Krisis Listrik, AS Gencar Hidupkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir



tok-pembangkit-nuklir-di-ri-bukan-lagi-opsi-terakhir_169 Krisis Listrik, AS Gencar Hidupkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir




Jakarta, Harian – Pemerintah Amerika Serikat (AS) berniat melanjutkan produksi tenaga nuklir di PLTN Three Mile Island. Kebijakan ini dipandang sebagai langkah maju dalam produksi energi nuklir.

Namun, AS perlu membangun pembangkit listrik baru untuk memenuhi permintaan listrik yang terus meningkat. Mike Goff, penjabat asisten sekretaris di Kantor Energi Nuklir Departemen Energi AS, mengatakan AS perlu setidaknya menggandakan armada nuklirnya untuk memenuhi permintaan, mengurangi emisi karbon, dan menjamin keamanan energi negara.

Sementara Amerika Serikat saat ini memiliki armada nuklir terbesar di dunia, dengan 94 reaktor yang beroperasi dengan total kapasitas sekitar 100 gigawatt. Pada tahun 2023, taman ini akan menyediakan lebih dari 18% konsumsi listrik negara.

AS perlu menambah 200 gigawatt tenaga nuklir, kata Goff kepada CNBC International. Jumlah ini kira-kira setara dengan membangun 200 pembangkit listrik baru, berdasarkan rata-rata ukuran reaktor AS saat ini sekitar satu gigawatt.

“Ini tugas yang sangat besar,” kata Goff. Pada bulan Desember, Amerika Serikat memimpin koalisi global yang secara resmi berjanji untuk mencapai tujuan tersebut pada tahun 2050.

Lembaga keuangan termasuk Goldman Sachs dan Bank of America mendukung tujuan tersebut pada konferensi iklim di New York minggu ini.

Goff mengatakan rencana Constellation Energy untuk membuka kembali Three Mile Island pada tahun 2028 merupakan langkah ke arah yang tepat. Pabrik tersebut beroperasi dengan aman dan efisien dan baru ditutup pada tahun 2019 karena alasan ekonomi, katanya.

Reaktor yang rencananya akan dibuka kembali oleh Constellation (Unit 1) tidak sama dengan reaktor yang dilebur sebagian pada tahun 1979. Microsoft dijadwalkan membeli listrik dari pembangkit tersebut untuk menggerakkan pusat datanya.

Goff mengatakan munculnya pusat data besar yang mengonsumsi listrik hingga satu gigawatt meningkatkan kebutuhan akan reaktor baru.

“Banyak pusat data yang datang dan mengatakan bahwa mereka membutuhkan energi bersih dengan beban dasar yang kuat, 24/7 (setiap hari dalam seminggu),” kata Goff.

“Tenaga nuklir jelas merupakan jalan yang harus ditempuh,” katanya.

Namun, memulai kembali reaktor di Amerika hanya akan menyediakan sebagian dari energi nuklir yang dibutuhkan. Menurut Goff, hanya sedikit pembangkit listrik tertutup yang berpotensi untuk dihidupkan kembali.

“Ini bukan masalah besar,” kata Goff tentang kemungkinan menghidupkan kembali pembangkit listrik tenaga nuklir tersebut. “Kita harus benar-benar maju dalam hal pemasangan pembangkit listrik,” ujarnya.

(haa/haa)

Tonton videonya di bawah ini:

Video: Ketika perang semakin mengerikan, Putin memperluas aturan penggunaan senjata nuklir



Artikel selanjutnya

RI Prediksi Kehadiran “Senjata Nuklir” pada 2032, Ini Strateginya


Leave a Comment