Studi tersebut menemukan bahwa mikroplastik menyusup ke penis, para ahli tidak kewalahan

ilustrasi-penis_169 Studi tersebut menemukan bahwa mikroplastik menyusup ke penis, para ahli tidak kewalahan




Harian, Berkenaan dengan meningkatnya penyebaran mikroplastik dan dampaknya terhadap kesehatan manusia, penelitian mengenai mikroplastik dalam tubuh manusia sudah mulai dilakukan. Baru-baru ini, para ahli untuk pertama kalinya menemukan mikroplastik di penis manusia.

Disimpulkan dari Roncus InternasionalTentang penelitian yang dipublikasikan IJIR: Jurnal Pengobatan Seksual Anda Tujuh jenis mikroplastik ditemukan di empat dari lima jaringan penis yang diambil dari lima pria berbeda.

Penulis utama studi sekaligus ahli urologi reproduksi di University of Miami, Ranjith Ramasamy, mengatakan ia menggunakan penelitian sebelumnya yang menemukan keberadaan mikroplastik di jantung manusia sebagai dasar penelitiannya.

Rasamy mengaku tak kaget dengan ditemukannya mikroplastik di penis. Karena hati adalah “organ yang sangat vaskular” seperti jantung.

Selama proses penelitian, para ahli mengambil sampel dari partisipan yang terdiagnosis disfungsi ereksi (DE) dan berada di rumah sakit untuk menjalani operasi implan penis di University of Miami pada periode Agustus hingga September 2023.

Kemudian mereka menggunakan model pencitraan kimia. Hasilnya, empat dari lima pria memiliki mikroplastik di jaringan penisnya.

Berdasarkan hasil penyelidikan, tujuh jenis mikroplastik berbeda terdeteksi. Namun polietilen tereftalat dan polipropilen (PP) merupakan jenis yang paling umum ditemukan.

Ramasamy mengatakan, setelah dipastikan adanya mikroplastik di usus besar, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menyelidiki kemungkinan kaitannya dengan kondisi yang mengganggu organ vital tersebut, seperti DE.

“Kita perlu mengetahui apakah mikroplastik ada kaitannya dengan DE, apakah kadar yang melebihi ambang batas menyebabkan patologi, dan jenis mikroplastik apa yang bersifat patologis,” kata Ramasamia seperti dikutip, Selasa (10/9/2024).

Mengenai implikasi yang lebih luas dari temuan ini, Ramasamia berharap penelitian ini akan “menciptakan lebih banyak kesadaran tentang keberadaan benda asing di organ tubuh manusia dan mendorong lebih banyak penelitian seputar topik ini.”

Sebagai informasi, mikroplastik merupakan pecahan polimer yang ukurannya bisa berkisar antara kurang dari 5 milimeter hingga 1 mikrometer. Sedangkan nanoplastik adalah partikel yang ukurannya bisa mencapai sepersejuta meter.

Kedua partikel tersebut terbentuk ketika plastik yang lebih besar terurai, baik melalui degradasi kimia atau erosi fisik.

Para ahli menunjukkan bahwa beberapa partikel terkecil dapat menyerang sel dan jaringan individu di organ utama. Dengan pernyataan tersebut, terdapat banyak bukti ilmiah bahwa mikroplastik muncul di tubuh manusia.

Penelitian sebelumnya menemukan bahwa rata-rata satu liter air kemasan mengandung 240.000 partikel plastik.

“Saya rasa masyarakat perlu berhati-hati saat mengonsumsi air dan makanan dari botol dan wadah plastik. Selain itu, masyarakat juga berusaha membatasi penggunaannya hingga dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi langkah-langkah yang dapat menimbulkan patologi,” kata Ramasamia.

Sementara itu, ahli toksikologi Matthew J. Campen juga melakukan penelitian yang menemukan bahwa testis manusia mengandung mikroplastik dan nanoplastik tiga kali lebih banyak dibandingkan testis hewan dan plasenta manusia.

Penelitian tersebut menguji 23 testis yang diawetkan dari mayat pria berusia 16 hingga 88 tahun pada saat kematiannya, kemudian membandingkan kadar 12 jenis plastik berbeda di testis tersebut dengan plastik yang ditemukan di 47 testis anjing.

“Puing-puing mikroplastik rumput dan jenis plastik di testis manusia tiga kali lebih besar dibandingkan yang ditemukan pada anjing,” kata Campen dalam laporan penelitian tersebut.

“Ya, penelitian memang memberikan perspektif tentang apa yang kita masukkan ke dalam tubuh kita,” lanjutnya.

Direktur Pediatri Lingkungan di NYU Langone Health, Dr. Leonardo Trasande mengungkapkan salah satu cara untuk mengurangi paparan mikroplastik adalah dengan mengurangi penggunaan wadah plastik dan beralih ke kaca atau stainless steel.

Selain itu, masyarakat juga dapat menghindari paparan mikroplastik dengan tidak memanaskan makanan atau minuman berbahan plastik menggunakan microwave.

“Dan jangan memasukkan perangkat keras plastik ke dalam mesin pencuci piring. Karena panas dapat melarutkan bahan kimia,” kata Trasande.

(rns/rns)

Lihat di bawah:

Video: Inovasi & Harapan Keuntungan Bisnis Perawatan Tubuh Vegan



Artikel selanjutnya

Studi: Indonesia Konsumsi Mikroplastik Tertinggi di Dunia


Terimakasih

Leave a Comment