Harian, – Seorang desainer grafis asal Inggris menjadi viral di media sosial setelah mengganti tagar “#Desperate” di foto profil LinkedIn-nya dengan “Open for work”. Tagar yang berawal dari keputusasaan pribadi ini menjadi awal mula mengikuti para pencari kerja.
Disimpulkan dari keberuntunganCourtney Myers Summers (28) adalah seorang desainer grafis dari Universitas Plymouth yang pertama kali memposting bingkai foto #Desperate berwarna ungu cerah di LinkedIn. Ide Myers gagal setelah diberhentikan lagi dalam enam tahun, dan dia tidak pernah bosan dengan pekerjaan itu, meskipun dia telah melamar sekitar 10 pekerjaan dalam 30 bulan.
Sebagai informasi, pengguna LinkedIn dapat membubuhkan label “Open to Work” atau bingkai foto yang disediakan LinkedIn jika sedang mencari pekerjaan dan “Hiring” jika memiliki lowongan pekerjaan.
“LinkedIn adalah platform yang dibuat untuk berjejaring dan terhubung dengan orang lain. Itu akan membantu kami dalam beberapa hal,” kata Myers, dikutip Jumat (4/10/2024).
Label “putus asa” Myers juga menarik perhatian pengguna LinkedIn. Sementara itu, postingan Myers yang membagikan tagar #Desperate telah disukai lebih dari 338.000 pengguna dan mendapat lebih dari 7.000 komentar.
Tak hanya mengundang beragam respons dukungan dan kritik, tagar #Desperate Myers juga dimanfaatkan para pencari kerja lain yang bernasib sama, salah satunya Hanna McFadyen (22).
McFadyen adalah seorang ilustrator dan desainer asal Skotlandia yang memasang tagar #Desperate di LinkedIn karena ia lelah melamar 20 lowongan kerja setiap hari setelah ia meninggalkan pekerjaan jarak jauhnya pada April 2014.
Diakuinya, sebagian besar lamarannya tidak pernah dijawab oleh perekrut. Meski mendapat tanggapan, McFadyen hanya dipuji atas pekerjaannya dan tidak pernah ditawari pekerjaan. Faktanya, McFadyen berulang kali diberitahu oleh perekrut bahwa dia kalah bersaing dengan kandidat lain yang lebih berpengalaman.
“Kami masih cukup percaya diri untuk mengatakan kepada perekrut bahwa, 'Dengar, kami tahu kami putus asa.' Tapi kami tidak terdesak karena label itu,'' kata McFadyen
Selain McFadyen, Elena Carballo (29) dari Barcelona, Spanyol juga memposting judul #Desperate di LinkedIn setelah kehilangan pekerjaannya dari media pada tahun 2023. Desainer UX yang menjadi tulang punggung keluarga ini mengaku frustasi saat mengalami kondisi karir.
“Saat saya melihat postingan Myers, saya merasa dia membaca pikiran saya,” kata Carballo.
“LinkedIn diciptakan untuk orang-orang yang mencari pekerjaan. Namun, tidak masuk akal jika tidak menjangkau perekrut dengan tagar #OpenToWork.”
Menanggapi fenomena #Desperate, para pakar ketenagakerjaan mengatakan label ini berpotensi menjadi tanda bahaya bagi pekerja. Sebab calon pemberi kerja bisa memanfaatkan momen “ketakutan” ini untuk menawarkan upah yang lebih rendah.
Selain itu, para pencari kerja yang putus asa juga dikatakan harus melakukan banyak hal untuk mendapatkan uang, bukan bekerja di tempat yang benar-benar cocok.
Namun, Myers tidak setuju dengan gagasan ini dan mengatakan bahwa tagar #Desperate hanyalah cara untuk memberi tahu perusahaan tentang kesediaan seseorang untuk menerima pekerjaan baru, pekerjaan tidak berbayar, atau pekerjaan lainnya.
“Jika saya duduk di sana dan berpura-pura semuanya baik-baik saja, bagaimana orang bisa tahu bahwa saya memerlukan pekerjaan atau terapi? Orang tidak bisa menjadi paranormal,” jelas Myers.
“Kenapa kamu malu padaku?” lanjutan
(rns/rns)
Terimakasih