Jakarta, Harian – PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) terus menunjukkan komitmennya dalam memberdayakan masyarakat Jawa Barat, khususnya Karawang. Hal ini tercermin dalam program JAM Pasir atau “Perlindungan Alam Melalui Pemberdayaan Masyarakat Pesisir di Desa Pasir Putih”.
Faktor yang melatarbelakangi program ini adalah Desa Pasir Putih – Desa Sukaya merupakan wilayah pesisir pantai yang rawan abrasi dan banjir rob musiman (risiko abrasi 938K), jarak rumah warga hanya 2 meter dari bibir pantai, terbatas. mata pencaharian alternatif bagi masyarakat pesisir, dan sampah plastik yang digunakan nelayan untuk menangkap ikan tidak dikelola dengan baik.
Melihat kondisi tersebut, PHE ONWJ melihat potensi pengembangan ekowisata berkelanjutan, pengelolaan sampah pesisir, dan diversifikasi produk rajungan oleh istri-istri nelayan di kawasan pesisir ini.
CEO PHE ONWJ Muzveer Weeratama menjelaskan pihaknya telah meraih kesuksesan. memelopori inovasi dalam pengendalian abrasi dengan “Appostraps”, singkatan dari Breaking Tools, Wave Dampers, dan Sediment Traps. Inovasi pemanfaatan ban bekas sebagai material Appostraps ini terbukti efektif mengendalikan abrasi dan penumpukan sedimen di wilayah pesisir.
Terbuat dari ban bekas, Appostraps mudah dirakit dan diduplikasi, serta biaya pemasangannya jauh lebih rendah dibandingkan bahan tahan abrasi lainnya seperti geobag atau tanggul beton. Selain itu, Appostraps telah mendapatkan hak paten dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
“Ternyata selain mampu menahan hempasan ombak dan gelombang yang mengikis pantai, juga mampu menahan sedimen,” ujarnya saat kunjungan media ke kawasan ekowisata Pasir Putih, Kamis (10 Maret 2024).
Sekadar informasi, Kawasan Ekowisata Pasir Putih merupakan bagian dari program CSR PHE ONWJ. Di lokasi tersebut, program Appostraps mampu memulihkan 3,62 hektar lahan yang hilang akibat abrasi dan memulihkan garis pantai sepanjang 400 meter.
Sementara itu, kehadiran pahlawan lokal seperti Sukhaeri merupakan indikasi nyata pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat yang berorientasi lingkungan. Pasalnya, Suhari terus berupaya menciptakan kondisi kehidupan yang layak bagi warga pesisir.
“Alhamdulillah (PHE ONWJ) sangat membantu kami dalam kegiatan pesisir,” jelasnya.
Berkat inovasi yang mampu mengatasi abrasi, masyarakat kini tidak perlu khawatir dalam melakukan aktivitas sehari-hari maupun istirahat malam, ujarnya. Padahal, kawasan pantai ini ditanami pohon bakau.
Alhasil, lokasi tersebut menjadi Ekowisata Pasir Putih di Karawang yang menawarkan pengalaman menarik berupa jogging track dan area relaksasi yang dikelilingi alam. Sehingga, kegiatan ini menarik minat masyarakat dan wisatawan terutama di akhir pekan dan hari libur.
Pemberdayaan ekonomi melalui UMKM
Di sisi lain, PHE ONWJ juga mendorong masyarakat untuk mendirikan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk memberdayakan perekonomian setempat. Pengembangan yang dilakukan PHE ONWJ dinilai sukses mengingat produk lokal seperti kerupuk rajungan, amplang ikan, dan dodol bakau kini dipasarkan lebih terorganisir.
Melalui pelatihan dan pendampingan, UMKM belajar bagaimana mengemas produknya dan memasarkannya secara tepat sasaran. Oleh karena itu, para pelaku usaha menyadari bahwa bantuan PHE ONWJ telah meningkatkan kualitas dan kuantitas produk mereka.
Ketua Kelompok UMKM Pasir Putih Iin Inani mengaku, sebelum terjun dalam program ini, dirinya kesulitan menemukan ibu-ibu yang berminat memulai usaha ini. Namun, UMKM kini bisa menghasilkan omzet jutaan rupee per bulan setelah mendapat instruksi dari PHE ONWJ.
“(Pendapatan bersihnya) bisa Rp 6 juta per orang. Dalam sebulan omzetnya bisa lebih dari 10 juta rupiah,” jelas Yin.
Menurutnya, semakin banyak masyarakat yang terlibat dalam program ini. Hal ini menunjukkan keberhasilan dalam pemberdayaan. Awalnya hanya segelintir orang yang terlibat aktif dalam bisnis ini, dan kini anggota komunitasnya sudah mencapai puluhan.
Selain itu, Yin mengakui kehadiran ekowisata juga memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar. Dengan berkurangnya erosi pantai melalui penanaman bakau dan inovasi lainnya, masyarakat kini merasa lebih aman.
Dulu, gelombang tinggi sering menyebabkan banjir dan kerusakan rumah. Kini berkat kehadiran Apostropas, masyarakat bisa hidup lebih nyaman di kawasan Pasir Putih.
(dpu/dpu)
Artikel selanjutnya
Ibu Negara Dukung Mitra UMKM Binaan Pertamina, Ini Buktinya