Jakarta, Harian – Kementerian Perdagangan China menyatakan telah melancarkan penyelidikan terhadap perusahaan induk perusahaan fesyen Calvin Klein, PVH Group Amerika Serikat (AS). Investigasi dilakukan terhadap dugaan gangguan pada rantai pasokan Xinjiang.
Menurut terjemahan yang dikutip, penyelidikan Tiongkok menuduh PVH “menargetkan pemasok Xinjiang dengan melanggar prinsip-prinsip transaksi pasar normal, mengganggu transaksi normal dengan perusahaan Tiongkok, individu dan pihak lain, dan melakukan tindakan diskriminatif lainnya.” CNBC InternasionalRabu (25.09.2024).
Namun, Tiongkok tidak menjelaskan mengapa mereka kini menyelidiki kasus PVC tersebut, namun mengatakan bahwa grup ritel AS memiliki waktu 30 hari untuk merespons. Perusahaan pertahanan AS, yang sebelumnya masuk dalam daftar “entitas tidak dapat diandalkan”, dilarang mengimpor atau mengekspor terkait dengan Tiongkok.
Kementerian mengatakan penyelidikan adalah bagian dari mekanisme untuk memasukkan “orang-orang yang tidak dapat diandalkan” ke dalam daftar.
Daftar tersebut diluncurkan pada tahun 2019, tak lama setelah AS memasukkan Huawei ke dalam daftar hitam. Daftar tersebut adalah Daftar Entitas Departemen Perdagangan AS versi Tiongkok, yang membatasi perusahaan tertentu untuk mengakses barang yang berasal dari AS.
Sebelumnya pada hari Senin, Departemen Perdagangan AS mengumumkan rencana untuk melarang impor atau penjualan kendaraan dengan perangkat keras atau perangkat lunak tertentu yang terkait dengan Tiongkok atau Rusia.
PVH, grup yang juga memiliki Tommy Hilfiger, adalah salah satu dari beberapa pengecer asing yang menghadapi pengawasan ketat di Tiongkok atas upaya menjauhkan diri dari dugaan kerja paksa di wilayah Xinjiang.
Dalam Laporan Tanggung Jawab Perusahaan pada bulan Juli 2022, PVH menyatakan bahwa Xinjiang adalah salah satu wilayah di mana pengadaan langsung atau tidak langsung tidak diperbolehkan.
Pendapatan internasional Calvin Klein dan Tommy Hilfiger turun 4,3% dari tahun ke tahun menjadi $1,38 miliar untuk kuartal yang berakhir 4 Agustus. PVH mengatakan dalam laporan pendapatannya bahwa pihaknya terhambat oleh “lingkungan konsumen yang menantang di kawasan Asia-Pasifik, khususnya di Tiongkok dan Australia.”
Pendapatan luar negeri ini menyumbang lebih dari setengah total pendapatan PVH sebesar $2,07 miliar pada kuartal tersebut.
Xinjiang adalah rumah bagi Muslim Uighur, yang diidentifikasi oleh PBB, Amerika Serikat, Inggris, dan negara-negara lain sebagai kelompok etnis yang tertindas. Tiongkok telah berulang kali membantah tuduhan kerja paksa dan pelanggaran lainnya di Xinjiang.
Pemerintah mengatakan fasilitas di sana, yang oleh Amerika Serikat, Inggris, Kanada dan kelompok hak asasi manusia disebut sebagai kamp interniran, sebenarnya adalah pusat pelatihan kerja.
(menetas/menetas)
Artikel selanjutnya
Video: AS menaikkan tarif barang impor dari Tiongkok