Mengenal Masyarakat Korea Melalui Film dan Drama 'Windows'

poster-film-officer-black-belt-dok-imdb_169 Mengenal Masyarakat Korea Melalui Film dan Drama 'Windows'




Oleh: Kim Yong Woon, Direktur Pusat Kebudayaan Korea Indonesia

film Korea Petugas Sabuk Hitam yang baru saja dirilis di Netflix menarik banyak perhatian di Indonesia. Film ini bercerita tentang petugas bela diri yang bekerja di Pusat Pengembangan Tahanan Daerah (dijalankan di bawah Kementerian Hukum). Tugas mereka adalah membantu petugas pemasyarakatan mengawasi penjahat serius yang memakai gelang kaki elektronik.

Di Korea saat ini, terdapat 4.182 penjahat kelas atas yang dikenakan gelang kaki elektronik karena kejahatan seperti kekerasan seksual, pembunuhan, perampokan, pemerkosaan, dan penculikan anak di bawah umur. 381 petugas pemasyarakatan ditugaskan untuk memantau para narapidana ini, membantu 165 penjaga bela diri untuk melindungi mereka dalam tugasnya. Film ini menggambarkan realita dan tantangan terbesar yang dihadapi para guru pemasyarakatan, tentu saja ketimpangan antara jumlah petugas dan penjahat yang harus dipimpinnya.

film Petugas Sabuk Hitam itu menunjukkan salah satu keunggulan sinema Korea, yaitu penggambaran kehidupan nyata. Pemeran utama (diperankan oleh aktor Kim Woo Bin) memantau aktivitas penjahat yang menggunakan gelang elektronik selama 24 jam. Ini bukan sekedar fiksi belaka, melainkan cerminan dari apa yang ada di Korea. Meski tidak disorot oleh pemerintah, namun penonton yang menonton film ini bisa memahami betapa beratnya beban yang harus ditanggung oleh para petugas pemasyarakatan dan pencak silat yang bertugas melindungi masyarakat. Aktor Kim Woo Bin sendiri mengaku belum mengetahui profesi petugas pemasyarakatan sebelum syuting film ini. Namun berkat film ini, kini masyarakat Korea dan penonton global bisa memahami peran dan tantangan yang dihadapi petugas pemasyarakatan. Bagi penonton Indonesia yang masih awam dengan sistem pengawasan elektronik, film ini juga memberikan pemahaman bagaimana sistem pengawasan elektronik diterapkan di Korea.

Drama Korea yang mengangkat topik hukum Korea dengan cara yang menegangkan dan banyak digandrungi oleh penonton di seluruh dunia; Peradilan Remaja (2022) dkk Buku Pedoman Penjara (2017). Kemudian Petugas Sabuk Hitammaka kejadian-kejadian dramatis jarang diketahui masyarakat umum, seperti kehidupan di pengadilan remaja dan penjara. Minat masyarakat terhadap sistem peradilan anak dan penjara meningkat setelah menonton drama tersebut.

Selain itu, tidak jarang film dan drama Korea yang mencerminkan kehidupan nyata di Korea dapat memberikan dampak yang besar bagi masyarakat. Misalnya drama Pengacara Luar Biasa Woo meningkatkan kesadaran tentang spektrum autisme tidak hanya di Korea tetapi juga di luar negeri.

Keberagaman tema dan kebebasan berkreasi tanpa batas menjadi keunggulan lain industri drama dan film Korea. Oleh karena itu, industri film Korea dapat memanifestasikan dirinya di mana pun di masyarakatnya melalui film. Hal inilah yang menyebabkan film dan drama Korea diterima dengan baik oleh masyarakat dan seringkali memberikan dampak positif bagi perkembangan sosial di Korea.

Populer Hallyu bahwa dunia berperan besar dalam menciptakan lingkungan bebas bagi film dan drama Korea. Adegan-adegan yang dihadirkan secara detail dan realistis pun membawa perkenalan film dan drama Korea di kancah internasional. Meskipun itu berfungsi seperti Petugas Sabuk Hitam, Hakim Remaja, Dan Buku Pedoman Penjara tidak termasuk dalam kategori sastra, melainkan fiksi yang dibuat untuk hiburan dan tidak akan diterima dengan baik oleh masyarakat jika hanya memuat cerita-cerita membosankan dan propaganda politik pemerintah. Film-film ini juga akan dianggap gagal karena gagal memperluas pengetahuan masyarakat tentang sistem hukum yang kompleks. Seperti Kim Woo Bin yang mengetahui profesi masyarakat melalui filmnya Petugas Sabuk HitamPenonton di seluruh dunia diperkenalkan dengan kehidupan nyata masyarakat Korea melalui jendela berupa film dan drama Korea. Pada akhirnya, film-film dan sipil ini berperan penting dalam mendongkrak citra Korea di mata dunia. Contoh ini benar bagi saya kekuatan lunak (kekuatan budaya) dan dampaknya luas dan mendalam.

—-

Kim Yong Woon dari tahun 2020. Direktur Pusat Kebudayaan Korea Indonesia (KCCI) (KCCI) Dalam perannya sebagai Direktur KCCI, beliau bertujuan untuk memperkenalkan budaya Korea ke masyarakat Indonesia yang semakin beragam. Ia juga secara aktif mempromosikan kerja sama budaya antara Korea dan Indonesia.

Kim dapat dihubungi di [email protected]

(Hsy/hsy)

Lihat di bawah:

Video: Parle Resto & Cafe, Tingkatkan Pengalaman Kuliner Indonesia!



Artikel selanjutnya

YouTuber Korea Selatan Dilecehkan ASN “Om Albert”, Sandiaga buka suara


Terimakasih

Leave a Comment