Siklon Tropis Makin Sering Muncul Dekat RI, BMKG Ungkap Penyebabnya





Jakarta, Harian – Siklon tropis baru-baru ini terjadi dan menyebabkan kondisi cuaca buruk di Indonesia. Hujan lebat dan angin kencang antara lain turut berkontribusi terhadap berkurangnya curah hujan.

Terbaru, menurut hasil pemantauan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), siklon tropis Yinxing teramati di Laut Filipina, lokasi tepatnya sekitar 12,0 LU – 132,9 BT atau sekitar 1270 km sebelah timur laut. laut Tahuna. Dengan kecepatan angin maksimum 40 knot (75 km/jam). Dan tekanan udara minimal 1000 hPa, bergerak ke arah barat-barat laut. BMKG memperkirakan kecepatan angin maksimum Siklon Tropis Yinxing akan meningkat menjadi Kategori 2 dalam 24 jam ke depan.

Deputi Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan, terjadinya siklon tropis sebenarnya merupakan hal yang wajar. Saat ini, kata dia, sudah muncul siklon tropis di wilayah utara. Kemudian diperkirakan pada bulan November hingga April tahun ini akan bergeser dan muncul di wilayah Selatan.

“Kalau melihat energi Siklon Tropis di Utara berasal dari energi suhu permukaan laut yang mengalami kenaikan suhu plus 5-6,5 derajat, berasal dari Laut Pasifik. Dimana tumbuhnya di Laut Pasifik, kemudian melewati Filipina dan biasanya berakhir di Asia,” ujarnya saat konferensi pers BMKG Climate Outlook 2025, Senin (11 April 2024).

“Beda lagi kalau siklon tropis lahir di selatan. Nah, rata-rata energi yang diterima dari selatan cenderung bergantung pada suhu permukaan laut. Coba kita lihat apakah siklon tropis ini sudah berubah dibandingkan kebiasaan tahun-tahun sebelumnya? Jika kita melihat sudah beberapa kali terjadi siklon pada tahun-tahun sebelumnya. “Tropis di selatan tumbuh di wilayah Indonesia. Jadi barangkali apa yang tumbuh di sekitar wilayah Indonesia bisa dikatakan dipengaruhi oleh perubahan iklim atau perubahan suhu permukaan laut yang melebihi 5-6,5 derajat.” jelas Guswanto.




kepala-bmkg-dwikorita-karnawati-kanan-deputi-bidang-meteorologi-bmkg-guswanto-bmkg Siklon Tropis Makin Sering Muncul Dekat RI, BMKG Ungkap PenyebabnyaDalam foto: Kepala BMKG Dvikorita Karnavati, kanan: Deputi Meteorologi BMKG Guswanto. (BMKG)
Kepala BMKG Dwikorita Karnavati (kanan): Deputi Meteorologi BMKG Guswanto. (BMKG)

Anomalinya, badai tropis semakin sering terjadi

Sementara itu, Kepala BMKG Dwikorita Karnavati mengatakan terjadinya siklon tropis cenderung lebih sering terjadi.

“Memang berdasarkan bukti dan temuan ilmiah yang ada, terdapat kecenderungan peningkatan kondisi ekstrem, termasuk terjadinya badai tropis yang relatif lebih sering terjadi. Intensitasnya bisa semakin kuat,” ujarnya.

Padahal, secara teori, Badai Seroja tidak boleh tumbuh di zona tropis Indonesia, yakni zona antara 10 derajat Lintang Utara dan 10 derajat Lintang Selatan. Karena badai tropis harus menembus zona tropis, maka masuk ke Indonesia dari luar zona tropis.” terhalang oleh rotasi bumi sehingga tidak bisa menembus wilayah Indonesia,” jelas Dwikorita.

Hanya saja, tambahnya, telah terjadi anomali.

“Anomali terjadinya badai tropis di zona tropis adalah adanya anomali suhu permukaan laut dan tekanan atmosfer, hal-hal tersebut saat ini masih dalam kajian. Kami melihat adanya kecenderungan dampak perubahan iklim meningkatkan frekuensi, intensitas dan durasi kejadian ekstrem, termasuk badai tropis,” kata Dwikorita.

Apa itu siklon tropis?

Menurut situs resmi Pusat Meteorologi Kelautan BMKG, siklon tropis merupakan badai yang berkekuatan sangat besar. Radius rata-rata siklon tropis mencapai 150–200 km.

Siklon tropis dikatakan terbentuk di lautan luas yang suhu permukaannya biasanya melebihi 26,5°C. Angin kencang yang berputar di dekat pusat memiliki kecepatan lebih dari 63 km/jam.

Secara teknis, siklon tropis didefinisikan sebagai sistem tekanan rendah non-frontal berskala sinoptik yang berkembang di perairan hangat dengan luas awan konvektif dan kecepatan angin maksimum minimal 34 knot di lebih dari separuh wilayah sekitarnya. pusatnya dan berlangsung setidaknya enam jam.

(hari/hari)

Tonton videonya di bawah ini:

Video: BMKG mengungkap fenomena ekstrem di Republik Ingushetia dan senjata baru AS



Artikel berikutnya

Penjelasan BMKG selengkapnya: Hujan deras di musim kemarau bukan merupakan anomali


Leave a Comment