Jakarta, Harian – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menanggapi pernyataan yang menyebut pemerintah gagal mengentaskan kemiskinan selama 10 tahun terakhir. Sebaliknya, dia berpendapat pemerintah sebenarnya bisa mengatasinya.
“Kemiskinan berkurang, baik kemiskinan maupun kemiskinan ekstrem mendekati 0,” kata Airlangga di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Rabu (25 September 2024).
Garis Kemiskinan (PL) merupakan jumlah minimal pengeluaran kebutuhan pangan dan non pangan yang harus dipenuhi agar tidak masuk dalam kategori miskin. Masyarakat miskin adalah masyarakat yang rata-rata pengeluaran per kapita bulanannya berada di bawah garis kemiskinan.
Ia berpendapat sebaliknya, pemerintah mampu mengatasi kemiskinan karena didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang tinggi, bahkan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi negara lain.
“Pemerintah jelas dalam 10 tahun ekonomi tumbuh, pasca Covid dunia tumbuh 2-3%, kita dua kali lipat pertumbuhan ekonomi global,” kata Airlangga.
Selain itu, ia juga berpendapat bahwa pemerintah mampu menjaga inflasi. Faktor ini mempengaruhi kenaikan harga bahan baku pangan dan kebutuhan pokok lainnya.
“Inflasi kita jauh lebih baik dibandingkan negara lain di masa Covid dan kita melihat tren positif sehingga kemajuan ekonomi ditambah investasi ditambah peningkatan penyaluran kredit masyarakat, sehingga kemajuan sektor perekonomian terlihat di berbagai laporan,” Airlangga dikatakan .
Sebelumnya, Bank Dunia menetapkan dasar baru untuk menghitung garis kemiskinan ekstrem. Basis GKnya berubah menjadi US$2,15 per orang per hari atau Rp 32.745 per hari (kurs Rp 15.230 per dolar AS). Sebelumnya, garis kemiskinan ekstrem adalah US$1,90.
Bank Dunia juga telah mengubah batasan untuk kelas pendapatan menengah ke bawah dan kelas pendapatan menengah atas.
Batas pendapatan masyarakat menengah ke bawah dinaikkan menjadi US$3,65 atau Rp 55.590. per orang per hari, naik dari sebelumnya US$3,20 atau Rp 48.740. Sedangkan batas kelas menengah atas adalah $6,85 atau Rs 104.325 per hari, naik dari sebelumnya $5,50 atau Rs 83.675 per hari.
Setidaknya 13 juta masyarakat Indonesia telah berpindah dari kelas menengah ke bawah ke kelas miskin, menurut perkiraan terbaru Bank Dunia. Jumlah penduduk miskin Indonesia meningkat menjadi 67 juta pada PPP tahun 2017 dari 54 juta pada PPP tahun 2011.
Jika kita menggunakan batas atas kelas menengah, jumlah penduduk miskin Indonesia bertambah 27 juta menjadi 168 juta.
(fisika)
Artikel selanjutnya
Data: 10 Tahun Jokowi: Kemiskinan di Indonesia Berkurang 3 Juta Orang