The Fed & BI Diramal Tak Bakal Agresif Turunkan Suku Bunga



mohammad-fauzi-maulana-ichsan-cnbc-indonesiamuhammad-sabki-5_169 The Fed & BI Diramal Tak Bakal Agresif Turunkan Suku Bunga




Jakarta, Harian – Ekonom senior yang juga mantan Direktur Eksekutif LPS 2015-2020, Fauzi Ichsan, memperkirakan bank sentral AS yakni Federal Reserve atau The Fed tidak akan agresif memangkas suku bunga acuannya pada bulan ini. Langkah ini juga akan diikuti oleh Bank Indonesia (BI).

Hal itu dikatakannya karena ada sejumlah faktor yang mendorong dewan pengurus kedua bank sentral tersebut melakukan penurunan suku bunga secara bertahap, meski indikator penurunan suku bunga acuan terbuka lebar, seperti inflasi di AS dan Indonesia. angka ini sangat rendah yaitu sekitar 2%.

“Secara umum, pasar dan analis memperkirakan suku bunga global akan turun dalam 18 bulan ke depan. Pertanyaannya kapan akan dimulai dan seberapa cepat,” kata Fauzi Ichsan dalam program Power Lunch Harian, dikutip Rabu (18 September). /2024).

Fauzi menjelaskan, bagi The Fed, suku bunga acuan yang saat ini berada pada kisaran 5,25%-5,5% memang jauh di atas inflasi terkini sebesar 2,5%, sehingga seharusnya suku bunga riil sudah berada di angka 3,5%. Dengan demikian, ada ruang bagi suku bunga untuk turun ke level tersebut sekitar 100 basis poin (bps) di masa depan.

Namun, ditegaskannya, ada sejumlah faktor yang memungkinkan The Fed menurunkan suku bunga dasar secara tajam di level tersebut, bahkan sebesar 50 bp. baru bulan ini, tegasnya, hal itu tidak mungkin. Salah satu alasannya adalah The Fed tidak ingin memberikan kesan bahwa perekonomian AS sedang dalam masalah.

“Memang banyak orang yang menginginkan suku bunga The Fed Fund turun 50 basis poin dari 5,5% menjadi 5%. Namun sekali lagi, Bank Sentral AS punya waktu. Karena jika misalnya dia memangkasnya terlalu agresif, misalnya dia memangkasnya sebesar 50 basis poin dari 5,5% menjadi “5%, itu akan mengirimkan sinyal bahwa perekonomian Amerika tidak berjalan dengan baik.”

Di sisi lain, The Fed juga memperhitungkan faktor pemilu presiden AS. Faktor pemilihan presiden menjadi salah satu faktor penghambat terbesar, karena salah satu calon presiden yakni Donald Trump secara terang-terangan menyatakan bahwa Dewan Gubernur The Fed tidak akan menurunkan suku bunga acuan. Jika pemotongan dilakukan secara agresif, The Fed akan dipandang sebagai pemain pasar keuangan yang berselisih dengan Donald Trump.

“Misalnya, jika Federal Reserve menurunkan target suku bunga dana federal sebesar 50 basis poin, hal ini akan menimbulkan kesan bahwa bank sentral AS dapat dianggap anti-Trump. Jadi kalau dikurangi, kurangi pelan-pelan. Menurut saya, 25 Pada akhirnya, ada dua pertemuan lagi sebelum akhir tahun,” kata Fauzi Ichsan.

Melihat permasalahan tersebut, Dewan Gubernur BI pun menegaskan tidak akan mendesak The Fed untuk secara agresif memangkas suku bunga acuan, padahal seharusnya suku bunga acuan riil berada di angka 4,15%, dengan mempertimbangkan inflasi terkini. sebesar 2,1% dan suku bunga. Suku bunga dasar saat ini sebesar 6,25%.

Sebab, kata dia, Dewan Gubernur BI mempunyai argumentasi yang kuat untuk mendukung dipertahankannya suku bunga acuan untuk melihat terlebih dahulu perkembangan keputusan The Fed yang menetapkan penurunan suku bunga acuan, termasuk nilai tukar rupee yang menguat dan perekonomian. pertumbuhan tetap berada pada angka 5%, yang merupakan tertinggi kedua di antara negara-negara G20 setelah India.

Selain itu, rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia atau rapat RDG BI juga diadakan setiap bulan agar dapat lebih fleksibel menyikapi kebijakan suku bunga baru The Fed yang akan dilakukan besok setelah BI mengumumkan hasil RDG hari ini. menentukan BI rate bulan ini.

“Misalnya, jika Federal Reserve memangkas suku bunga acuannya, target suku bunganya, BI mungkin akan menurunkan suku bunga acuannya bulan depan. Jadi kamu tidak perlu melakukan ini, tidak. Karena situasi perekonomian, faktor pasar keuangan lainnya sudah positif,” ujarnya kepada Fauzi Ichsan.

(R/Y)

Tonton videonya di bawah ini:

FDF Ditahan, Ketegangan Geopolitik Meluas: Ini Peringatan Menteri Keuangan Shri



Artikel berikutnya

BI mengungkap tiga skenario penurunan suku bunga The Fed


Leave a Comment