Jakarta, Harian – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia memastikan program pencampuran bahan bakar nabati (BBN), khususnya biodiesel sebesar 40% (B40), dengan bahan bakar solar (BBM) di Indonesia akan berlaku efektif mulai 1 Januari 2025. Bahlil mengatakan, hal ini dinilai sebagai upaya pemerintah untuk mengurangi jumlah impor solar ke dalam negeri.
“Salah satu percampuran kami terkait dengan biodiesel. Hari ini kita berada di B40 1 Januari (2024) dan akan mulai mencapai prestasi diperlukanujarnya pada Indonesia Mining Summit 2024 di Hotel Mulia Jakarta, Rabu (12 April 2024).
Ia bahkan mengatakan, selain itu, pemerintah Indonesia akan mendorong penambahan biodiesel (B50) pada solar di Indonesia hingga 50% pada tahun 2026. Hal ini diyakini bisa memaksa Indonesia untuk berhenti mengimpor solar.
“Pada tahun 2026 kami akan mendorong B50. Kalau B50, maka kami tidak lagi mengimpor solar,” imbuhnya.
Dalam skala yang lebih besar lagi, Bahlil mengatakan penggunaan biodiesel di Indonesia akan ditingkatkan hingga 100% (B100) ke depan. Selain itu, pemerintah tidak hanya fokus pada penggunaan BBN pada solar namun juga akan mendorong penggunaan BBN dalam bentuk bioetanol yang juga akan dicampur dengan bensin.
“Perintah Pak Presiden Pak Prabowo, kalau kenaikan kita tidak sampai ke konsumsi dalam negeri, mau tidak mau kita harus ngotot pakai B100, baik solar maupun bensin,” tegasnya.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Departemen Energi Baru, Terbarukan, dan Hemat Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian ESDM Enya Listiani Devi pernah mengatakan hal itu selain meminta percepatan penyelesaian RUU tentang Energi Baru, Terbarukan, dan Hemat Energi. Energi Baru dan Energi Terbarukan (RUU EB-ET), Bahlil juga meminta agar pengembangan bioenergi menjadi prioritas.
Enya mengatakan program mandatori biodiesel yang saat ini baru 35% (B35) rencananya akan ditingkatkan tidak hanya menjadi B50, bahkan hingga B60.
“Bioenergi juga akan menjadi prioritas, kami sedang menyiapkan B40 untuk itu. diperlukan dari. Diperlukan Nanti saya posting, Insya Allah. memutuskan 1 Januari 2025,” kata Enya usai rapat di Kementerian ESDM beberapa waktu lalu.
Menurut Enya, untuk mencapai B40, industri setidaknya harus melakukan beberapa kegiatan persiapan. Mulai dari persiapan pelabuhan, pelayaran dan logistik.
“Industri harus bersiap, investasi juga butuh modal. Oleh karena itu, kami memberi waktu persiapan hingga Desember,” ujarnya.
Seperti diketahui, setelah sukses menerapkan program B30 yang merupakan campuran 30% asam lemak metil ester (FAME) dan 70% solar, pemerintah pun melepas program B35 mulai 1 Februari 2023 dengan alokasi sebesar 13,15 juta. kg. Liter (KL) per tahun.
(mik/mik)
Artikel selanjutnya
Bahlil memimpin rapat pertama di kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral