Mimpi Besar Terbaru RI: Jadi Negara Industri!



smelter-tembaga-pt-freeport-indonesia-di-kek-jiipe-gresik-jawa-timur-doc-pt-freeport-indonesia-7_169 Mimpi Besar Terbaru RI: Jadi Negara Industri!




Jakarta, Harian – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengatakan Indonesia akan memulai babak baru menuju negara industri setelah dibukanya pabrik pengolahan dan pemurnian tembaga dan alumina (smelter) pada Senin (23 September 2024) dan Selasa (23 September 2024). . 2024) dua hari berturut-turut (24/09/2024).

Babak baru Indonesia sebagai negara industri disinggung Presiden Jokowi ketika membuka produksi katoda tembaga pertama di smelter PT Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur, dan juga membuka injeksi bauksit pertama di Smelter Grade Alumina Refinery ( SGAR), milik tahap pertama di PT Borneo Alumina Indonesia (BAI) di Mempawa, Kalimantan Barat.

Presiden Jokowi meyakini pembangunan pabrik baja PT Freeport Indonesia merupakan bagian dari upaya pemerintah mewujudkan Indonesia menjadi negara maju.

“Pembangunan smelter Freeport Indonesia merupakan upaya kami menyambut Indonesia sebagai negara industri yang mengolah sumber daya alamnya sendiri dan tidak mengekspor bahan mentah, sehingga akan membuka lapangan kerja yang sangat besar. Dan inilah realisasi dari ide daur ulang yang menjadi landasan perekonomian baru Indonesia. “Kami tidak mengandalkan konsumsi dalam negeri karena PDB kami berasal dari konsumsi dalam negeri, tapi kami ingin mengandalkan produksi,” jelasnya di Gresik, Jawa Timur, Senin (23 September 2009). /2024).

Ia pun mengaku takjub saat berkeliling pabrik tersebut. Pasalnya, smelter tembaga single line yang juga merupakan smelter single line terbesar di dunia ini berada di lahan seluas lebih dari 100 hektare, tepatnya 104 hektare.

“Ini sangat besar. Investasi sebesar Rp 56 triliun. Tapi dengan perkembangan kejadian ini, saya hanya iseng menghitung pemasukan apa yang akan didapat, dan yang terpenting bagi kita, bagi Presiden, adalah pemasukan negara, baik di pusat daerah atau apa pun itu, ”ujarnya. .

Presiden memperkirakan penerimaan negara dari PT Freeport Indonesia bisa mencapai Rp 80 triliun yang meliputi dividen, royalti, pajak penghasilan (PPh) badan dan pegawai, pajak daerah, dan bea keluar.

Menurut perhitungan saya, pendapatan negara dari Freeport Indonesia Rp 80 triliun, termasuk dividen, royalti, pajak penghasilan badan, pajak penghasilan pegawai, pajak daerah, bea keluar, pajak ekspor dan sebagainya, kata He.

Begitu pula saat meresmikan injeksi bauksit tahap 1 pertama proyek SGAR di Mempawa, Kalimantan Barat, Presiden kembali menegaskan optimisme Indonesia bisa menjadi negara industri.

“Kita berharap dengan investasi Rp 16 triliun ini benar-benar membuka babak baru bagi Indonesia sebagai negara industri,” tegas Jokowi di Mempawa, Kalimantan Barat, Selasa (24 September 2024).

Jokowi pun mengungkapkan kegembiraannya dengan mengatakan bahwa ini adalah pabrik pengolahan bauksit menjadi aluminium padat. Jokowi mengatakan Indonesia pada akhirnya akan berhenti mengekspor aluminium karena kebutuhan dalam negeri bisa dipenuhi melalui smelter tersebut.

“Setelah produksi selesai, kita bisa berhenti mengimpor 56% dari jumlah tersebut, kita tidak bisa lagi mengimpor dan memproduksinya sendiri di dalam negeri. Dan kita tidak kehilangan mata uang asing karena dari sini kita harus mengeluarkan sekitar US$3,5 miliar dalam mata uang asing. setiap tahunnya, angkanya adalah: “Kami kehilangan devisa dalam jumlah besar lebih dari Rp 50 triliun karena kami mengimpor aluminium,” tambahnya.

Optimisme Presiden Jokowi juga diyakini pada holding BUMN Tambang MIND ID.

Direktur Utama MIND ID Hendy Prio Santoso mengatakan, pengoperasian smelter tembaga yang dioperasikan PT Freeport Indonesia bisa menjadi landasan industrialisasi di Indonesia karena produk katoda tembaga yang dihasilkan di pabrik “raksasa” ini bisa diserap turunannya. industri.

Artinya, pabrik ini bisa membuat turunan peredam katoda tembaga di dalam negeri. Selain itu, pendapatan yang bisa diterima pemerintah dari PTFI sebesar Rp 80 triliun per tahun.

“Sebelumnya Presiden menyampaikan total dampak ekonomi mencapai Rp 80 triliun per tahun. Sekarang saya ingin menambahkan, ini juga bisa menjadi landasan industrialisasi karena yang kita hasilkan di sini adalah bahan baku industri pengolahannya,” jelasnya. Hendy pada peresmian fasilitas produksi katoda smelter tembaga PTFI di Gresik, Jawa Timur, dikutip Rabu (25 September 2024).

Oleh karena itu, ia berharap produksi besi dan baja PTFI di Gresik yang terletak di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik, Kawasan Industri dan Pelabuhan Terpadu Jawa (JIIPE), dapat membantu berkembangnya industri-industri yang memanfaatkan output pabrik baja tersebut agar tercipta lebih banyak nilai tambah. nilai bagi negara.

“Memang saat ini sebagian besar katoda tembaga masih diekspor: ada yang ke China, ada yang ke Eropa, ada yang ke Amerika. Namun nantinya kita memiliki visi bahwa Indonesia juga akan menjadi pusat industrialisasi. Oleh karena itu, kami terbuka lebar jika nantinya pabrik-pabrik tersebut memproduksi. “Di sini dibuka industri yang sudah jadi, kami siap menjadi pemasok bahan baku dan tentunya kami berharap demikian,” ujarnya.

Pabrik peleburan tembaga dan pabrik bauksit

Smelter PT Freeport Indonesia terletak di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kawasan Pelabuhan Industri Terpadu Jawa (JIIPE), Gresik, Jawa Timur.

Pabrik peleburan dengan kereta tunggal terbesar di dunia ini memiliki kapasitas pemurnian hingga 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun.

Bersama dengan smelter pertama PT Smelting yang sudah beroperasi, keduanya akan mengolah 3 juta ton konsentrat tembaga per tahun, menghasilkan sekitar 1 juta ton katoda tembaga, 50 ton emas, dan 220 ton perak per tahun. .

Nilai investasi smelter tembaga PT Freeport Indonesia mencapai US$3,7 miliar atau Rp 58 triliun.

Sementara itu, proyek Smelting Type Alumina Refinery (SGAR) tahap pertama yang dioperasikan oleh PT Borneo Alumina Indonesia (BAI) berlokasi di Kabupaten Mempawa, Kalimantan Barat.

Total investasi SGAR Mempawah Tahap 1 dan Tahap 2 diperkirakan mencapai US$1,7 miliar atau sekitar Rp 25,7 triliun (dengan kurs Rp 15.100 per dolar AS), termasuk perkiraan investasi Tahap 1 sebesar US$900. juta dan tahap kedua – 800 juta dolar AS.

Tahap pertama dirancang dengan kapasitas produksi alumina hingga 1 juta ton per tahun.

Produk alumina dari proyek SGAR Fase 1 selanjutnya akan dikirim sebagai feedstock ke smelter aluminium milik PT Inalum di Sumatera Utara. Kebutuhan alumina Inalum saat ini sebesar 600.000 ton per tahun dan sisanya akan digunakan untuk kebutuhan dalam negeri lainnya atau ekspor.

SGAR Tahap 1 merupakan proyek strategis nasional Holding BUMN Pertambangan MIND ID atau PT Mineral Industri Indonesia (Persero) dan grup melalui anak perusahaannya PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yaitu PT Borneo Alumina Indonesia. (BAI).

SGAR Tahap 1 nantinya akan menghubungkan rantai pasok antara bijih bauksit Kalimantan Barat yang ditambang PT Aneka Tambang Tak (ANTM) dengan smelter aluminium milik Inalum di Kuala Tanjung, Sumatera Utara.

Proyek SGAR Fase 1 dijadwalkan mencapai produksi alumina penuh pada kuartal pertama tahun 2025, dengan target tanggal operasi komersial (COD) pada akhir Februari 2025.

Proyek SGAR rencananya akan dibagi menjadi 2 tahap dengan perkiraan total biaya investasi sebesar US$1,7 miliar.

Proyek SGAR Tahap 2 merupakan perluasan dari proyek SGAR Tahap 1 yang juga akan berlokasi di Mempawa, Kalimantan Barat dan juga akan memiliki kapasitas produksi alumina hingga 1 juta ton per tahun dengan target produksi pada tahun 2028.

(tahu)

Tonton videonya di bawah ini:

Video: Freeport menjadi tambang tembaga terbesar di dunia untuk penambangan dan pengolahan tembaga



Artikel berikutnya

Suntikan bauksit pertama di pabrik senilai Rp 25,6 triliun itu akan dilakukan besok di pemerintahan Jokowi.


Leave a Comment