Jakarta, Harian – Kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran mulai melakukan terobosan. Ada dua penemuan yang bisa membuat orang tersenyum. Apa pun?
Pertama, membuat harga rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) menjadi murah. Cara yang dilakukan adalah dengan mengesampingkan atau membebaskan Biaya Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) serta Biaya Persetujuan Bangunan (PBG). Dalam aturan baru tersebut, pemerintah juga akan mempercepat perizinan PBG dari 28 hari menjadi 10 hari.
SKB yang ditandatangani 3 kementerian yakni Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pekerjaan Umum, dan Kementerian Perumahan Rakyat dan Pelayanan Masyarakat ini meringankan biaya pembangunan rumah. Perhitungannya, jika BPHTB rumah tipe 36 dihapus, harganya bisa turun sekitar Rp 6,25 juta per unit. Saat itu dialokasikan untuk PBG sebesar Rp 4,32 juta. Dengan demikian, masyarakat bisa berhemat sekitar Rp10,57 juta.
Kriteria MBR untuk mencapai penghapusan BPHTB dan PBG adalah pendapatan MBR maksimal tergantung wilayah, untuk wilayah Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Pulau Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Maluku, Maluku Utara, Bali, NTT dan NTB daerah, Penghasilan Maksimal Bagi Yang Belum Menikah Rp 7.000.000 bulan, penghasilan maksimal kategori menikah Rp 8.000.000 per bulan, penghasilan maksimal kategori Tapera Rp 8.000.000 per bulan.
Sedangkan untuk MBR di wilayah Papua, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Selatan, Papua Dataran Tinggi, dan Papua Barat Daya, penghasilan maksimal kategori “belum menikah” adalah Rp 7.500.000,- per bulan, untuk kategori “menikah” penghasilan maksimal Rp 7.500.000,- per bulan. 10.000.000 per bulan. dan penghasilan maksimal kategori anggota Tapera adalah Rp 10.000.000 per bulan.
SKB tersebut akan disusul dengan pembuatan Peraturan Kepala Daerah (Perkada) yang dijadwalkan selesai pada Desember 2024.
Selain menurunkan harga rumah, pemerintah juga memutuskan untuk menurunkan harga tiket pesawat domestik pada periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025. Kebijakan penurunan tarif perjalanan udara merupakan perintah langsung Presiden Prabowo Subianto untuk membantu masyarakat mengurangi tekanan terhadap harga tiket di seluruh bandara di Indonesia.
![]() Presiden RI Prabowo Subianto menegaskan, Indonesia memiliki hampir seluruh unsur sumber daya alam yang diakui dunia yang akan membantu Indonesia menjadi negara maju.
|
“Kemarin Presiden Prabowo menggelar ratas (rapat terbatas) dengan Menteri Perhubungan dan sejumlah menteri di Istana Merdeka untuk membahas penurunan tarif tiket pesawat selama periode Natal. Oleh karena itu, pemerintah sepakat untuk menurunkan harga tiket penerbangan domestik sebesar 10 persen selama Natal di seluruh bandara di Indonesia,” kata Juru Bicara Kementerian Perhubungan Elba Damhuri dalam keterangannya yang dikutip, Kamis (28/11/2024).
Elba menjelaskan, untuk mencapai penurunan harga tiket (tanpa pengurangan PPN), diperlukan peran PT Angkasa Pura Indonesia, PT Pertamina dan maskapai Airnav dalam mengurangi biaya bahan bakar tambahan, PJP2U dan avtur di beberapa bandara sehingga terjadi pengurangan secara keseluruhan. dalam tarif dapat dicapai melalui tujuan penurunan harga tiket setidaknya 10%. Penyesuaian tarif ini berlaku selama 16 hari selama periode Natal 2024/2025, yakni mulai 19 Desember 2024 hingga 3 Januari 2025 bagi tiket yang belum terjual.
“Penumpang yang membeli penerbangan pada periode ini mungkin berhak mendapatkan manfaat sesuai dengan kebijakan masing-masing maskapai, jika masih tersedia,” ujarnya.
Elba berharap keputusan pemotongan harga tiket pesawat menjadi kabar baik bagi masyarakat Indonesia yang akan bepergian menggunakan pesawat selama periode Natal. Ia pun meyakini keputusan tersebut mampu memberikan dorongan terhadap perekonomian dalam negeri dan pariwisata pada kuartal terakhir tahun 2024.
Selain itu, Elba menyampaikan bahwa PT Pertamina Persero Group akan memberikan dukungan dalam penurunan harga avtur pada periode Natal 2024/2025 di sembilan belas (19) bandara (khususnya Denpasar, Surabaya, Medan, Silangit, Lombok, Labuan Bajo, Manado, Kulone Yogyakarta. ). Bandara Progo, Pontianak, Ambon, Makassar, Balikpapan, Kupang, Sorong, Timika, Jayapura, Maumere, Nabire, Biak). PT Pertamina Persero Group akan mendukung Natar dengan menurunkan harga jual avtur antara 7,5% hingga 10%.
“Harga avtur setelah penurunan harga akan mendekati harga jual avtur di Bandara Soekarno-Hatta (CGK). Jika terjadi kenaikan harga jual avtur pada Desember 2024, hal tersebut tidak berdampak pada maskapai. melayani masyarakat,” ujarnya.
Kemudian terkait penurunan tarif pelayanan bandara, PT Angkasa Pura Indonesia dan seluruh UPBU (Unit Pelayanan Bandar Udara) di bawah Kementerian Perhubungan akan memberikan dukungan penurunan tarif PJP2U menjadi 50% dan tarif PJP4U menjadi 50%. Namun PT Angkasa Pura Indonesia masih memerlukan konfirmasi dari Kementerian BUMN untuk bisa memasukkan CGK dan DPS. Maskapai setuju untuk memberikan diskon biaya tambahan bahan bakar jet sebesar 8% (hingga 2%) dan diskon baling-baling sebesar 5% (hingga 20%). Sementara itu, AirNav akan memberikan layanan lebih awal dan diperluas selama periode Natal untuk memberikan jam operasional yang lebih panjang guna memenuhi kebutuhan maskapai.
Berdasarkan analisa dan perhitungan, apabila terdapat diskon pada avtur surcharge sebesar 8% (sampai dengan 2%) dan diskon pada propeller sebesar 5% (sampai dengan 20%), maka diskon PJP2U sebesar 50%, dan PJP4U diskonnya 50%. 50%, juga memperhitungkan rute dan volume penerbangan. Jadi, secara rata-rata tertimbang, harga tiket pesawat akan turun sekitar 10%.
Perlu dicatat bahwa analisis dan perhitungan penurunan harga tiket tidak termasuk manfaat PPN, karena ini merupakan hak prerogratif Kementerian Keuangan, pungkas Elba.
(siapa/siapa)
Artikel selanjutnya
Prabowo memanggil Chuck Imin ke Kertanegara. Dia akan menjadi menteri seperti apa?