Jakarta, Harian – Infrastruktur menjadi kunci terlaksananya proyek Asta Cita yang dicanangkan Presiden RI, Prabowo Subianto. Oleh karena itu, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) berniat terus mendorong penguatan infrastruktur pertanian dan jaringan transportasi melalui berbagai cara.
Kementerian Pekerjaan Umum telah membuktikan efektivitasnya dalam mendukung infrastruktur pertanian dan jaringan transportasi di Indonesia. Hal ini tercermin dari pembangunan bendungan, pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi, serta pembangunan jalan dan jembatan untuk mendukung konektivitas dengan food hub, termasuk food estate di Sumatera Utara, Kalimantan Tengah (Kalteng), Merauke-Papua Selatan dan Timur. Noosa. Tenggara (NTT).
Sekadar informasi, Kementerian Pekerjaan Umum telah membangun lima bendungan yang akan segera dibuka. Ketiga bendungan tersebut rencananya akan dibuka pada Desember mendatang, antara lain Bendungan Keureuto dan Bendungan Rukoh di Aceh, serta Bendungan Jlanta di Jawa Tengah. Selain itu, dua bendungan lagi akan dibuka pada Januari 2025, yaitu Bendungan Meninting di Lombok dan Bendungan Marangkayu di Kalimantan Timur.
Pembangunan Bendungan Keureuto yang terletak di Aceh Utara sudah memasuki tahap akhir dan diharapkan selesai dalam waktu dekat. Bendungan ini diharapkan dapat membawa banyak manfaat mulai dari pengendalian banjir, penyediaan air irigasi hingga pengembangan potensi listrik. Dengan kapasitasnya yang besar, Bendungan Keureuto diharapkan dapat meningkatkan ketahanan air bagi masyarakat sekitar.
Proyek ini tidak hanya berfokus pada aspek infrastruktur, namun juga melibatkan partisipasi aktif masyarakat lokal. Selama proses pembangunan, pihak manajemen berupaya menjaga komunikasi yang baik dengan warga sekitar, termasuk memberikan informasi mengenai manfaat dan dampak bendungan. Dengan demikian, diharapkan masyarakat dapat merasakan dampak positif dari pembangunan infrastruktur tersebut baik dari segi ekonomi maupun sosial.
Setelah selesai dibangun, Bendungan Keureuto diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertanian dan ketahanan pangan di wilayah sekitarnya. Bendungan ini juga diharapkan dapat menarik investasi dan meningkatkan perekonomian masyarakat, menciptakan lapangan kerja baru, serta mendongkrak sektor pariwisata.
Selain itu, Aceh memiliki Bendungan Rukoh yang dibangun untuk menjamin ketahanan air dan meningkatkan produksi pangan. Bendungan ini juga berfungsi sebagai penyuplai air baku, konservasi pariwisata, pengurangan banjir dan pembangkit listrik.
Berikutnya adalah Bendungan Jlanta, bendungan yang berasal dari sungai Jlanta dan Puru, dengan luas cekungan 50,45 hektar (ha) dan kapasitas timbun 10,97 juta meter kubik. Struktur bendungan dirancang dengan tinggi 70 meter (m) dari dasar sungai, panjang puncak 404 m, lebar puncak 12 m, dan tinggi puncak bendungan lebih dari 690 m.
Jika selesai dibangun, Bendungan Jlanta akan memiliki sejumlah manfaat. Pertama, menyediakan air baku berkapasitas 150 liter per detik untuk wilayah Jumapolo, Humantono, dan Jatipuro di Kabupaten Karanganyar. Kedua, menyuplai lahan irigasi DI Jlantah di Kabupaten Karanganyar seluas 1.494 hektar, meliputi 806 hektar irigasi eksisting dan 688 hektar irigasi baru.
Manfaat ketiga, bendungan ini dapat mereduksi banjir sebesar 70,33 m3/detik atau 51,26% debit banjir dalam periode berulang 50 tahun. Keempat, potensi pembangkit listrik tenaga mikro hidro (MHPP) berkapasitas 0,625 megawatt (MW). Terakhir, bendungan ini juga memiliki potensi wisata.
Selain itu, hingga September 2024, progres pembangunan Bendungan Meninting di Desa Bukit Tinggi, Kecamatan Gunung Sari, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) telah mencapai 91%. Bendungan ini mampu menampung sekitar 12 juta m3 air dengan luas cekungan sekitar 53.000 m3 6 hektar.
Tak hanya itu, Bendungan Meninting mampu mengairi 1.559,29 hektare wilayah irigasi, termasuk irigasi Penimbung, termasuk menyuplai air baku dengan laju 150 liter per detik untuk mencakup wilayah Kota Mataram dan sebagian Lombok Barat. Selain itu, terdapat potensi sebesar 0,8 MW untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga mikro hidro (MHPP) dengan memanfaatkan aliran air dari bendungan. Anggaran proyek Bendungan Meninting sebesar Rp 1,4 triliun.
Terakhir, Bendungan Marangkayu merupakan bendungan yang terletak di Kabupaten/Kota Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Bendungan ini mempunyai kapasitas 12,37 juta m3 yang diharapkan dapat mengairi lahan seluas 4.500 hektar, meredam debit banjir sebesar 0,73 m3/detik, menyediakan pasokan air baku sebesar 0,45 m3/detik dan menghasilkan listrik 1,35 m3.
Selain infrastruktur bendungan, Kementerian Pekerjaan Umum juga telah bekerja dengan baik dalam mengerjakan beberapa proyek terkait konektivitas. Pertama, jalan dan jembatan Kawasan Belanti Food Estate, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, sepanjang 41,87 kilometer (km). Kedua, jalan dan jembatan kawasan food estate Dadahup, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah. Ketiga, jalan kawasan Kassawa untuk food estate di Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah. Keempat, jalan dan jembatan food estate Kirom, Papua Selatan. Kelima, dukungan food hub di 123 daerah sesuai Inpres Jalan Daerah (IJD).
(dpu/dpu)
Artikel selanjutnya
Kementerian PUPR menghimbau GAPENSI untuk meningkatkan daya saing global