Jakarta, Harian – Jet tempur NATO dikerahkan untuk mencegat lima pesawat militer Rusia yang terbang di atas Laut Baltik tanpa rencana penerbangan atau transponder aktif. Hal ini dikonfirmasi oleh Angkatan Udara Latvia, salah satu negara NATO, pada akhir pekan lalu.
Pesawat Rusia itu teridentifikasi dua kali, yakni pada Jumat dan Sabtu. Hal ini mendorong respons cepat dari misi patroli udara NATO di Baltik.
Menurut Angkatan Udara Latvia, pesawat Rusia terdeteksi di wilayah udara internasional dekat negara-negara Baltik, namun tidak mengaktifkan transpondernya. Perlu diketahui bahwa ini adalah sistem elektronik yang membantu menjaga keamanan udara.
“Pesawat Rusia secara teratur memasuki wilayah udara di negara-negara Baltik dengan transponder dimatikan, mungkin untuk menguji reaksi negara-negara NATO,” tulis situs tersebut. Kyiv Independen, dilaporkan dari Minggu Berita Pada Senin (23/9/2024) sebelumnya telah diberikan contoh aktivitas serupa yang dilakukan pesawat Rusia.
“Pertempuran tersebut melibatkan Eurofighters yang berbasis di Latvia, yang mencegat dan mengawal pesawat Rusia,” tambahnya.
Sementara itu, Angkatan Udara Jerman, yang berpartisipasi dalam misi pengawasan udara Baltik NATO, mengidentifikasi pesawat-pesawat tersebut sebagai kelompok yang terdiri dari lima pesawat. Yakni satu Su-35 dan empat Su-30MKI.
Insiden terbaru ini meningkatkan jumlah bentrokan serupa antara pesawat NATO dan Rusia di Laut Baltik. Dalam insiden terpisah pada hari Selasa, sistem radar Latvia mendeteksi objek tak dikenal di dekat perbatasan dengan Belarus, sehingga memicu operasi NATO lainnya.
Pesawat tempur dikirim dari pangkalan udara Lielvarde untuk melakukan penyelidikan, namun tidak ada benda mencurigakan yang terdeteksi di wilayah udara Latvia. Belakangan, Kementerian Pertahanan Latvia mengonfirmasi bahwa benda tak dikenal itu adalah “sekawanan burung”.
Latvia sendiri telah meningkatkan pemantauan di wilayahnya setelah terjadi insiden pada awal September ketika drone Shahed Rusia menyerbu wilayah udaranya. insiden pada awal September ketika drone Shahed Rusia menyerbu wilayah udaranya.
“Drone tersebut terbang ke negara tersebut dari Belarus dan diyakini menuju sasaran di Ukraina, namun kemudian keluar jalur dan jatuh,” lapor media lokal.
Menurut Pasal 5 NATO, jika satu negara anggota menjadi korban serangan bersenjata, semua negara anggota lainnya akan membantu. Pasal 5 hanya diterapkan sekali dalam 75 tahun, setelah serangan teroris 11 September 2001.
Sejak Presiden Rusia Vladimir Putin melancarkan perang besar-besaran melawan Ukraina pada Februari 2022, terdapat kekhawatiran bahwa perang tersebut dapat meluas. Negara-negara yang berpotensi terkena dampak konflik antara lain Polandia dan negara-negara Baltik (Estonia, Latvia, dan Lituania) yang tergabung dalam NATO.
Namun Putin mengatakan dia tidak memiliki rencana untuk menyerang negara-negara tersebut dalam sebuah wawancara dengan mantan pembawa acara Fox News Tucker Carlson yang ditayangkan pada bulan Februari. Dia menyatakan bahwa “Moskow tidak tertarik menyerang Polandia, Latvia, atau di mana pun.”
(bos/bos)
Artikel berikutnya
Perang Dunia III sudah dekat, rencana baru NATO untuk Rusia telah terungkap