Jakarta, Harian – Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah mengatakan serangan Israel terhadap pager dan radio terhadap anggotanya di Lebanon dan Suriah minggu ini melanggar “semua garis merah”.
Dalam pidato pertamanya yang disiarkan televisi pada Kamis (19/9/2024), ia mengatakan kelompoknya akan melakukan pembalasan dan tidak takut untuk melawan Israel karena mendukung warga Palestina di Jalur Gaza.
Ketika jet-jet Israel melancarkan ledakan sonik di Lebanon selama pidatonya, Nasrallah menyebut ledakan serentak pada Selasa dan Rabu itu sebagai “tindakan terorisme” dan “deklarasi perang” terhadap rakyat Lebanon dan kedaulatan negaranya.
Dia mengakui bahwa serangan itu “belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah gerakan perlawanan di Lebanon” serta “dalam sejarah negara kita” dan “musuh-musuh kita.”
Namun, Nasrallah mengatakan Hizbullah akan terus mendukung warga Palestina di Jalur Gaza “tidak peduli konsekuensinya, berapa pun korbannya, dan apa pun skenarionya.”
“Sejak 8 Oktober hingga saat ini, pasukan Israel belum menarik satu pun personel militernya dari wilayah utara,” kata pemimpin Hizbullah itu dalam pidatonya yang dikutip Al Al. Jaziramemperingatkan bahwa warga Israel yang dievakuasi dari wilayah tersebut tidak akan diizinkan kembali.
Dia mengatakan perangkat tersebut meledak di dalam rumah sakit, pasar, rumah dan area di mana terdapat warga sipil, dan bahwa Israel “dengan sengaja” menyerang 4.000 pager dan 1.000 walkie-talkie dengan tujuan membunuh orang sebanyak mungkin.
Dia menambahkan bahwa beberapa serangan terjadi di rumah sakit, apotek, pasar, toko komersial dan bahkan rumah, kendaraan pribadi dan di jalan umum, di mana ribuan warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak, berada di sana.
Nasrallah juga menekankan bahwa serangan-serangan itu dapat dicegah sebagian karena “banyak perangkat yang tidak berfungsi dan dimatikan.” [atau] menjauh.”
Dia menambahkan bahwa insiden tersebut tidak mempengaruhi komando, kendali atau infrastruktur kelompok tersebut. “Saya jamin infrastruktur kita tidak akan terpengaruh,” ujarnya.
Ledakan peralatan komunikasi awal pekan ini melukai lebih dari 2.900 orang, 287 di antaranya berada dalam kondisi kritis. Namun, seperti banyak serangan sebelumnya, Israel tidak mengaku bertanggung jawab atau mengomentari ledakan tersebut.
Hizbullah dan Israel telah terlibat dalam konflik berskala kecil sejak Israel melancarkan serangan di Jalur Gaza pada 7 Oktober yang telah menewaskan lebih dari 41.000 warga Palestina.
Pada akhir Juli, Israel hampir secara bersamaan membunuh komandan Hizbullah Fuad Shukr di Beirut dan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran, yang meningkatkan kekhawatiran akan meningkatnya konflik.
(menetas/menetas)
Artikel selanjutnya
Israel mempersiapkan serangan balik terhadap Hizbullah setelah insiden Golan