Harian, – Belakangan ini susu ikan menjadi salah satu makanan andalan masyarakat Indonesia. Isu ini mencuat setelah susu ikan disebut-sebut menjadi alternatif pengganti susu sapi dalam program Makan Gratis Gizi (MBG) presiden dan wakil presiden terpilih RI, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Fakta terkait susu ikan ini didorong oleh masyarakat Indonesia.
1. Awal Wacana Pemanfaatan Ikan Bandeng
Pekan lalu, Direktur Utama Food ID Food Holding, Sis Apik Wijayanto mengatakan, pihaknya sedang mengkaji cara lain untuk memproduksi produk susu sapi melalui program MBG di pemerintahan Prabowo-Gibran. Sebagai informasi, ID FOOD merupakan badan usaha milik negara (BUMN) di bidang pangan yang akan terlibat dalam program susu gratis.
Kak Apik mengatakan, kajian ini didasarkan pada pengadaan susu dari peternakan sapi perah terpadu alias pertanian besar yang memakan waktu dua hingga tiga tahun. Untuk memperoleh susu sapi, akan ditingkatkan pemanfaatannya dari peternak lokal di seluruh Indonesia.
“Kalau tidak bisa, ada produk yang bisa dijadikan pengganti susu sapi. Misalnya ada ikan juga,” ujar Kak Apik dikutip dari detikfinance, Selasa (10/9/2024).
Usulan ini sudah diajukan oleh beberapa tokoh masyarakat, namun bau susu ikan masih perlu perbaikan,” lanjutnya.
Terkait penyediaan susu dalam program MBG, Kementerian Pertanian memastikan akan terbuka bagi swasta untuk mengimpor sapi perah. Rencananya jumlah sapi perah yang diimpor mencapai satu juta per ekor. Impor sapi perah akan selesai dalam lima tahun alias 2029.
“Jumlahnya 1 juta untuk lima tahun ke depan. “Semuanya kita upayakan dari pihak swasta,” kata Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Agung Suganda.
Menurut temuan riset konsumen Data terkini menunjukkan inseminasi buatan pada sapi yang ramai diperbincangkan pada awal tahun 2024, tidak akan mampu memenuhi kebutuhan susu nasional. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), produksi susu segar dalam negeri hanya mampu memenuhi sekitar 22,7 persen dari total kebutuhan, dan sisanya masih harus diimpor.
Meski konsumsi susu di Indonesia terus meningkat dari tahun 2018 hingga 2023, namun produksi susu dalam negeri justru mengalami penurunan yang cukup signifikan. Rata-rata konsumsi per kapita susu cair pabrik meningkat dari 2.044 ml pada tahun 2018 menjadi 2.056 ml pada tahun 2023, sedangkan produksi susu sapi justru turun dari 951.003 ton pada tahun 2018 menjadi 837.223 ton pada tahun 2023.
2. Apa itu Susu Ikan?
Pada Agustus 2023, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) meluncurkan susu ikan pertama di Indonesia untuk mempromosikan produk hilir perikanan. Susu tersebut berasal dari kemitraan Koperasi Nelayan Mina Bahari (Indramayu, Jawa Barat) dan PT Da Teknologi Indonesia.
Secara khusus, susu ini terbuat dari ikan yang telah menggunakan teknik modern untuk menghasilkan Hidrolisat Protein Ikan (HPI). HPI digunakan sebagai bahan baku susu ikan.
“Susu ikan merupakan minuman sehat yang cocok dikonsumsi oleh segala usia,” kata Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono.
3. Kandungan dan Manfaat Susu Ikan
Berdasarkan situs resmi KKP, susu tersebut mengandung ikan Asam Eicosapentaenoic (EPA), docosahexaenoic acid (DHA), dan omega-3 yang tinggi, bebas alergen, dan mudah dicerna tubuh, yang memiliki kadar protein 96 persen.
Proses pembuatan susu ikan memerlukan waktu yang relatif singkat, tergantung jenis teknologi ikan yang digunakan dan prosesnya. Jenis ikan yang sering dijadikan ikan susu, ikan pelagis yang kaya akan protein dan omega-3, seperti salmon dan tuna. Proses hidrolisis protein melibatkan penguraian protein menjadi bentuk yang lebih mudah diserap oleh tubuh.
Menurut penulis jurnal Substitution of Skimmed Milk with Hydrolyzed Fish Protein and Nixtamal in Milk Substitute Bald Dairy, Diaz Cartaneda, ikan memiliki banyak keunggulan dibandingkan susu sapi. Selain kandungan proteinnya yang tinggi, susu ikan juga bebas alergen, mudah dicerna tubuh, dan memiliki tingkat penyerapan protein lebih lanjut hingga 96 persen dibandingkan susu sapi.
Selain itu, Cartaneda juga menyebutkan bahwa susu ikan kaya akan asam lemak omega-3, EPA dan DHA yang penting untuk perkembangan otak dan kesehatan jantung.
4. Badan Gizi Nasional Bantah Wacana Susu Ikan
Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana menegaskan, pihaknya belum mengetahui adanya rencana susu ikan sebagai alternatif program MBG. Dadan mengatakan, saat ini Badan Gizi Nasional belum mengarahkan susu ikan ke salah satu menu MBG.
“Semua hal yang baik pasti akan kita tampung, tapi kita lihat saja. (Saat ini) kita belum ke arah sana,” kata Dadan dikutip dari Antara. detikfinance.
Dadan, demi memenuhi kebutuhan program susu anak, mengaku mengimpor sapi ke Indonesia. Hal ini agar Indonesia bisa puas dengan susu dalam jangka waktu yang lama.
“Dalam jangka panjang, kami akan mengimpor sapi agar Indonesia dapat memiliki cukup susu untuk kebutuhannya sendiri. [Jumlahnya] Kementerian Pertanian (Kementan) minta langkahnya,” kata Dadan.
(rns/rns)
Terimakasih