Kemenkominfo Ajak Pemda Jaga Ekosistem Media Massa



ilustrasi-koran-media-asing_169 Kemenkominfo Ajak Pemda Jaga Ekosistem Media Massa




Jakarta, Harian – Peran media sebagai penyebar informasi terpercaya menjadi semakin penting di era digital ini. Apalagi kehadiran media sosial merupakan tantangan sekaligus peluang baru dalam penyebaran informasi.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Cominfo) juga berupaya memperkuat ekosistem media. Salah satunya adalah mengoptimalkan peran pemerintah daerah (Pemda).

Pakar Humas Interim, Dirjen ICP Kementerian Komunikasi dan Informatika Farida Devi Maharani mencatat pentingnya kerja sama antara media dan otoritas daerah. Hal itu terungkap dalam Petunjuk Teknis Pengelolaan Media Relations Secara Bijaksana dan Proaktif di Bali, Kamis (19 September 2024).

“Cominfo baru saja menerbitkan Permenkominfo Nomor 4 Tahun 2024 tentang Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Paralel di Bidang Komunikasi dan Informasi yang mengatur beberapa bentuk kegiatan Humas, antara lain hubungan media dan penyebaran informasi melalui media berbayar,” ujarnya dalam sebuah pernyataan. pernyataan tertulis. , dikutip Sabtu (21/9/2024).

Petunjuk Teknis (juknis) ini merupakan produk proyek perubahan penyiapan pimpinan II angkatan XVIII tingkat nasional tahun 2024 dan masih dalam proses persiapan.

Panduan teknis ini juga akan memberikan rincian lebih lanjut mengenai bagaimana pemerintah daerah dapat mengelola media untuk mengoptimalkan komunikasi publik.

Selain itu, juknis tersebut akan menyoroti pentingnya peran pemerintah daerah dalam menjaga ekosistem media untuk memastikan kualitas keluaran jurnalistik sesuai dengan kode etik jurnalistik.

“Bimbingan teknis ini berupaya mencerminkan kebutuhan dasar media agar media terbantu dalam bekerja dengan tetap memperhatikan kode etik jurnalistik. Kami berharap bimbingan teknis ini dapat dilaksanakan dengan tetap menjaga prinsip profesionalisme masing-masing pihak,” tegas Farida.

Dengan diterbitkannya juknis tersebut, diharapkan pemerintah daerah lebih proaktif dalam memenuhi kebutuhan media berupa data dan informasi bahkan memfasilitasi akses terhadap tenaga ahli di lingkungannya masing-masing.

Farida menambahkan, selain memenuhi kebutuhan dasar media, pemerintah daerah juga perlu melakukan kegiatan pengembangan kapasitas sumber daya manusia jurnalis guna menjaga ekosistem media.

Bentuk pengembangan kapasitas lainnya, selain pelatihan, juga berkontribusi pada sertifikasi kompetensi jurnalistik.

Sertifikasi kompetensi jurnalistik menjadi syarat mutlak kerjasama antara pemerintah daerah dengan media berbayar, baik di level jurnalis yang bekerja di daerah maupun di level manajemen redaksi. Persyaratan ini diperlukan untuk memastikan ekosistem media dapat menghasilkan jurnalisme yang berkualitas.

“Karena ini merupakan syarat mutlak, kami mengusulkan agar dengan bantuan juknis ini, pemerintah daerah dapat mengalokasikan anggaran untuk memfasilitasi sertifikasi uji kompetensi jurnalistik,” jelas Farida Devi.

Menurut dia, pemerintah daerah dapat memfasilitasi pelaksanaan uji kompetensi jurnalis dengan menggandeng Dewan Pers, baik secara langsung maupun melalui lembaga uji kompetensi yang ditunjuk secara resmi oleh Dewan Pers.

Ia berharap dengan semakin banyaknya jurnalis yang tersertifikasi, kepercayaan masyarakat terhadap media semakin meningkat.

Selain memberikan pedoman pengelolaan hubungan media berdasarkan kebutuhan media, petunjuk teknis ini juga merupakan terjemahan dari Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 4 Tahun 2024 yang menyatakan bahwa media lokal harus diprioritaskan jika berkolaborasi dengan media berbayar.

Oleh karena itu, pemerintah daerah perlu mengambil peraturan berupa peraturan daerah yang mengatur tentang tata cara kerjasama berbayar.

“Pedoman teknis ini dapat digunakan sebagai pedoman pengembangan peraturan daerah. Kita tunjukkan poin-poin yang harus diatur, tapi definisi aturannya diserahkan pada kebijaksanaan masing-masing pemerintah daerah agar bisa menyesuaikan dengan kondisi di daerahnya,” pungkas Farida.

(ra/ra)

Tonton videonya di bawah ini:

Video: DJP Bantah Bocorkan Data NPWP ke Jokowi dan 6 Juta Wajib Pajak

Leave a Comment