Jakarta, Harian – Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Jibran Rakabuming Raka mengatakan pemerintahan era Prabowo akan meningkatkan penggunaan bahan bakar baru yang lebih ramah lingkungan dan juga akan menghemat uang masyarakat karena akan mengurangi impor.
Ketua Dewan Pakar TKN Burhanuddin Abdullah mengatakan, pemerintahan Prabowo akan menggalakkan program bahan bakar nabati (BBN), baik biodiesel maupun bioetanol.
Tak main-main, Gubernur Bank Indonesia pada tahun 2003–2008 memperkirakan Indonesia bisa menghemat hingga US$20 miliar atau setara Rp 303,4 triliun (dengan kurs Rp 15.173 per dolar AS) dari BBN hingga Rp 303,4 triliun (dengan kurs Rp 15.173 per dolar AS) dari BBN hingga Rp 303,4 triliun (dengan kurs Rp 15.173 per dolar AS). nilai tukar 15.173 rupee per dolar AS). Program pencampuran BBM.
“Kami juga sedang menjajaki kemungkinan untuk mengubah molase menjadi etanol sebagai campuran Pertamax atau Pertamax Plus, dan mencari cara untuk melakukan hal tersebut sehingga hal tersebut dapat dilakukan dan, jika memungkinkan, dengan biodiesel kami setidaknya dapat menghemat penggunaan bahan bakar fosil. KITA. $20 miliar dari impor,” jelas Burhanuddin pada acara UOB Indonesia Economic Outlook 2025 yang dirilis Jumat (27 September 2024).
Burhanuddin mengatakan, kebijakan biodiesel sebenarnya yang diterapkan kini menggunakan campuran 35% (B35). Kedepannya, kata dia kepada manajemen Prabowo, kebijakan biodiesel bisa ditingkatkan menjadi B50.
Dapat dipahami bahwa pemerintah kini bermaksud untuk memperkenalkan wajib campuran biodiesel 40% atau B40 mulai 1 Januari 2025.
“Dan mencapai B35, dikatakan sangat bagus. Pemerintahan mendatang akan berusaha lebih keras untuk mencapai B50. Saya tidak tahu apakah CPO itu sendiri cukup,” jelasnya.
Begitu pula untuk menggantikan bensin berbahan dasar minyak fosil, Prabowo akan menggencarkan produksi bioetanol seperti molase tebu.
Sejauh ini, pemerintah belum mewajibkan pencampuran bioetanol di tingkat nasional, melainkan hanya melalui inisiatif PT Pertamina (Persero).
Seperti diketahui, pada 24 Juli 2023, Pertamina resmi meluncurkan produk Pertamax Green 95 yang merupakan campuran bahan bakar Pertamax (AI-92) dengan bioetanol berbahan dasar molase tebu. Campuran bioetanol 5% dengan bensin (E5) di sejumlah SPBU di Jakarta dan Surabaya.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan penggunaan campuran biodiesel nabati akan semakin ditingkatkan pada masa pemerintahan Presiden terpilih Republik Indonesia (2024-2029) Prabowo Subianto. Bahan Bakar Minyak (BBN) pada Bahan Bakar Minyak (BBM).
Saat ini Indonesia telah mengamanatkan penggunaan biodiesel dengan campuran 35% asam lemak metil ester (FAME) atau B35 pada bahan bakar solar. Bahlil mengatakan, ke depan, Prabowo akan mendorong penggunaan biodiesel hingga B40 bahkan B50.
“Saya juga menyampaikan bahwa kita harus meningkatkan penggunaan energi baru terbarukan. Sekarang kita kenal dengan B35, B40, kedepannya kita akan naikkan menjadi B50. Ini salah satu program Pak Prabowo,” jelas Bahlil kepada Detikcom. Leadership Forum di Bank Mega Tower, Jakarta, Rabu (9 November 2024).
Sekadar informasi, Kementerian ESDM sendiri saat ini sedang mempersiapkan penerapan wajib bahan bakar biodiesel 40% (B40) yang rencananya akan diberlakukan mulai 1 Januari 2025. Hal ini menyusul permintaan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia saat memberikan arahan pada rapat pimpinan (Rapim) di Kementerian ESDM, Selasa (20 Agustus 2024).
Direktur Jenderal Departemen Energi Baru Terbarukan dan Hemat Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian ESDM Enya Listiani Devi menjelaskan, selain meminta percepatan penyelesaian RUU Energi Baru dan Energi Terbarukan (RUU EB -ET), Bahlil juga meminta agar pengembangan bioenergi menjadi prioritas.
Enya mengatakan program mandatori biodiesel yang saat ini baru 35% (B35) rencananya akan ditingkatkan tidak hanya menjadi B50, bahkan hingga B60.
“Bioenergi juga akan menjadi prioritas, sekarang kita siapkan B40 untuk mandatorinya. Nanti saya terbitkan mandatorinya. Insya Allah ini akan diputuskan pada 1 Januari 2025,” kata Enya usai rapat di Gedung Kementerian ESDM. . , beberapa waktu lalu.
Menurut Enya, untuk mencapai B40, industri setidaknya harus melakukan beberapa kegiatan persiapan. Mulai dari persiapan pelabuhan, pelayaran dan logistik.
“Industri harus bersiap, investasi juga butuh modal. Oleh karena itu, kami memberi waktu persiapan hingga Desember,” ujarnya.
Seperti diketahui, setelah sukses menerapkan program B30 yang merupakan campuran 30% asam lemak metil ester (FAME) dan 70% solar, pemerintah juga melepas program B35 dengan alokasi 13,15 juta kg mulai 1 Februari. 2023. liter (kl) per tahun.
(melalui)
Artikel selanjutnya
Prabowo perlu mengatasi masalah ini sebelum menghentikan impor bahan bakar.