Jakarta, Harian – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral akan membatasi penggunaan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, terutama untuk kendaraan dengan kapasitas mesin lebih dari 1.500 cc. Akibatnya mobil seperti Toyota Avanza dan Mitsubishi Pajero Sport tidak bisa lagi menggunakan bahan bakar bersubsidi. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) pun turut mengomentari rencana kebijakan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
“Ini kebijakan ESDM, dan bagus: sejak awal kita sudah mendorong penggunaan mobil hemat bahan bakar dan terjangkau,” kata Plt. Direktur Jenderal Metalurgi, Mekanikal, Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian Putu Julie Ardika di Nusa Dua Bali, Jumat (10 April 2024).
Pembatasan ini awalnya diberlakukan mulai 1 Oktober 2024, namun hingga saat ini rencana regulasi masih tertunda. Di pihak Kementerian Perindustrian, Putu menjelaskan, upaya terus dilakukan untuk mendorong produksi kendaraan dengan teknologi ramah lingkungan dan hemat bahan bakar. Salah satu wujudnya adalah lahirnya mobil hybrid yang diklaim lebih hemat bahan bakar.
“Kami kemudian mengembangkan teknologi tersebut menjadi kendaraan rendah karbon. Nah kalau dilihat dulu 1 liter bisa menempuh jarak 12 km, lalu berevolusi menjadi 18 km/l, lalu menjadi 20 km/l, sekarang sudah ada kendaraan bermotor roda 4 yang bisa mencapai kecepatan lebih dari 30 km. / aku. “Teknologi hibrida menjadi fokus kami, sehingga konsumsi bahan bakar fosil dapat dikurangi secara signifikan jika kita dapat beralih dari mesin pembakaran internal ke teknologi hemat bahan bakar,” kata Putu.
Pembatasan ini dimaksudkan agar bahan bakar dapat tersalurkan dengan baik kepada pihak yang membutuhkan. Nantinya akan ada keputusan menteri (Permen) yang mendukung pembatasan tersebut. Ada beberapa kategori yang kemungkinan besar akan menggunakan aturan ini. Salah satunya berdasarkan tenaga mesin mobil atau sentimeter kubik (CC).
Berdasarkan informasi yang diperoleh Harian, pemilik mobil berkapasitas mesin lebih dari 1.400 cc rencananya tidak diperbolehkan lagi membeli pertalite. Namun subsidi solar dilarang untuk kendaraan berkapasitas lebih dari 2.000 cc.
Mobil bensin berbasis SS:
1. Toyota Avanza berkapasitas mesin 1496 cc.
2. Honda BRV bermesin 1.498 cc.
3. Mitsubishi Xpander berkapasitas mesin 1.499 cc.
4. Suzuki Ertiga dengan kapasitas mesin 1462 cc.
5. Mazda 2 memiliki volume 1.496 cc.
6.Nissan Livina 1499 cc.
7. Hyundai Creta dengan kapasitas mesin 1.497 cc.
8. Kia Seltos bermesin bensin 1.498 cc.
Kendaraan diesel berbasis CC:
1. Toyota Fortuner punya dua pilihan mesin diesel: 2.393 cc dan 2.755 cc.
2. Mitsubishi Pajero Sport punya dua pilihan mesin diesel: 2477 cc dan 2442 cc.
3. Chevrolet Trailblazer dengan dua pilihan mesin diesel: 2499 cc dan 2500 cc.
4. Nissan Terra dengan kapasitas mesin 2.488 cc.
5. Mazda CX-8 dengan kapasitas mesin 2.488 cc.
6. Hyundai Santa Fe bermesin diesel 2.151 cc.
(halo/halo)
Artikel selanjutnya
Diungkapkan! Ini adalah strategi pemerintah untuk mengurangi produksi Pertalite & Solar pada tahun 2025.