Jakarta, Harian – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan kondisi pasokan listrik khususnya di wilayah Jawa-Bali tidak akan berlebihan (kelebihan pasokan) lagi pada tahun 2025.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman P. Hutajulu mengatakan meningkatnya kebutuhan listrik khususnya di Jawa-Bali mengindikasikan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik di masa depan.
“Tentunya kita ingin mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8%, tentunya ketenagalistrikan juga akan didorong lebih jauh lagi agar lebih besar,” ujarnya di Jakarta, Jumat (10 April 2024).
Menurut dia, seiring dengan meningkatnya konsumsi listrik saat ini, pihaknya memastikan hal tersebut kelebihan pasokan Tidak akan ada lagi listrik tahun depan.
“Pada tingkat pertumbuhan yang cukup tinggi, ini (kelebihan pasokan listrik) akan diselesaikan dalam waktu dekat,” jelas Jisman.
“Tahun depan (syarat) ini akan dipenuhi kelebihan pasokan listrik),” tegasnya.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia mengatakan konsumsi listrik per kapita akan ditingkatkan menjadi 6.500 kilowatt-jam (kWh). Hal ini diharapkan dapat mendukung pencapaian target perekonomian sebesar 8% pada masa pemerintahan Presiden terpilih RI, Prabowo Subianto.
Bahlil menjelaskan, target konsumsi listrik per kapita saat ini hanya 4000-5000 kWh, dan konsumsi tersebut hanya mampu mendorong pertumbuhan ekonomi mencapai 5%.
“Jadi target konsumsi listrik per kapita kita kemarin 4.000 sampai 5.000 (kWh). Tapi kita lihat pertumbuhan ekonominya hanya sampai 5%,” jelasnya pada Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition (IIGCE) ke-10 2024, JCC, Rabu (18/09/2024).
Sementara itu, pihaknya juga memperkirakan konsumsi listrik per kapita akan meningkat menjadi 5.500 kWh. Dimana hanya mampu menstimulasi pertumbuhan ekonomi sebesar 6%.
“Kemarin di Dewan Energi Nasional saya menjadi Ketua Umum DPR, Pak. Kami memutuskan angka 5.500 (kWh) akan mendorong pertumbuhan ekonomi sebesar 6%,” tambahnya.
Dengan demikian, target konsumsi listrik per kapita sebesar 6.500 kWh diproyeksikan akan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 8%, sejalan dengan arah kebijakan Prabowo.
“Jadi kita tingkatkan menjadi 6.000-6.500 (kWh) untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8%. Hal ini sejalan dengan arah politik Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Mas Gibran,” ujarnya.
Realisasi konsumsi listrik Indonesia selama tahun 2023 tumbuh 14% lebih tinggi dibandingkan tahun 2022, menurut data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Kementerian Sumber Daya Energi mencatat realisasi konsumsi listrik pada tahun 2023 mencapai 1.337 kWh per kapita, atau meningkat 14% dibandingkan konsumsi listrik pada tahun 2022 sebesar 1.173 kWh per kapita.
Sementara realisasi konsumsi listrik pada tahun 2023 tercatat di atas target, sedangkan target konsumsi listrik pada tahun 2023 sebelumnya ditetapkan sebesar 1.336 kWh per kapita.
Ia mengatakan, peningkatan konsumsi listrik dari tahun ke tahun menunjukkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Faktor pendorong pertumbuhan konsumsi listrik di Indonesia juga adalah meningkatnya kebutuhan listrik oleh penduduk.
Oleh karena itu, pemerintah menetapkan target konsumsi listrik dalam negeri pada tahun 2024 sebesar 1.408 kWh per kapita.
(melalui)
Artikel selanjutnya
Apakah tarif listrik akan berubah pada Juni 2024? Demikian disampaikan Kementerian ESDM