Jakarta, Harian – Para pengusaha mengingatkan bahwa situasi melemahnya daya beli masyarakat kini semakin menimbulkan kekhawatiran. Pasalnya, banyak terjadi PHK, terutama pada industri padat karya. Ketua Departemen Kebijakan Publik Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sutrisno Iwantono menilai kondisi tersebut tidak lepas dari situasi geopolitik global.
Di sisi lain, kebijakan pemerintah dinilai justru memperburuk keadaan. Akibatnya, pelaku usaha cenderung menunggu sehingga menyebabkan pertumbuhan ekonomi melambat.
“Industri sedang mengalami penurunan produksi karena ekspor juga mengalami kesulitan, keadaan di pasar Eropa tidak terlalu baik. Tidak hanya perekonomian Amerika yang terpuruk, perang geopolitik global di Timur Tengah menyebabkan gangguan yang signifikan terhadap industri TPT. Akibat banyaknya PHK pada industri TPT, industri elektronik juga mengalami permasalahan. Daya beli juga turun, PMI turun, menandakan sulitnya berbelanja dalam artian membeli barang kebutuhan pokok dulu, kata Iwantono kepada Harian, Jumat (11). /10/2024).
Oleh karena itu, ia meminta pemerintah memperbanyak pemain di sektor menengah untuk menjembatani kesenjangan antara industri kecil dan besar. Jangan lupa kesenjangan antara daerah seperti Pulau Jawa dengan luar Pulau Jawa perlu dijembatani.
“Tujuannya untuk membangun kembali perekonomian kita dengan memberikan pertumbuhan baik bagi perekonomian kelas menengah dan bukan hanya masyarakat kelas menengah tetapi para pelaku ekonomi kelas menengah, itulah tujuan kami,” kata Ivantono yang juga mantan Ketua Umum Bidang Persaingan Usaha. Komisi Pengawas (KPPU).
Pada saat kondisi ekonomi sedang tidak baik, banyak pajak tak terduga yang diberlakukan baru-baru ini. Misalnya, kewajiban tabungan pekerja mempersulit keadaan karena perekonomian sedang buruk, sehingga menimbulkan ketidakpastian bagi seluruh bisnis.
“Banyak kebijakan yang menimbulkan kegaduhan, seperti Tapera. Kebisingan membuat Anda menunggu dan menonton. Bagaimana kondisi ke depan, semua ini memaksa pengusaha untuk wait and see, tidak ada keinginan untuk investasi progresif. Kita tunggu transformasi politik rezim Jokowi ke Prabowo, itu yang akan melambat,” kata Iwantono.
Tak hanya dunia usaha, para pekerja juga harus bisa mulai beradaptasi dengan perkembangan terkini dan mempertajam keterampilan dan kemampuannya.
“Sejujurnya, perusahaan-perusahaan besar akan semakin mengurangi permintaan tenaga kerja karena AI akan menggantikan banyak dari mereka. Begitu pula dengan sektor ekonomi yang tumbuh, harus mengimbangi kemajuan teknologi,” kata Ivantono.
(Oh)
Artikel selanjutnya
Video: Banyak PHK Turunkan Daya Beli, Pengusaha Ikuti!