Jakarta, Harian – Menteri Investasi dan Pengolahan sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rozan Ruslani mengatakan pemerintah telah mengidentifikasi sebanyak 28 produk dalam negeri yang bisa mendapat insentif dari program hilirisasi.
“Inilah 28 sektor komoditas yang kami petakan selama ini dan terbagi menjadi 8 sektor antara lain mineral, batubara, minyak bumi, gas bumi, perkebunan, kehutanan, perikanan, dan kelautan,” kata Rosan dalam rapat kerja (rapat kerja) bersama Komisi XII DPR RI, Jakarta, Selasa (03/12/2024).
Rosan mengatakan, dari 28 sektor, terdapat enam komoditas utama yang program hilirisasinya akan diprioritaskan di Indonesia. Rosan mengatakan enam komoditas prioritas tersebut karena Indonesia sendiri memiliki rata-rata cadangan bahan baku terbesar di dunia.
“Peta ini sudah kita susun dan bersama independen yang kita tunjuk, sebenarnya kita punya 28 (pengolah komoditas). Tapi kita lihat mungkin kita akan melihat beberapa industri, mungkin 5-6, yang akan lebih kita perhatikan,” imbuhnya.
Menurutnya, Indonesia sebenarnya memiliki kekayaan sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan untuk memberikan nilai tambah bagi Indonesia melalui program daur ulang.
“Kami juga baru mengetahui bahwa sebenarnya Indonesia adalah negara yang dicintai Allah. Mengapa? Karena begitu banyak sumber daya alam yang diberikan, baik darat, laut, dan udara,” ujarnya.
Pertama, nikel dianggap sebagai salah satu komoditas paling umum di Indonesia. Rosan mengatakan Indonesia sendiri merupakan negara nomor satu dengan cadangan nikel terbesar di dunia.
“Salah satu contohnya, kita bersama-sama mendeklarasikan bahwa dalam nikel kita nomor satu di dunia bapak dan ibu. Sekitar 42% cadangan nikel dunia ada di Indonesia,” jelasnya.
Selain itu, ia mengatakan Indonesia juga memiliki salah satu komoditas pertambangan yaitu timah yang cadangannya juga terbesar kedua di dunia.
Selain itu, terdapat komoditas pertambangan lain seperti tembaga, bauksit, baja, emas, dan perak yang pengolahannya juga dapat ditingkatkan di Indonesia.
“Saya hanya memberikan gambaran mengenai jumlah timah terbesar kedua di dunia, 16,8 persen diantaranya berada di Indonesia. Tembaga, bauksit, baja, emas, dan perak,” imbuhnya.
Selain itu, kata dia, sumber daya alam lainnya juga menjadi cadangan nomor satu di dunia. Dia mengatakan, komoditas yang ada di dalam negeri antara lain kelapa sawit dan kelapa.
“Tetapi kami melihat semakin banyak kelapa dari Thailand di luar negeri. Padahal kita penghasil kelapa nomor satu,” ujarnya.
Indonesia juga memiliki kepiting dan rumput laut yang juga dinilai memiliki cadangan terbesar kedua di dunia.
Oleh karena itu, pihaknya akan memprioritaskan berbagai komoditas yang memiliki cadangan besar di Indonesia untuk melaksanakan program hilirisasi di dalam negeri.
“Kemudian untuk kepiting kita produsen nomor dua dunia, nah yang menariknya rumput laut ini juga nomor dua dunia, tapi untuk rumput laut tropis kita produsen nomor satu dunia. Dan memang banyak terdapat di pantai-pantai di Indonesia. “Jadi rumput laut juga menjadi salah satu industri pengolahan yang ingin kita dorong ke depan,” ujarnya.
Menurut Kementerian Investasi/BKPM, berikut komposisi cadangan 28 komoditas di Indonesia jika dihitung dalam skala global:
1. Nikel (42%) no. 1 di dunia
2. Timah (16,3%) no. 2 di dunia
3. Tanpa tembaga (3%). 11 di dunia
4. Tidak ada bauksit (4%). 6 di dunia
5. Pupuk besi (0,94%) no. 16 di dunia
6. Emas-perak (5% emas, 2% perak)
7. Tidak ada batu bara. 7 di dunia
8. Aspal tunas (3,91%) no. 3 di dunia
9. Minyak (0,1%) no. 5 di Asia Pasifik
10. Gas alam (0,7%) no. 4 di Asia Pasifik
11. Kelapa sawit (58,7%) no. 1 di dunia
12. Kelapa (27%) no. 1 di dunia
13. Karet (27%) no. 2 di dunia
14. Biofuel (59%) no. 1 di dunia hanya terbuat dari minyak sawit
15. Balok kayu (4%) no. 6 di dunia
16. Damar pinus (13%) no. 3 di dunia
17. Udang (16%) no. 3 di dunia
18. TST ikan (21%) no. 1 di dunia
19. Kepiting (3%) no. 2 di dunia
20. Tidak ada alga (28%). 2 di dunia
21. Potensi lahan garam seluas 47.734 hektar.
22. Pasir kuarsa (0,9%) no. 18 di dunia
23. Tidak ada mangan (3,2%). 7 di dunia
24. Tanpa kobalt (7,19%). 3 di dunia
25. Cadangan logam tanah jarang 227.976 ton.
26. Kakao (4%) no. 7 di dunia
27. Pala (31,2%) no. 1 di dunia
28. Ikan Nila (22,1%) no. 1 di dunia
(hsy/hsy)
Artikel berikutnya
Proyek Kebanggaan Jokowi Sumbang Rp 105,6 Triliun ke RI dalam 3 Bulan