Ini Cara RI Lawan Kampanye Hitam Uni Eropa Jegal Sawit



perkebunan-kelapa-sawit_169 Ini Cara RI Lawan Kampanye Hitam Uni Eropa Jegal Sawit




Nusa Dua, Harian – Pemerintah masih menganggap minyak sawit sebagai komoditas unggulan karena berperan besar dalam menghasilkan PDB. Dan juga menyediakan tenaga kerja yang sangat besar – hingga 16 juta orang, sehingga menjadi basis tidak hanya para pengusaha, tetapi terutama para pekebun atau masyarakat.

Sayangnya, di Uni Eropa terdapat kampanye hitam terhadap minyak sawit.

“Jadi dari sisi kampanye negatif terhadap sawit, kami terus berupaya mengatakan bahwa kami mengolah sawit ini secara berkelanjutan. ISPO sudah kita perkenalkan sejak 2011 dan akan memperluas sertifikasi keberlanjutan sebelumnya di bidang eksplorasi dan produksi, nanti sampai pada pengolahan,” kata Direktur Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Eddie Abdurrahman di Nusa Dua Bali, Jumat (10 April 2024). ).

Saat ini, Indonesia juga sedang berjuang melawan Undang-Undang Anti Deforestasi (EUDR) Uni Eropa. Ia sempat mendengar kabar bahwa Komisi Uni Eropa akan menunda penerapan undang-undang ini selama satu tahun. Namun mereka masih menunggu keputusan resmi.

“Jadi meski tanpa EUDR, kami terus meningkatkan ketahanannya, termasuk kemampuan penelusuran. Jadi seiring kami mengembangkan dashboardnya, kami juga terus memperkuatnya melalui kebijakan peremajaan kelapa sawit. Kemarin kita juga melihat cara untuk membuatnya lebih kompetitif dan juga membuat petani kita lebih sejahtera “dengan mengurangi pajak atau bea keluar,” kata Eddy.

Oleh karena itu, segala permasalahan terkait kelapa sawit perlu diselesaikan. Keberlanjutan merupakan hal yang penting dan saat ini jelas bahwa tidak ada satu pun bagian dari minyak sawit yang terbuang.

“Semuanya bisa dimanfaatkan, mulai dari yang namanya katalis ya, tapi juga untuk membuat sepatu, hingga benda-benda lain yang sebelumnya hanya dikenal sebagai minyak goreng atau biodiesel. Ternyata kelapa sawit bisa tersebar luas,” kata Eddy.

Ia mengaku terus mendorong dan pemerintah selalu mendengarkan aspirasi masyarakat, dunia riset, petani kecil, dan perusahaan untuk membenahi apa saja yang perlu perbaikan. Tak lupa, struktur BPDPKS juga memiliki dewan pengarah yang terdiri dari para menteri.

“Nah, ini juga tujuannya untuk mengoptimalkan kebijakan publik yang pada prinsipnya harus merangsang pertumbuhan ekonomi, meningkatkan produktivitas, mendukung keberlanjutan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat kita,” ujarnya.

(Oh)

Tonton videonya di bawah ini:

Video: Implementasi EUDR mungkin tertunda satu tahun



Artikel selanjutnya

Peneliti Finlandia memilahnya, para petani tak tahu kalau Uni Eropa mendaur ulang sawit RI


Leave a Comment