Jakarta, Harian – PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo, sebagai badan usaha milik negara di bidang kelautan, terus melaksanakan berbagai inisiatif penanaman mangrove di berbagai wilayah Indonesia. Mulai dari Sumatera Utara, Bengkulu, Jakarta, Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan diakhiri dengan Papua Barat. Chief Executive Officer Pelindo Arif Suhartono mengatakan, komitmen besar Pelindo ini merupakan bagian dari kontribusinya mendukung tujuan pemerintah dalam Program Nasional Restorasi Mangrove 2021-2024 untuk mendukung target net-zero emisi dan aksi mitigasi perubahan iklim melalui karbon biru.
Selama tahun 2021-2023, Pelindo dan seluruh kelompok usahanya berkolaborasi dengan pemangku kepentingan dalam sejumlah inisiatif konservasi mangrove, antara lain Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta Kementerian Kelautan dan Perikanan. Program Rehabilitasi Hutan Mangrove Pelindo bahkan diawasi langsung oleh Kementerian BUMN.
“Pelindo sebagai badan usaha komersial yang merupakan bagian dari ekosistem laut memandang habitat mangrove sebagai bagian penting dari konservasi laut yang mendukung keberlanjutan ekosistem laut baik dari segi lingkungan maupun ekonomi. Oleh karena itu tema Program Sosial dan Lingkungan. Program Akuntabilitas (TJSL) yang terkait dengan inisiatif konservasi mangrove disebut “Pelabuhan Hijau, Komunitas Berkembang,” jelas Arif Suhartono, Direktur Utama Pelindo.
Arif Suhartono melanjutkan: “Pelindo tidak hanya melakukan restorasi mangrove sebagai strategi lingkungan. Namun juga memberdayakan masyarakat di sekitar ekosistem mangrove dengan melibatkan mereka sebagai pahlawan lokal dalam mendukung konservasi mangrove. Termasuk pengembangan kawasan ekowisata. Di antaranya pengolahan mangrove menjadi produk turunan seperti jajanan dodol dan pemanfaatan mangrove sebagai pewarna alami untuk menghasilkan pakaian eco-printing.
Mangrove diketahui berperan penting dalam melestarikan ekosistem laut dan menjadi habitat bagi ikan, udang, kepiting, bahkan bangau. Hutan bakau juga dapat mencegah perambahan dan abrasi, menyerap dan menyimpan karbon lebih banyak dibandingkan hutan tropis, menjaga kualitas air, serta dapat dijadikan destinasi wisata edukasi untuk menjaga alam. Bukti terbaru menunjukkan bahwa hutan bakau merupakan salah satu sumber karbon biru yang paling efisien dalam penyerapan karbon.
Program ini membantu memulihkan lebih dari 500 hektar lahan mangrove di seluruh Indonesia. Pada tahun 2024, Pelindo Group berniat merestorasi lahan mangrove seluas 295 hektar.
Baru-baru ini Pelindo Group melakukan penanaman pohon bakau secara serentak di seluruh Indonesia dan turut serta dalam perayaan Hari Pelindo yang ketiga dan perayaan Hari Maritim Nasional. Dalam penanaman serentak bertema “Green Ports, Thriving Communities” ini, Pelindo Group melakukan penanaman mangrove seluas 295 hektar di berbagai lokasi di Indonesia.
Untuk melaksanakan penanaman mangrove tersebut, PT Pelindo Jasa Maritim (SPJM) yang merupakan anak perusahaan Pelindo melakukan penanaman mangrove di lahan seluas sekitar 5 hektar dan menanam 45.000 bibit mangrove. SPJM juga melakukan pemantauan untuk memastikan bibit yang ditanam dapat tumbuh dengan baik: pada kegiatan penanaman mangrove sebelumnya di lahan seluas 3 hektar, tingkat kelangsungan hidup pohon mangrove yang ditanam melebihi 80%.
Pelindo juga melakukan penanaman bibit mangrove di lahan seluas 12,5 hektare di Desa Pangangaya, Desa Minasa Upa, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Pada kegiatan tersebut, Pelindo bersiap melakukan penanaman bibit pohon mangrove Rhizopora Sp.
Pelindo selalu melakukan pemantauan dan pemeliharaan secara berkala dengan melakukan penanaman kembali mangrove untuk memastikan pertumbuhan tanaman yang ditanam optimal.
Sebagai informasi, Program Restorasi Mangrove Pelindo Group 2024 merupakan kelanjutan dari Perjanjian Kerjasama Nasional Restorasi Mangrove yang sebelumnya telah ditandatangani oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta Kementerian Kelautan dan Perikanan. Perikanan. dan Pelindo 25 Juli 2024
(ra/ra)
Artikel selanjutnya
Pelindo melanjutkan transformasi di 32 terminal peti kemas