Jakarta, Harian – Israel dikabarkan kembali melancarkan dua serangan ke Suriah beberapa waktu lalu. Serangan pertama dilaporkan terjadi di wilayah Quneitra, dan serangan kedua di wilayah Al-Rafidah.
Israel sendiri membenarkan hal tersebut dengan mengatakan bahwa salah satu anggota Hizbullah telah terbunuh dan operasi tersebut menargetkan “teroris” di Israel.
Pengamat militer independen juga menyatakan hal yang sama pada hari Kamis. Dikatakan dua orang tewas dalam serangan di Dataran Tinggi Golan yang dikuasai Suriah.
Mereka diyakini terkait dengan kelompok Hizbullah di Lebanon. Israel sendiri sebelumnya kerap membalas serangan terhadap kelompok bersenjata proksi Iran di perbatasan dengan Lebanon.
“Dua warga tewas dalam serangan pesawat tak berawak Israel yang menargetkan kendaraan sipil dengan rudal” di jalan Damaskus-Quneitra di provinsi Quneitra, lapor kantor berita resmi Suriah SANA, seperti dikutip AFP, Jumat (9 September 2024). ).
“Almarhum adalah seorang anggota yang bekerja dengan Hizbullah Lebanon dan bertanggung jawab merekrut warga Suriah di wilayah tersebut… dan mengangkut senjata… bersama dengan asistennya,” kata seorang pengamat militer untuk Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia.
Belum ada komentar resmi dari pemerintah Suriah mengenai hal ini. Namun, serangan hari Kamis itu terjadi beberapa hari setelah serangan Israel yang menewaskan 18 orang di provinsi tengah Hama, menurut pihak berwenang Suriah.
Observatorium mengatakan serangan itu menewaskan 27 orang, termasuk enam warga sipil. Israel telah menargetkan “daerah penelitian ilmiah” dan situs lain di provinsi Masyaf.
Perlu dicatat bahwa Israel dan Suriah berbagi Dataran Tinggi Golan. Pada tahun 1967, Israel mencaplok wilayah tersebut, yang sebagian besar tidak diakui oleh komunitas internasional.
Pemerintah Suriah sendiri berusaha menghindari konflik antara Israel dan Hamas. Sebab dampak tersebut menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya perang regional yang lebih luas.
WHO mengumumkan evakuasi medis terbesar
Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan evakuasi medis terbesar di Jalur Gaza sejak 7 Oktober.
Setidaknya 97 pasien yang sakit parah dan terluka dari wilayah Palestina yang dilanda perang akan diterbangkan ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA), untuk perawatan khusus, kata WHO.
Setidaknya seperempat dari mereka yang terluka dalam perang antara Israel dan Hamas menderita “cedera yang mengubah hidup,” kata badan PBB tersebut. Para pasien dan 155 orang pendamping mereka pertama-tama dipindahkan dari empat lokasi di Jalur Gaza ke rumah sakit di tengah wilayah tersebut, dan kemudian diterbangkan ke Abu Dhabi.
“Ini adalah evakuasi terbesar dari Gaza sejak Oktober 2023,” kata Rick Peperkorn, juru bicara WHO untuk wilayah Palestina, kepada wartawan.
Para pasien, termasuk 45 anak-anak, menderita berbagai penyakit seperti kanker, dan juga mengalami luka serius serta kerusakan lainnya, katanya seperti dikutip AFP.
“Kita tidak punya banyak waktu lagi,” jelas Pieperkorn.
Serangan Israel di Jalur Gaza telah menewaskan sedikitnya 41.118 orang sejak Oktober, menurut kementerian kesehatan Gaza. Pada saat yang sama, lebih dari 95.000 orang terluka.
(pgr/pgr)
Artikel selanjutnya
7 pembaruan Gaza! Jenderal Arab Hot Iran Dibunuh, AS Peringatkan Israel