Jakarta, Harian – Pemerintah tetap optimistis program 3 juta rumah setahun dapat terlaksana meski anggaran perumahan akan turun tajam menjadi Rp 5 triliun pada tahun 2025. Menteri Perumahan dan Cipta Karya (HHH) Maruarar Sirait (Ara) menegaskan, tujuan ambisius tersebut membutuhkan kreativitas, efisiensi, dan kolaborasi lintas sektor.
“Kalau hanya mengandalkan APBN, maka dengan anggaran Rp5 triliun pada tahun 2025, kita bisa membangun maksimal 37 ribu rumah. Sedangkan pada tahun 2024, dengan anggaran Rp14 triliun, akan dibangun 200 ribu rumah,” kata Ara kepada wartawan. di Kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagry) Jakarta, Senin (25/11/2024).
Ara mengatakan, keberhasilan program ini memerlukan terobosan dan kolaborasi berbagai pihak. Ia mengatakan, partisipasi kementerian lain seperti Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dan Kementerian Dalam Negeri akan sangat membantu dalam mewujudkan visi besar Presiden Prabowo Subianto.
“Kalau hanya mengandalkan APBN tentu tidak akan tercapai. Kalau kita tidak bekerja sama, kita tidak akan kreatif, kita tidak punya terobosan apa pun, kita tidak punya bisnis apa pun hari ini, aku. Mari kita luangkan waktu kita, lakukan saja apa yang kita punya. Ya, APBN memang seperti itu. “Tapi tidak ada yang seperti itu. Ini hanya omong kosong belaka,” ujarnya.
Untuk itu, tambahnya, program pembangunan 3 juta rumah ini akan menggunakan tanah sitaan hasil kasus korupsi. Dia mengatakan, pemerintah telah sepakat dengan Kejaksaan Agung untuk menggunakan ribuan hektare lahan sitaan untuk membangun perumahan bagi masyarakat berpendapatan rendah (MBR).
“Tanah pejabat korup akan kami serahkan kepada rakyat,” ujarnya.
Selain itu, menurut Ara, efisiensi anggaran juga akan diwujudkan, antara lain melalui sentralisasi belanja dana untuk kebutuhan pembangunan. Pemerintah juga menggandeng perusahaan-perusahaan besar untuk menyumbangkan dana tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) guna mendukung program perumahan rakyat.
Ara menegaskan, semangat optimisme tersebut lahir dari kepemimpinan Presiden Prabowo yang percaya pada pertumbuhan dan kemajuan bangsa.
“Pak Prabowo orangnya optimis. Pertumbuhannya 8%, optimistis kan? Kita sebagai pembantunya juga harus berusaha optimis. Bekerja sama dan berdoa. Kita punya presiden yang optimis,” kata Ara.
Foto: Menteri Perumahan dan Pemukiman Kembali (HRR) Maruar Sirait, Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dodi Hanggodo dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menandatangani SCB di kantor Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, Senin (25)/ 11/2024). (Harian/Martya Sari)
Menteri Perumahan dan Cipta Karya (HHH) Maruar Sirait, Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dodi Hanggodo, dan Menteri Dalam Negeri (Mendagry) Tito Karnavian menandatangani CCS di kantor Kementerian Dalam Negeri di Jakarta, Senin (25/11). /2024). (Harian/Martya Sari)
|
Lebih lanjut, ia mengatakan program pembangunan 3 juta rumah per tahun ini bukan sekedar janji atau visi misi kementerian yang dipimpinnya, melainkan visi lebih besar dari Presiden Prabowo yang memerlukan kerja sama tim yang nyata. Pemerintah yakin melalui kombinasi anggaran yang ada, efisiensi, dan terobosan kreatif dapat memberikan akses terhadap perumahan yang layak bagi masyarakat Indonesia.
“Karena ini bukan visi misi Menteri Perumahan Rakyat, tapi visi misi Presiden,” tutupnya.
(Oh)
Artikel berikutnya
Ada program bangun 3 juta rumah, Maruarar mempertanyakan anggaran kementerian