Jakarta, Harian – Indonesia mempunyai tempat wisata yang kaya akan budaya. Pariwisata juga dikenal sebagai peluang untuk menampilkan suatu negara kepada dunia.
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk mengoptimalkan potensi pariwisata Tanah Air. Salah satu terobosan besarnya adalah penggabungan Badan Usaha Pendukung Pariwisata dan Umum (BUMN) menjadi InJourney Holding pada tahun 2022.
Dalam setahun berdirinya, PT Aviation Wisata Indonesia (Persero) atau InJourney berhasil mencatatkan lonjakan laba hingga 211%. InJourney berhasil mengubah kerugian hingga Rp993 miliar di tahun 2022 menjadi laba bersih sebesar Rp1,1 triliun di tahun 2023.
Dari sisi pendapatan, InJourney melaporkan pendapatan usaha pada akhir tahun 2023 sebesar Rp 23,35 triliun. Capaian tersebut meningkat 47% dibandingkan pendapatan operasional tahun 2022 yang mencapai Rp 15,85 triliun.
Penguatan aset inti menjadi inspirasi terciptanya InJourney saat dibuka oleh Presiden Joko Widodo pada tahun 2022. Saat dibuka di Nusa Tenggara Barat, Jokowi mengatakan perusahaan tersebut bisa menjadi penggerak utama pariwisata.
Bagaimana tidak, padahal InJourney sendiri merupakan gabungan dari lima perusahaan pariwisata milik negara. Diantaranya PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero), PT Hotel Indonesia Natour (Persero), PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (Persero) dan PT Sarinah (Persero).
Presiden dan CEO InJourney Doni Oscaria menilai pembentukan InJourney juga membawa dampak positif karena bertambahnya jumlah aset konsolidasi. InJourney terus mencatat pertumbuhan aset sejak pertama kali didirikan pada tahun 2022.
“Kinerja positif perseroan meningkat 6,3% menjadi Rp 99,3 triliun pada tahun 2023. Pertumbuhan aset ini diharapkan terus tumbuh seiring dengan perbaikan operasional perseroan ke depan,” kata Doni kepada Harian, Senin (10/7/2024).
Pencapaian tersebut, lanjut Dhoni, tidak lepas dari peran Kementerian BUMN yang terus mendukung induk perusahaan dan anak perusahaannya dalam menyusun strategi pariwisata, baik domestik maupun internasional, dengan mengintegrasikan ekosistem pariwisata dari hulu hingga hilir melalui inisiatif-inisiatif strategis.
Seperti pengembangan 5 destinasi DPSP, perluasan konektivitas nasional dan global, penciptaan atraksi dan program wisata, pengembangan infrastruktur dan amenitas, dana pariwisata, serta peningkatan sumber daya manusia di bidang perhotelan, jelasnya.
Kementerian BUMN juga mendorong kerja sama dengan kementerian, lembaga, dan swasta lain dalam dan luar negeri untuk meningkatkan sektor pariwisata di Indonesia. Misalnya saja kolaborasi dengan Emaar, perusahaan real estate terbesar dunia yang berbasis di Dubai, sedang dijajaki untuk berinvestasi pada aset InJourney, khususnya 5 DPSP.
Jadikan pariwisata sebagai kebanggaan
Sebagai perusahaan publik yang terus bertransformasi, InJourney memiliki beberapa program strategis yang telah dijalankan hingga saat ini.
Doni mengatakan, fokus perseroan pada tahun ini adalah transformasi di sektor kebandarudaraan. Seperti diketahui, menjelang akhir tahun 2023, InJourney akan meluncurkan dua sub-holding di industri penerbangan – InJourney Airports dan InJourney Aviation Services, yang akan menjadi tahapan transformasi industri penerbangan dan bandara.
Sekadar mengingatkan, pada September 2024 mendatang, dua perusahaan pengelola bandara besar di Indonesia yakni PT Angkasa Pura I (AP I) dan PT Angkasa Pura II (AP II) akan dilebur menjadi satu entitas yakni PT Angkasa Pura Indonesia atau InJourney Airports. . .
“Konsolidasi ini akan memungkinkan InJourney Airports melayani lebih dari 170 juta penumpang setiap tahunnya dan menjadi salah satu dari lima operator bandara terbesar di dunia,” ujarnya.
Selain proyek bandara, proyek KEK Kesehatan Sanur merupakan proyek penting. Saat ini, sekitar 2 juta masyarakat Indonesia berobat ke luar negeri sehingga menyebabkan arus keluar sekitar Rp 97 triliun.
“Kami berharap potensi ini dapat dimanfaatkan agar masyarakat bisa mendapatkan pelayanan kesehatan yang cukup di Indonesia. Inisiatif ini juga diharapkan dapat menarik pasien dari luar negeri ke Bali,” kata Doni.
Selain Bali, InJourney juga yakin bisa menarik wisatawan mancanegara ke Yogyakarta dengan proyek pembaharuan masterplan Borobudur. Ia yakin Candi Borobudur dapat dikembangkan menjadi objek wisata internasional yang berstatus Warisan Dunia.
Kedepannya, Dhoni berharap melalui inisiatif ini, InJourney juga dapat berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pariwisata dan sesuai target pemerintah dapat meningkat hingga 6% pada tahun 2029. Sebelumnya, pangsa sektor ini berada di angka 4,1% pada tahun 2023.
Dengan kekuatan penuh, pihaknya juga mendukung sektor pariwisata untuk menjadi penghasil devisa negara terbesar kedua pada tahun 2029, yang mencerminkan percepatan pemulihan pariwisata. Sektor tersebut diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja dengan menyerap lebih dari 30 juta tenaga kerja atau 25% total angkatan kerja Indonesia di sektor pariwisata dan industri kreatif.
(Mentari Puspadini/mkh)
Artikel selanjutnya
BUMN ini mengubah kerugian menjadi keuntungan