Jakarta, Harian — Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Senin memerintahkan peningkatan personel militer dari 180,000 tentara menjadi 1,5 juta tentara aktif. Langkah ini dilakukan ketika negara tersebut berada dalam konfrontasi serius dengan negara-negara Barat menyusul serangan terhadap Ukraina.
Dalam dekrit yang dipublikasikan di situs Kremlin, Putin memerintahkan peningkatan jumlah angkatan bersenjata menjadi 2,38 juta. Dari jumlah tersebut, kata dia, 1,5 juta orang harus menjadi personel militer aktif.
Ini merupakan kali ketiga Putin menambah jajaran tentara sejak mengirim pasukan ke Ukraina pada Februari 2022. Ketua komite pertahanan majelis rendah parlemen Rusia Andrei Kartapolov mengatakan peningkatan jumlah pasukan aktif adalah bagian dari rencana merombak angkatan bersenjata untuk mengatasi masalah “mantan mitra asing” Rusia.
“Contohnya, kita sekarang perlu membentuk struktur dan unit militer baru untuk menjamin keamanan di wilayah barat laut (Rusia), karena Finlandia, yang berbatasan dengan kita, telah bergabung dengan blok NATO,” kata Kartapolov kepada Parlamentskaya Gazeta, surat kabar internal NATO. Parlemen Rusia, yang juga dikutip dari Reuters, Selasa (17/9/2024).
“Dan untuk melaksanakan proses ini kita perlu menambah jumlah tim,” tambahnya.
Dara Massico, pakar militer Rusia dari lembaga think tank Carnegie Endowment for International Peace, bertanya apakah Moskow siap menanggung biaya peningkatan jumlah tentara aktif. Terlebih lagi, Rusia saat ini berada di bawah embargo ekonomi besar-besaran yang diberlakukan oleh Barat.
“Ada cara untuk mempertahankan pasukan tetap berjumlah 1,5 juta orang, tetapi Kremlin tidak akan suka jika mereka benar-benar dapat menangani apa yang dibutuhkan,” tulis Massico di X.
“Apakah mereka benar-benar mampu meningkatkan anggaran pertahanan untuk mendukung pembelian DAN persyaratan ini?” – katanya.
Massico menambahkan bahwa Moskow mungkin membuat keputusan yang tidak populer dan sulit untuk menambah jumlah wajib militer. Salah satu cara yang mungkin dilakukan adalah dengan mengizinkan lebih banyak perempuan untuk bertugas di militer untuk mencapai tujuan ini.
“Carilah tanda-tanda bahwa ini adalah inisiatif rekrutmen dan perluasan yang tulus dan bukan pertunjukan yang mengintimidasi orang lain. Metode kesukarelaan saat ini berhasil, namun memiliki keterbatasan. Ini (ekspansi) berarti lebih banyak biaya/kendala,” tambahnya.
(bos/bos)
Artikel selanjutnya
Putin memperingatkan AS dan Eropa: apakah Perang Dunia III benar-benar tinggal selangkah lagi?