma berukuran besar yang tidak terdiagnosis.

“Arteri menjadi lemah dan membengkak seiring berjalannya waktu, hingga akhirnya pecah dan mengalami pendarahan internal. Akibatnya, bisa terjadi kematian mendadak,” kata dr. Rajesh.

“Aneurisma biasanya terjadi pada lansia dengan faktor risiko seperti merokok dan hipertensi,” lanjutnya.

Jika mengacu pada data OHCA, setiap tahunnya terdapat lebih dari tiga ribu orang yang mengalami serangan jantung mendadak. Kondisi inilah yang bisa berujung pada kematian, bahkan kutu pada orang yang terlihat sehat dan bugar.

Melansir HealthXchange.sg, kematian akibat penyakit jantung bisa terjadi akibat aktivitas fisik berat saat mengalami gangguan jantung yang tidak terdiagnosis, seperti kelainan otot jantung, gangguan pada sistem kelistrikan jantung, infeksi yang melemahkan otot jantung, atau kelainan bawaan. arteri koroner

Dr. Rajesh mengatakan, penderita aneurisma mengalami berbagai gejala, seperti nyeri punggung dan perut mendadak, serta pusing atau kehilangan kesadaran akibat penurunan tekanan darah.

Lalu bagaimana cara mencegah kematian mendadak akibat penyakit jantung?

Prof. Diakui Tannus, sulit memprediksi akibat serangan jantung mendadak. Namun setidaknya ada satu cara untuk menghindari risiko kematian mendadak, yakni dengan mengubah gaya hidup.

“Gaya hidup sehat dan pengendalian faktor risiko secara efektif adalah cara terbaik untuk mencegahnya,” kata Prof. Tan.

Selain mengonsumsi makanan sehat, mengatur kualitas tidur, dan mengurangi stres, Anda juga disarankan untuk rutin memeriksa kadar kolesterol dan tekanan darah setiap tahunnya. Tekanan darah yang selalu diatas 140/90mmHG perlu diwaspadai karena berpotensi merusak jantung dan pembuluh darah jika tidak segera ditangani.

(rns/rns)

Lihat di bawah:

Video: Daya Beli Runtuh, Bisnis Bentuk Klinik Terus Berlanjut



Artikel berikutnya

Kasus Denyut Jantung Tinggi, Menkes Ingin Batasi Kadar Lemak Makanan


Terimakasih

Leave a Comment