Jakarta, Harian – CEO PT Pertamina International Shipping (PIS) Joki Firnandi menjelaskan peran teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam sistem teknologi maritim dalam mewujudkan swasembada energi nasional. Yockey menjelaskan, PIS sebagai bagian dari Pertamina Group terus mendorong penerapan teknologi kecerdasan buatan di seluruh sektor operasi untuk meningkatkan efisiensi dalam hal pemeliharaan dan pemeliharaan infrastruktur.
“Teknologi AI berkembang pesat dan penggunaannya telah terbukti membantu meningkatkan efisiensi di berbagai industri. PIS kini telah mengoptimalkan teknologi kecerdasan buatan di berbagai aspek operasional perusahaan, seperti pemantauan kapal secara real-time dan optimalisasi pemeliharaan fasilitas di terminal kami,” ujarnya. Yoki, dikutip Sabtu (12/7/2024).
Salah satu opsi untuk memperkenalkan AI ke dalam ekosistem PIS adalah pengembangan Sistem Pemantauan Fasilitas Mooring Pertamina (SIMONTANA), yang dikembangkan oleh Pertamina Marine Engineering (PME), anak perusahaan PIS Group. SIMONTANA adalah sistem pemeliharaan prediktif berbasis cloud yang memungkinkan teknisi lapangan menerima laporan status fasilitas dan infrastruktur pelabuhan secara real-time.
PIS dan PME saat ini sedang melakukan pemutakhiran sistem SIMONTANA dengan mengintegrasikan Internet of Things (IOT) yang juga didukung melalui pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan. Pembaruan ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan SIMONTANA dalam menganalisis status infrastruktur pelabuhan dengan lebih baik dan memberikan rekomendasi kepada teknisi di lapangan.
PIS juga menggunakan teknologi modul kendaraan tak berawak (drone) yang dapat digunakan baik di laut maupun di udara untuk memeriksa aset bawah air seperti pipa, sistem tambatan, dermaga dan lain-lain.
Penggunaan drone juga digunakan untuk memeriksa infrastruktur darat yang luas seperti fasilitas pemuatan lepas pantai (MLA) dan dermaga. Berbagai perbaikan terhadap fasilitas yang ada juga terus dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan umur berbagai fasilitas yang ada.
Salah satunya adalah dengan mengembangkan proyek dermaga di beberapa terminal dan menambah sumber energi bersih melalui pemasangan panel surya dan penggunaan teknik penyetrikaan dingin saat kapal memasuki pelabuhan.
Yockey juga menegaskan, proses optimalisasi kecerdasan buatan dalam operasional PIS merupakan respon terhadap upaya menjamin swasembada energi Indonesia, yang juga tertuang dalam misi pemerintah Indonesia kepada Asta Sita.
“Melalui pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan, PIS tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga memperkuat ketahanan energi nasional dengan mengurangi waktu tunggu kapal dan mengoptimalkan penyelesaian kargo. Langkah ini merupakan bagian penting dari upaya mencapai swasembada energi yang sejalan dengan Misi Pemerintah yang dituangkan dalam program Asta. “Selamat,” pungkas Yockey.
(ra/ra)
Artikel selanjutnya
Dengan tujuan mencapai emisi nol karbon pada tahun 2050, PIS mengandalkan inovasi ini!