Jakarta, Harian – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indonesia masih akan mengimpor air mineral hingga Agustus 2024. Sepanjang tahun ini, Januari hingga Agustus 2024, total nilai impor air mineral mencapai US$991.280 atau setara Rp 15,2 miliar.
Nilai impor air mineral tertinggi tahun ini terjadi pada bulan Maret sebesar 312.721 dollar AS, pada bulan Juni sebesar 169.857 dollar AS, pada bulan April sebesar 148.540 dollar AS, kemudian pada bulan Januari sebesar 113.992 dollar AS, pada bulan Mei sebesar 90.916 dollar AS, pada bulan Agustus – $75.626, pada bulan Juli – $75.626. pada $44.598, dan akhirnya pada bulan Februari jumlahnya menjadi $35.030.
Total impor air mineral Indonesia berasal dari banyak negara, dengan impor air mineral terbesar berasal dari Fiji ($460,578), diikuti oleh Italia ($357,441), Korea Selatan ($92,069), Jepang ($031 USD), Perancis (20,032 USD). , Australia (4.119 USD), Arab Saudi (AS). US$3962, Uni Emirat Arab US$2248 dan US$275.
Padahal, impor air mineral menjadi fokus perhatian Presiden Joko Widodo sejak Maret 2022. Jokowi marah-marah bahkan melontarkan hal-hal bodoh kepada kepala daerah terkait persoalan impor, termasuk impor air.
Kekesalan Jokowi terlihat saat memberikan pengarahan kepada gubernur, bupati, dan wali kota terkait acara “Bangga Buatan Indonesia” yang disiarkan YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (25 Maret 2022).
“Padahal kalau kita beli barang impor, mau lanjut? Tidak, kami tidak bisa. Jika kita membeli barang impor, bayangkan kita memberikan lapangan kerja ke negara lain, pelarian modal, lapangan kerja di sana, bukan di sini. Mari kita coba ubah semuanya di sini. “Barang dibeli di dalam negeri, ada investasi, 2 juta lapangan kerja bisa tercipta kalau ini tidak dilakukan lagi, kita bodoh sekali,” tegasnya.
Jauh sebelum hal itu terjadi, Prabowo Subianto menekankan pentingnya impor air ke Indonesia. Menurutnya, tindakan tersebut membuktikan Indonesia gagal memenuhi kebutuhan pangannya.
“Suatu negara bisa dikatakan sukses jika mampu menyediakan pangan, energi, dan air bagi rakyatnya tanpa impor,” kata Prabowo saat debat capres 2019.
Apa yang disampaikan Prabu memang ada benarnya. Indonesia mengimpor 2.054 ton air pada tahun 2021, menurut Badan Pusat Statistik (BPS). Nilai impornya sebesar US$1,55 juta atau setara Rp 22,21 miliar (kurs US$1 = Rp 14.360).
Sebelum pandemi, biaya impor air meningkat hampir dua kali lipat sejak tahun 2013. Pada tahun 2019, impor air Indonesia mencapai Rp51,34 miliar, naik dari US$18,53 miliar pada tahun 2013.
(Arj/ya)
Artikel berikutnya
Pada World Water Forum ke-10, RI menggaungkan hidrodiplomasi