Jakarta, Harian – Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengomentari tajam pidato Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada debat umum sidang ke-79 Majelis Umum PBB. Dia mempertanyakan seruan Netanyahu untuk perdamaian.
Hal itu disampaikan Retno sehari setelah Netanyahu berada di podium Majelis Umum, Jumat (27/9/2024). Himbauan tersebut ia sampaikan kepada para diplomat dan kepala negara di markas besar PBB di New York, AS.
“Kemarin, Perdana Menteri Netanyahu berkata: “Israel menginginkan perdamaian…”, “Israel menginginkan perdamaian.” Ini benar? Bagaimana kita bisa mempercayai pernyataan ini? Hal tersebut diungkapkan Menlu Retno seperti dilansir Detik.com, Minggu (29/9/2024).
Menurutnya, pidato Netanyahu menimbulkan keraguan karena Israel terus melakukan serangan teroris. Salah satunya adalah serangan udara di Beirut (Lebanon) yang terjadi saat pemimpin Israel berpidato.
“Kemarin, ketika dia berada di sini, Israel melancarkan serangan udara besar-besaran di Beirut yang belum pernah terjadi sebelumnya. Perdana Menteri Netanyahu ingin perang terus berlanjut. Kita harus menghentikannya, sekali lagi, kita harus menghentikannya,” katanya.
Retno juga meminta negara-negara di dunia untuk memberikan tekanan kepada Israel agar kembali pada solusi politik – solusi dua negara. Hal ini disambut dengan tepuk tangan meriah dari para delegasi yang hadir.
Ia juga meminta negara-negara yang belum mengakui Negara Palestina untuk segera melakukan hal tersebut. Jika setiap negara melakukan hal ini, ia yakin hal itu akan berdampak. Ia juga mengatakan bahwa mengakui Palestina berarti berinvestasi dalam dunia yang lebih damai, adil dan manusiawi.
Retno juga menekankan peran Dewan Keamanan PBB sebagai pihak yang paling mampu menghentikan kekejaman Israel terhadap rakyat Palestina. Sebab, mandat Dewan Keamanan adalah memelihara dan menciptakan perdamaian, bukan memelihara dan memperpanjang perang atau, lebih buruk lagi, mendukung para pelaku kekejaman.
Sebagai informasi, saat Netanyahu menyampaikan pidato PPB, perwakilan Indonesia memutuskan mundur atau keluar dari Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat (27 September).
Dalam postingan di akun resmi X, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia memposting detik-detik setelah perwakilan RI keluar ruangan. Tampaknya sejumlah negara lain juga telah mengambil langkah ini.
“Indonesia dan banyak negara menarik diri ketika Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan pidato pada sidang Majelis Umum PBB ke-79 di New York, AS (27 September),” katanya.
(luar biasa/luar biasa)