Harian, – Batu Hitam Surga adalah batu hitam berharga yang terletak di salah satu sudut Ka'bah dekat pintu emas. Batu khusus ini menjadi salah satu tempat yang ingin dikunjungi oleh sebagian besar umat Islam, khususnya jamaah haji atau umrah dari seluruh dunia.
Hajar Aswad adalah batu berwarna putih seperti susu yang jatuh dari langit. Namun kini batu tersebut telah menjadi hitam, karena telah menyerap dosa-dosa umat manusia di Bumi. Hal ini tertuang dalam hadis Nabi Muhammad SAW. yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas. Berikut haditsnya:
Tentang penulisnya, Ibnu Abbas, berkata: Malaikat Tuhan, semoga Tuhan memberkati dia dan memberinya kedamaian, berkata: Sebuah batu hitam turun dari surga dan lebih putih dari susu, maka Adam menjadi hitam karena pelanggaran anak-anakku.
Artinya: “Dari Ibnu Abbas, Malaikat Allah SWT, semoga Allah merahmatinya dan memberinya kedamaian, bersabda, “Sebuah batu hitam, paling putih susu, turun dari langit, kemudian hitam karena dosa manusia.” ( HR Sunan Tirmidzi)
Kisah batu mulia ini pun mendorong para ilmuwan untuk mencari tahu fakta dan jawaban ilmiah tentang Hajar Aswad. Jadi apa hasilnya?
Ada temuan ilmiah yang menyatakan bahwa batu hitam mirip dengan batu akik. Namun ada juga yang mengatakan bahwa Hajar Aswad bisa dihasilkan oleh meteorit.
Para ahli berpendapat, jika kita menyebut kisah Hajar Aswad sebagai batu yang datang dari langit, maka yang berikutnya dianggap sebagai meteorit atau meteorit. Dan catatan sejarah menunjukkan bahwa terdapat jejak meteorit di dekat Ka'bah, tempat Hajar Aswad berada.
Dalam kajian Cahaya Baru Asal Usul Hajar Aswad Ka'bah tahun 1980, E. Thomsen mengatakan bahwa pada tahun 1932 seorang peneliti di Al-Hadidah bernama Philby menemukan adanya hantaman meteor di kawah tersebut, yaitu Wabar. Mangkuk itu dulunya berukuran lebih dari 100 meter. Selain itu, beberapa pecahan meteorit juga ditemukan di sekitar kawah dan gurun pasir.
Secara umum, pecahan meteorit terbentuk dari peleburan pasir dan silika yang bercampur dengan nikel. Thompson mengatakan seiring berjalannya waktu, kompon tersebut dibuat berwarna putih di bagian dalam, namun dilapisi warna hitam di bagian luar. Warna hitam ini berasal dari nikel yang didapat dari ledakan nikel dan besi di luar angkasa.
Rawa; Dari pengamatannya, Thomsen mengatakan ciri-ciri pecahan meteor tersebut sesuai dengan gambaran Hajar Aswad.
“Seperti warna putih (yang dikeluarkan oleh Hajar Aswad) bisa berasal dari paparan inti bagian dalam dari campuran bahan kimia,” ujarnya.
Oleh karena itu, lapisan putih tersebut sangat rapuh dan tidak tahan lama. Menurutnya, ada lapisan batu hitam yang menutupinya. Artinya batu berwarna putih tersebut tidak abadi dan tidak bisa hilang seiring berjalannya waktu, sehingga di kemudian hari yang tersisa hanyalah batu berwarna hitam.
Maka benarlah cerita Hajar Aswad tentang perubahan warna ada penjelasan ilmiahnya. Harus dikatakan bahwa pencurahan dosa manusia tidak disebabkan. Sedangkan bintik putih pada Hajar Aswad Kiwari merupakan sisa-sisa kaca dan batu pasir.
“Batu yang saya ukur kemungkinan besar merupakan batu yang sama dengan batu hitam,” tulis Thomsen.
Bukti empiris lainnya juga berkaitan dengan zaman batu. Penelitian lain menafsirkan zaman batu berdasarkan luasnya pengamatan orang-orang Arab awal. Kemungkinan besar, batu-batu ini dibawa ke Mekah melalui jalan darat dari Oman.
Namun teori meteorit juga memiliki kelemahan yang muncul dari Hajar Aswad. Peneliti mengatakan meteorit tidak bisa berenang, tidak bisa pecah menjadi potongan-potongan kecil, sehingga sulit menahan erosi.
Namun jika dilihat dari teori yang paling mendekati Hajar Aswad adalah teori meteorit, sehingga Thomsen mengatakan akan lebih tepat jika mengkaji material yang berasal dari meteorit.
(teman/teman)
Artikel berikutnya
Kabar terbaru tentang pangeran tidur asal Arab yang koma selama 18 tahun
Terimakasih