Jakarta, Harian – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bertemu dengan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menyusul keresahan data inflasi Badan Pusat Statistik (CAS) yang dimanipulasi oleh pemerintah daerah.
Sri Mulyani mengatakan, setelah mengecek langsung hasilnya ke Tito, ternyata ada beberapa pemerintah daerah yang memang melakukan manipulasi data. Namun, dia menegaskan data yang dimanipulasi itu telah diperbaiki.
Katanya ada beberapa, tapi sedikit sekali, dan sudah dilakukan koreksi, kata Sri Mulyani di kantornya, Jakarta, Jumat (4/10/2024).
Selain itu, Sri Mulyani menegaskan data inflasi harus akurat dan dapat diandalkan serta tidak boleh dimanipulasi oleh siapapun hanya untuk mendapatkan insentif fiskal atau bonus dari pemerintah pusat bagi pemerintah daerah yang berhasil mengendalikan tekanan harga di daerahnya.
Seperti diketahui, untuk meredam tekanan inflasi yang tinggi sejak tahun lalu, pemerintah pusat memberikan insentif fiskal pengendalian inflasi kepada pemerintah daerah sehingga dapat mengendalikan harga di daerahnya. Insentif tersebut berupa uang senilai total Rp1 triliun yang terbagi dalam tiga periode penyaluran di 33 daerah.
“Saya tekankan sekali lagi bahwa data inflasi harus akurat dan dapat diandalkan, dan Pak Tito dalam hal ini, karena kita memberikan reward, jangan sampai reward tersebut menimbulkan sikap atau tindakan yang justru mendistorsi angka inflasi,” tegasnya.
Meski begitu, Sri Mulyani enggan menjawab pertanyaan mengenai sanksi yang akan dijatuhkan kepada daerah yang kedapatan memanipulasi data inflasi hanya untuk mendapatkan insentif keuangan. Hal itu hanya menegaskan komitmen pemerintah dalam menjaga integritas data BPS.
“Jadi kita sepakat Pak Mendagri, saya dan kita semua di BPS sudah jelas bahwa data inflasi harus akurat dan terpercaya, dan imbalannya harus benar-benar dari prestasi, karena tingkat harga stabil dan baik,” tegasnya. .
Sebelumnya, saat menghadiri acara Penghargaan Hari Statistik Nasional (HSN) 2024, Tito membeberkan cara kepala daerah mencurangi data inflasi untuk menurunkannya. Bahkan, salah satu caranya adalah dengan meminta BPS menampilkan angka inflasi yang rendah.
“Cara barunya, rekan-rekan kepala daerah segera mendatangi kantor BPS di kabupaten/kotanya dan berkata: “Tolong kinerja kami bagus!” Jelas, kata Tito seperti dikutip, Kamis (10 Maret 2024).
Cara lainnya, menurut Tito, adalah dengan membayangi petugas BPS saat melakukan survei. Lokasi survei BPS akan digunakan sebagai lokasi penyimpanan pasar berbiaya rendah untuk memastikan data harga yang dikumpulkan selama proses survei adalah data harga rendah.
“Dan rekan-rekan harus ingat, mereka juga tahu, untuk memata-matai BPS jika tidak bisa diajak kerjasama, jadi ada baiknya mereka memata-matai BPS, biasanya mereka mengambil sampel pasar mana saja. Benar, saya sudah tahu tindakan Bupati,” ujarnya.
Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Vidyasanti mengatakan, tidak ada pihak, termasuk oknum kepala daerah, yang boleh mengganggu pengolahan dan publikasi data BPS. Menurut dia, BPS memiliki metodologi pengumpulan dan pengolahan data sesuai standar internasional.
“BPS memiliki metodologi tertentu berdasarkan standar internasional dan tentunya BPS menjaga independensi dalam mengolah dan mengumpulkan data tanpa ada campur tangan pihak lain,” kata Amalia beberapa waktu lalu (10 Januari 2024) di Kantor Pusat BPS Jakarta. .
(haa/haa)
Artikel selanjutnya
Harga Seluruh Barang Turun, Mei 2024 Deflasi 0,03%