Jakarta, Harian – Pemungutan suara Arab terpecah menyusul serangan Israel ke wilayah Palestina, yakni dari Jalur Gaza hingga Tepi Barat dan beberapa wilayah Lebanon. Perpecahan terjadi akibat normalisasi hubungan beberapa negara dengan Israel.
Diketahui bahwa dalam beberapa tahun terakhir, sebagian besar negara Arab menyangkal adanya hubungan resmi atau rahasia dengan Israel. Namun ternyata beberapa negara tersebut tidak bisa menyembunyikan hubungannya dengan Tel Aviv.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sendiri secara terang-terangan menyatakan bahwa negaranya menjalin hubungan tidak resmi dengan berbagai negara Arab.
Laporan Kebijakan luar negeri pada April 2024, dikutip Selasa (10/1/2024), menyebutkan negara-negara Arab mendukung Israel karena demi kepentingan mereka sendiri. Hal ini diketahui berkat koordinasi keamanan regional di bawah naungan Komando Pusat AS (CENTCOM), serta peristiwa yang terjadi beberapa waktu lalu dengan serangan balasan Iran dengan meluncurkan ratusan drone dan rudal ke Israel.
“Operasi militer terkoordinasi yang melindungi Israel dari banyaknya korban dan kehancuran menggarisbawahi kekuatan perjanjian perdamaian Yordania-Israel dan Mesir-Israel serta perjanjian normalisasi tahun 2020,” kata laporan itu, seraya mencatat bahwa kerja sama keamanan telah meningkat setelah Israel masuk ke dalam liputan CENTCOM. daerah. Tanggung jawab pada bulan September 2021.
Publikasi Inggris The Economist mencatat bahwa dalam serangan Iran terhadap Israel, “Negara-negara Teluk, termasuk Arab Saudi, juga dapat memainkan peran tidak langsung dengan menjadi tuan rumah bagi sistem pertahanan udara Barat, pesawat pengintai, dan pengisian bahan bakar.” “
Secara online, beberapa komentator dengan cepat memperhatikan partisipasi Arab. Mereka mengatakan hal ini membuktikan bahwa Arab dan Israel dapat bekerja sama dan bahwa Israel tidak sendirian di Timur Tengah.
“Serangan Iran juga menarik dukungan internasional baru untuk Israel, termasuk dari negara-negara Arab utama yang kritis terhadap serangan di Gaza dan terus mendukung respons militer Israel terhadap serangan pesawat tak berawak tersebut,” kata Julien Barnes-Dacey, direktur Timur Tengah dan Utara. Afrika kepada Dewan Hubungan Luar Negeri Eropa.
Sebagai informasi terkait penyerangan Israel ke Lebanon, Arab Saudi dalam pernyataannya, Minggu (29/9/2024), mengatakan pihaknya mengikuti perkembangan di Lebanon dengan “keprihatinan besar” dan menyerukan pelestarian kedaulatan dan keamanan regional Lebanon. Namun kematian pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah oleh Israel tidak dibicarakan di negara ini.
Sementara itu, Qatar, Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain tetap bungkam atas pembunuhan Nasrallah. UEA dan Bahrain menormalisasi hubungan dengan Israel pada tahun 2020, dan Bahrain menekan pemberontakan pro-demokrasi yang signifikan oleh komunitas Syiah pada tahun 2011.
(pgr/pgr)
Artikel berikutnya
Alasan negara-negara Arab menolak mengirimkan pasukan untuk membantu Palestina melawan Israel