Jakarta, Harian – Pada tahun 2024, jumlah personel militer Ukraina yang meninggalkan jabatannya meningkat. Fenomena ini terjadi karena adanya ketidakpastian mengenai perang antara dua negara bertetangga di tahun mendatang.
Menurut laporan baru Waktu Keuangan Pada Minggu (12/1/2024), lebih banyak tentara Ukraina yang melakukan desersi antara Januari dan akhir Oktober tahun ini dibandingkan dua tahun sebelumnya yang melakukan perang skala penuh dengan Rusia.
Jaksa Kiev membuka 60.000 kasus terhadap tentara karena meninggalkan jabatan mereka dari awal tahun hingga Oktober, hampir dua kali lipat jumlah kasus gabungan pada tahun 2022 dan 2023.
Sementara itu, Pers Terkaitmengutip Kantor Kejaksaan Agung Ukraina, melaporkan pada akhir November bahwa sejak Februari 2022, lebih dari 100 ribu tentara dituduh melakukan desersi.
Seorang pejabat senior pemerintah Amerika Serikat (AS) mengatakan Kyiv harus mempertimbangkan untuk menurunkan usia mobilisasi menjadi 18 tahun agar dapat segera mengirimkan lebih banyak pasukan ke angkatan bersenjatanya. Menurunkan usia wajib militer sangat kontroversial, dan pada bulan April Ukraina menurunkan usia wajib militer dari 27 menjadi 25 tahun.
Dmitry Lytvyn, penasihat hubungan masyarakat Presiden Ukraina Zelensky, mengatakan dalam sebuah postingan di media sosial bahwa “tidak masuk akal” bahwa Kyiv menghadapi seruan untuk menurunkan usia mobilisasi, “mungkin merekrut lebih banyak orang ketika kita melihat bahwa peralatan yang diumumkan sebelumnya tidak tiba di Ukraina.” waktu.”
“Karena penundaan ini, Ukraina tidak memiliki cukup senjata untuk memperlengkapi tentara yang sudah dimobilisasi,” kata Lytvyn, seperti dikutip Newsweek, Senin (12/2/2024).
Sebuah sumber yang tidak disebutkan namanya di pemerintahan kepresidenan Ukraina mengatakan kepada Reuters bahwa “kami tidak dapat mengkompensasi keterlambatan mitra kami dalam pengambilan keputusan dan rantai pasokan dengan nyawa tentara dan orang-orang termuda kami.”
Moskow telah memperoleh kemajuan signifikan di Ukraina timur sepanjang tahun 2024, bergerak dengan kecepatan tercepat sejak minggu-minggu awal perang dan pada bulan Februari mengklaim pusat-pusat populasi utama seperti Avdiivka, bekas benteng Ukraina di wilayah timur Donetsk.
Kremlin kini mengancam Pokrovsk, pusat strategis pasukan Ukraina di dekat perbatasan Donetsk dengan wilayah tetangga Dnepropetrovsk.
Di sisi lain, Rusia dan Ukraina yang telah berjuang selama hampir tiga tahun, kesulitan mengisi angkatan bersenjatanya dengan anggota baru.
(menetas/menetas)
Artikel berikutnya
Pasukan Putin menjadi gila, Rusia merebut dua kota lagi – Ukraina tertekan