Jakarta, Harian – Sarang burung walet merupakan salah satu harta karun Indonesia yang diperebutkan banyak negara. Padahal, 1 kg sarang burung walet Indonesia dibanderol Rp7,35 juta di pasaran dunia.
Nilai ekspor sarang burung walet Indonesia terus menunjukkan tren peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2020, ekspor sarang burung walet mencapai US$540,4 juta, meningkat 48,5% dibandingkan tahun 2019.
Volume ekspor sarang burung walet Indonesia pada tahun 2023 mencapai 1.335 ton senilai US$633,25 juta atau setara Rp 9,81 triliun (US$1 = US$15.945). Berdasarkan perhitungan saat ini dalam dolar AS, 1 kg sarang burung walet Indonesia dihargai Rp7,35 juta.
China, Hong Kong, dan Singapura merupakan pasar utama sarang burung walet Indonesia. Misalnya pada tahun 2023, ekspor ke Hong Kong sebanyak 630,9 ton senilai US$77,137 juta, sedangkan ekspor ke Singapura mencapai 36 ton senilai US$17,588 juta.
Namun jalur ekspor Indonesia ke Tiongkok menemui kendala. Pada tahun 2010, Tiongkok melarang ekspor langsung dari Indonesia karena kekhawatiran terhadap flu burung dan tingginya kadar nitrit di sarang burung walet Indonesia.
Foto: Infografis/ China dan Hong Kong Beli Harta Karun RI, Berani Bayar Rp 7,4 Juta/Kg/ Ilham Restu
China dan Hong Kong membeli RI Treasures dan bersedia membayar Rp 7,4 juta per kg
|
Setelah lima tahun melakukan negosiasi, pada tahun 2015, Indonesia akhirnya dapat melanjutkan ekspor langsung ke Tiongkok dengan persyaratan yang ketat, termasuk membatasi kadar nitrit hingga maksimal 30 bagian per juta.
Meskipun Indonesia memimpin pasar ekspor sarang burung walet ke Hong Kong, negara ini menghadapi persaingan dari Malaysia dan Thailand. Kedua negara juga mengekspor sarang burung walet ke Hong Kong, namun Indonesia masih memimpin karena volume ekspornya lebih besar dan kualitas produknya sudah diakui.
Sebagai salah satu produsen sarang burung walet terbesar, Indonesia menggunakan cara pemeliharaan yang menggunakan bangunan khusus yang dirancang untuk menarik minat burung walet untuk bersarang. Proses ini dikontrol secara ketat untuk menjaga populasi burung walet dan kelestarian lingkungan.
Untuk mempertahankan bahkan memperkuat posisinya sebagai eksportir sarang burung walet terbesar, Indonesia perlu fokus pada peningkatan kualitas dan kuantitas produknya.
Pemerintah dan pelaku industri harus bekerja sama untuk menyederhanakan proses perizinan dan memastikan kepatuhan terhadap standar internasional. Dengan cara ini, Indonesia akan mampu mempertahankan dominasinya dan tetap menjadi pemain utama pasar sarang burung walet global.
(untuk)
Artikel selanjutnya
Ya! Ekspor RI ke China minus 3,09 miliar dollar AS di awal tahun