Jakarta, Harian – Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) yang dilaksanakan pada tanggal 14 September 2024 dicanangkan atas inisiatif Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Daerah serta Asosiasi Pengusaha Anggota Luar Biasa (ALB ).
Ketua Panitia Pelaksana Munas Kadin yang juga Ketua Blue Bird Bayu Priavan Djokosoetono akhirnya buka suara terkait penyelenggaraan Munas Kadin 2024 yang berlangsung beberapa waktu lalu. Menurut Bayu, keputusan digelarnya Munas yang berujung pada terpilihnya Anindya Novyan Bakri sebagai Ketua Umum Kadin Indonesia periode 2024-2029, bukan tanpa alasan.
Ketua Umum Jaringan Pengusaha Nasional ini mengatakan, banyak asosiasi dan Kamar Dagang Daerah (Kadinda) yang merasa kurang mendapat perhatian dalam kepemimpinan Kadin sebelumnya, meski memiliki hak suara sebagai anggota luar biasa. (ALB).
Oleh karena itu, banyak asosiasi dan Kadinda yang mendorong adanya Munas yang akhirnya mengangkat Anindya Bakri sebagai Ketua Umum Kadin Indonesia periode 2024-2029, kata Bayu dalam keterangannya di Jakarta, Senin. (23/09/2024).
Selain itu, ketua umum yang lama juga terjun ke dunia politik. Hal ini bertentangan dengan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 18 Tahun 2022 yang menyetujui perubahan Piagam dan Peraturan Kamar Dagang dan Industri, Pasal 14 yang secara jelas menyebutkan hakikat organisasi Kadin.
Foto: Anindya Bakri dilantik sebagai Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) menyusul diskusi luar biasa (Munaslub) yang digelar Sabtu (14/9/2024) lalu. (Dok. Linkedin/anindyabakrie)
Anindya Bakri dilantik sebagai Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) menyusul pembahasan luar biasa (Munaslub) yang digelar Sabtu (14/9/2024) lalu. (Dok. Linkedin/anindyabakrie)
|
“Kadin merupakan organisasi independen, bukan organisasi pemerintah, bukan organisasi politik dan/atau bagiannya, serta tidak mengejar keuntungan dalam menjalankan kegiatannya,” ujarnya.
Keputusan menggelar Munas memang sudah lama dipertimbangkan. Upaya dialog dengan Arshad Rasjid, Ketua Umum Kadin sebelumnya, juga sudah dilakukan sejak lama agar suara dan keluh kesah asosiasi dan Kadin bisa diperhatikan.
Namun, pertemuan yang direncanakan untuk dialog ini tidak pernah terlaksana. Hal ini semakin memperkuat pandangan bahwa Kadin Arshad kurang mampu melindungi anggotanya dan kurang bersinergi dengan pemerintah.
Sementara itu, Ketua Harian Jaringan Pengusaha Nasional Widiyanto Saputro mengatakan, dalam beberapa bulan terakhir, para pengusaha yang tergabung dalam asosiasi Kadin dan ALB menilai Kadin tidak patuh terhadap program pemerintah.
“Sejak pertengahan tahun 2023, muncul suara-suara kekhawatiran terhadap posisi Kadin yang dinilai semakin menjauhi pemerintah,” kata Widiyanto Saputro dalam keterangannya. Apalagi, pada masa kampanye pemilihan presiden, sejumlah pimpinan kamar dagang dan industri daerah merasa tidak lagi mendapat koordinasi dengan pemerintah daerah.
(fisika/voor)
Artikel selanjutnya
Panas! Begini Kronologi Kudeta Ketua Kamar Dagang dan Industri.