Jakarta, Harian – Menteri Koordinator Pangan Zulkifli Hassan (Zulhas) mengaku sempat mendapat geram masyarakat atas pemberitaan rencana impor beras sebanyak 1 juta ton. Masyarakat, kata dia, tidak senang dengan kaitan dengan jabatannya saat ini sebagai Menteri Koordinator Pangan.
Sebelumnya tersiar kabar pemerintah berencana menambah impor beras sebanyak 1 juta ton. Sebelumnya, Zulkhas membantahnya.
Ia juga menegaskan, tidak ada target impor baru, selain kuota impor beras sebesar 3,6 juta ton pada tahun 2024. Jumlah tersebut belum termasuk sisa kuota impor tahun 2023 sebesar 500.000 ton yang baru direalisasikan Perum Bulog pada awal tahun 2024.
Menurut dia, pemerintah saat ini sedang menyelesaikan penerapan kuota impor sebanyak 3,6 juta ton pada akhir tahun 2024.
“Tidak ada (tambahan impor). Jadi ini bukan impor beras baru. Teman, sampai jumpa lagi. dikutuk dengan masyarakat “Menko Pangan Impor Beras”, jangan seperti itu gan. Tahun lalu diputuskan 3,6 juta ton, implementasinya belum selesai, kata Zulhas saat meninjau gudang beras Bulog di Santer Timur, Jakarta Utara, Senin (11 April 2024).
Bagaimana dengan impor beras pada tahun 2024?
Dia menjelaskan, dari kuota impor beras tahun 2024 sebanyak 3,6 juta ton, saat ini masih ada sisa 1 juta ton lagi yang belum diimpor.
Dari jumlah tersebut, jelas Zulhas, sebanyak 150 ribu ton telah terkontrak dan akan tiba di Indonesia dalam waktu dekat. Sementara sisanya sebanyak 850 ribu ton sedang dikejar Perum Bulog agar bisa terealisasi penuh pada 2024.
“(Hutang 1 juta ton) dari kuota 3,6 juta ton masih tersisa 1 juta ton lagi, yang datang 150 ribu ton, tinggal 850 ribu ton saja. Kemarin biar cepat kita lakukan G-k -G ( G2G), tapi G2G tidak bisa bekerja sama dengan India. Pada akhirnya, India tetap menginginkan business-to-business (B2B) seperti biasa,” jelasnya.
Zulhas mengaku belum membahas atau menentukan kuota impor beras maupun target pengadaan dalam negeri tahun 2025. Meski demikian, ia memastikan impor beras pada tahun 2025 bisa ditekan serendah mungkin dan mengutamakan penyerapan cadangan beras pemerintah (CBP) yang berasal dari produksi petani lokal.
Yang penting pertama-tama kita terus mempersiapkan lebih intensif untuk tahun depan agar berjalan baik. Impor sekecil mungkin, produksi bisa meningkat, kita rencanakan dengan baik, ujarnya.
“(Rencana impor 2025?) Tahun ini kita bicarakan dulu, ini bukan impor baru. Tapi yang diputuskan tahun lalu, implementasinya belum selesai. Bagus,” kata Zulhas.
Seperti diketahui, pemerintah memutuskan menambah kuota impor beras ke Bulog pada tahun ini sebesar 1,6 juta ton. Tambahan tugas ini diberikan setelah pemerintah mengeluarkan tugas impor beras sebanyak 2 juta ton ke Bulog pada akhir tahun 2023. Dengan demikian, total target impor beras pada tahun 2024 sebesar 3,6 juta ton. Jika ditambah sisa target 2023 sebesar 500.000 ton, maka total target impor beras Bulog pada 2024 adalah 4,1 juta ton.
RI mengimpor beras senilai Rp 31,4 triliun
Pada Rapat Koordinasi Daerah Pengendalian Inflasi Tahun 2024 yang digelar dan disiarkan di kanal YouTube Kementerian Dalam Negeri, Senin (11 April 2024), Deputi I Bidang Penyediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) I Gusti Ketut Astava menunjukkan: Penjualan beras impor pada tahun 2024 mencapai 1,84 juta ton. Dia mengatakan, data tersebut diambil dari laporan manajemen Bulog yang diperbarui 1 November 2024.
Sementara itu, Plt Kepala Badan Pusat Statistik (CSA) Amalia Adininggar Vidyasanti dalam pertemuan yang sama mengatakan impor beras sudah mulai menurun.
“Impor beras mengalami penurunan. Pada bulan September, volume impor mencapai 173,29 ribu ton,” kata Amalia.
BPS mencatat impor beras pada Januari-September 2024 mencapai 3,23 juta ton atau senilai US$2,01 miliar atau setara Rp31,4 triliun (nilai tukar 15.635 rupiah per dolar AS berdasarkan kurs penutupan pada hari Jumat, 25 Oktober 2024).
Negara asal impor utama adalah Thailand dengan porsi 1,14 juta ton senilai US$739,45 juta. Disusul Vietnam dengan porsi 0,99 juta ton senilai US$610,23 juta. Kemudian Pakistan dengan porsi 0,46 juta ton senilai US$290,70 juta.
Sebagai referensi, data impor beras yang dilaporkan BPS dan Bulog (Bapanas) berbeda karena data BPS mencakup semua jenis beras, sedangkan data Bulog (Bapanas) hanya memuat data impor beras untuk CBP, tidak termasuk beras spesial dan beras jenis lainnya.
Foto: Pemaparan Bapanas I Deputi Bidang Penyediaan dan Stabilisasi Pangan Gusti Ketut Astawa pada Rapat Koordinasi Daerah Pengendalian Inflasi Tahun 2024, Senin (11 April 2024). (Tangkapan Layar Kementerian Dalam Negeri di Youtube)
Paparan Bapanas I Deputi Bidang Penyediaan dan Stabilisasi Pangan Gusti Ketut Astawa pada Rapat Koordinasi Daerah Pengendalian Inflasi Tahun 2024, Senin (11 April 2024). (Tangkapan Layar Kementerian Dalam Negeri di Youtube)
|
(Oh)
Artikel berikutnya
Wow! Pemerintahan Jokowi Akui Sulit Hentikan Impor Beras, Ini Alasannya