Jakarta, Harian – Militer Israel mengancam akan melakukan serangan darat ke Lebanon. Panglima militernya mengatakan hal ini pada hari Rabu, membenarkan serangkaian serangan udara besar-besaran yang dilakukan di wilayah Beirut.
“Anda dapat mendengar suara jet tempur di atas, kami telah menyerang sepanjang hari,” Jenderal militer Israel Herzi Halevi mengatakan kepada pasukan Israel di perbatasan Lebanon dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh AFP Dan ReutersKamis (26/09/2024).
“Ini untuk membuka jalan bagi kemungkinan masuknya Anda (pasukan) dan terus melemahkan Hizbullah,” katanya, merujuk pada kelompok milisi Lebanon yang pro-Hamas.
Pengumuman terbaru ini muncul setelah Israel mengumumkan pihaknya memperluas target militernya pekan lalu. Dimana Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu berjanji bahwa operasi militer Israel terhadap Hizbullah tidak akan berhenti sampai penduduk utara yang mengungsi akibat pertempuran lintas batas dapat kembali ke rumah mereka dengan selamat.
Hizbullah sendiri menyerang Israel sebagai protes atas serangan Israel di Gaza, wilayah Palestina, yang menewaskan sedikitnya 41.000 orang. Eskalasi minggu ini juga terjadi setelah gelombang ledakan pager dan walkie-talkie Anggota kelompok Hizbullah yang menewaskan 37 orang dan melukai ribuan lainnya, diduga diorganisir oleh badan intelijen Israel, Mossad.
Peringatan itu juga muncul setelah Hizbullah menyerang markas Mossad di pinggiran Tel Aviv pada hari Rabu, dengan menggunakan rudal balistik untuk pertama kalinya. Israel diketahui melancarkan serangan udara terhadap 2.000 sasaran pada pekan ini, termasuk 60 situs intelijen Hizbullah, sehingga menewaskan 558 orang.
SEBAGAI Jawaban
Sementara itu, Amerika Serikat (AS) mengaku tidak yakin sekutu dekatnya Israel akan melancarkan operasi darat di Lebanon dalam waktu dekat. Konfirmasi ini disampaikan oleh Wakil Sekretaris Pers Pentagon Sabrina Singh.
“Sepertinya tidak akan terjadi apa-apa,” katanya.
“Kami tentu saja tidak ingin melihat adanya tindakan yang dapat menyebabkan eskalasi lebih lanjut di kawasan ini,” kata Singh.
“Kami ingin melihat resolusi diplomatik dan solusi untuk mencegah perang skala penuh,” katanya.
Hal serupa juga diungkapkan Presiden AS Joe Biden saat berbincang dengan ABC. Ia tidak menampik kemungkinan terjadinya perang skala penuh, meski ia menambahkan kemungkinan penyelesaiannya masih terbuka.
“Ada kemungkinan gencatan senjata di Lebanon,” tegasnya, namun menambahkan: “Saya tidak ingin membesar-besarkannya.”
PBB
Di sisi lain, Dewan Keamanan PBB menyatakan akan mengadakan pertemuan darurat mengenai krisis tersebut di New York. Sekjen PBB Antonio Guterres memperingatkan bahwa situasinya kritis.
“Kita semua harus waspada terhadap eskalasi ini. Lebanon berada di ambang kehancuran,” katanya.
Organisasi Migrasi Internasional PBB mengatakan 90.000 orang telah meninggalkan rumah mereka di Lebanon minggu ini. Beberapa diantaranya telah mengungsi sejak Oktober dan dievakuasi lagi untuk kedua kalinya.
(bos/bos)
Artikel berikutnya
Temui Al-Radwan, pasukan khusus Israel yang disegani Hizbullah.