Peran Perbankan bagi Ekonomi Berkelanjutan & Inklusif di ASEAN



aktivitas-pekerja-menyelesaikan-proyek-pembangunan-mrt-jakarta-fase-2a-cp-201-di-kawasan-thamrin-jakarta-pusat-senin-6112023-4_169 Peran Perbankan bagi Ekonomi Berkelanjutan & Inklusif di ASEAN




Jakarta, Harian Indonesia menargetkan menjadi negara maju dengan pendapatan per kapita tinggi pada tahun 2045. Tujuan menuju “Indonesia Emas” memerlukan dukungan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan melalui adaptasi berkelanjutan terhadap perkembangan saat ini.

Pada saat yang sama, Indonesia mempunyai peluang dan tantangan. Sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, rumah bagi 50 juta generasi milenial dan negara kepulauan dengan lebih dari 17 ribu pulau, Indonesia harus mencapai pertumbuhan yang lebih baik dan meningkatkan tingkat pertumbuhannya menjadi 6-7% selama 20 tahun ke depan.

Untuk mencapai tujuan tersebut, Indonesia fokus pada tiga strategi. Hal ini termasuk merevitalisasi mesin pertumbuhan tradisional, mendorong mesin ekonomi baru dan mengembangkan industri, serta memperkuat keberlanjutan dan pemberdayaan sosial.

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan inklusif akan meningkatkan jumlah masyarakat berpendapatan menengah hingga sekitar 70% penduduk Indonesia pada tahun 2045. Untuk pertumbuhan ekonomi yang tinggi tersebut, peran perbankan sangat diperlukan.

Perbankan dapat menjadi perusahaan yang sangat penting dalam mengatasi permasalahan inklusi keuangan. Oleh karena itu, inklusi memainkan peran penting dalam mendukung pertumbuhan berkelanjutan.

Sebagai bank regional terkemuka di Asia, UOB Indonesia berperan sebagai katalis dan kekuatan pendorong yang mendukung pemerintah, regulator, investor, dan masyarakat luas dalam menciptakan perekonomian yang berkelanjutan dan inklusif di kawasan. Peran tersebut tak lepas dari optimisme yang kerap disampaikan Presiden Direktur UOB Indonesia Hendra Gunawan.

Hendra juga menegaskan UOB Indonesia akan terus mendukung upaya pemerintah untuk meningkatkan investasi asing langsung (FDI). Oleh karena itu, perekonomian tahun ini akan lebih baik dibandingkan tahun lalu.

“Berkat tiga pilar bisnis UOB, koneksi, personalisasi, Dan keberlanjutanMeski demikian, Indonesia masih mempunyai peluang untuk memperluas hubungan dengan negara lain, khususnya di ASEAN. “Kami sedang membangun tim untuk menarik investasi ke Indonesia,” kata Hendra kepada Harian beberapa waktu lalu.

Seperti diketahui, ASEAN merupakan wilayah regional dengan potensi ekonomi terbesar. Menurut laporan Dana Moneter Internasional (IMF), nilai produk domestik bruto (PDB) ASEAN akan mencapai US$3,9 triliun pada tahun 2022, atau sekitar 3,6% dari PDB global.

Indonesia juga memberikan kontribusi PDB sebesar US$1,390 miliar pada periode ini. Di sisi lain, datanya lembaga think tank Parlemen Eropa menyatakan perekonomian Indonesia melebihi perkiraan di hampir semua indikator.

Dalam hal investasi asing langsung dan tingkat inflasi, Indonesia lebih stabil dari waktu ke waktu dibandingkan dengan Uni Eropa. Pada tahun 2023, tingkat inflasi di Indonesia hanya sebesar 3,7%, sedangkan di Uni Eropa mencapai 6,3%.

(ra/ra)

Tonton videonya di bawah ini:

HLF-MSP, RI langkah kemitraan lintas sektor untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045



Artikel selanjutnya

Berkat UOB POY, artis-artis tanah air bisa semakin dikenal di kancah internasional


Leave a Comment