Jakarta, Harian – Kawasan ASEAN memainkan peran penting dalam hubungan kerja sama internasional. Hal ini dibuktikan dengan besarnya kontribusi perekonomian daerah terhadap perekonomian dunia.
Wakil Direktur Drewry Maritime Services Asia Pte Ltd Jayendu Krishna mengatakan ASEAN menyumbang 22% hingga 23% dari perdagangan global.
“Jadi jumlahnya sangat besar, bukan jumlah totalnya. Bentuk kontribusinya, kalaupun melihat produk minyak bumi yang bersih, yaitu PT Pertamina International Shipping (PIS), atau bahkan bahan kimia, dan kedua negara Asia Tenggara ini berkontribusi sekitar 30%,” jelas Jay di acara Gastech 2024 beberapa waktu lalu. di George R. Brown Convention Center di Texas, AS.
Menurut Jayendu, perdagangan merupakan salah satu komponen utama Produk Domestik Bruto (PDB). Ia memperkirakan pertumbuhan perdagangan ekspor-impor ASEAN kini mencapai US$1 triliun.
“(B)10 tahun lalu jumlah ini hanya sekitar US$500 miliar dan meningkat dua kali lipat dalam 10 tahun terakhir. Artinya pertumbuhannya cukup stabil di kisaran 5%-5,5% per tahun,” ujarnya.
Sedangkan pangsa produk bahan bakar minyak seperti liquefied natural gas (LNG), liquefied petroleum gas, dan minyak mentah berkisar 10%. Sementara itu, 1,8 miliar ton perdagangan terjadi di kawasan ASEAN.
“Kalau kita lihat seluruh komoditas secara keseluruhan kontribusinya sekitar 20%, angka yang sangat besar dalam perdagangan dunia,” imbuhnya.
Sementara itu, Direktur Minyak Mentah dan Kapal Tanker Minyak PT Pertamina International Shipping (PIS), Brillian Perdana, mengatakan Indonesia salah satu perekonomian terbesar di kawasan ASEAN dengan pertumbuhan PDB mencapai 5,2%. Untuk itu, kata dia, PIS berupaya memperluas kehadiran pasarnya baik di kawasan ASEAN maupun internasional.
“Itulah sebabnya kami membuka kantor di Singapura sejak tahun 2018 untuk mengembangkan bisnis kami di wilayah tersebut. Mulai tahun 2022, tidak hanya di Asia Tenggara yang memasuki pasar Asia Pasifik, kami juga membuka kantor di Dubai untuk memasuki pasar Mediterania dan Timur Tengah. Pasar Timur,” katanya.
Sementara itu, ia mengatakan jika permintaan LNG meningkat sebesar 5%, maka PIS akan membutuhkan 600 metrik ton per tahun pada tahun 2033. Sementara itu, kata dia, pasar membutuhkan sekitar 100 kapal tanker LNG untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Sebelumnya, ASEAN Statistical Yearbook 2022 mencatat volume perdagangan intra-ASEAN merupakan yang terbesar di antara mitra dagang regional lainnya selama periode 2019-2021. Faktanya, rata-rata volume perdagangan intra-ASEAN per tahun mencapai US$638 miliar atau sekitar 21% dari total perdagangan antar kawasan di dunia.
(dpu/dpu)
Artikel selanjutnya
Energy Forum Gastech 2024 Siap Datang ke AS, Apa yang Akan Dibahas?