Jakarta, Harian – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengaku telah melaporkan skema subsidi energi khususnya bahan bakar minyak (BBM) kepada Presiden RI, Prabowo Subianto.
Bahlil mengatakan, langkah kebijakan yang paling mungkin diambil pemerintah adalah beralih dari skema subsidi yang sebelumnya hanya diberikan pada produk ke skema subsidi campuran.
Mengenai skema subsidi campuran sendiri, Bahlil menjelaskan nantinya ada subsidi yang dialokasikan pada barang atau komoditas, serta subsidi langsung kepada masyarakat dalam bentuk BLT.
“Nanti Pak Presiden, Insya Allah akan kami umumkan, jadi skema ini kemungkinan besar campuran. Campuran subsidi komoditas dan sebagian subsidi BLT,” jelas Bahlil saat ditemui di kediamannya, Jakarta Selatan, Rabu (27/11/2024).
Meski begitu, Bahlil menegaskan subsidi energi khususnya BBM CS tidak akan dihilangkan di masa depan. Sebaliknya, terjadi perubahan skema subsidi sehingga lebih diarahkan untuk diambil oleh masyarakat yang benar-benar membutuhkan.
“Jadi, persoalan yang ingin saya sampaikan kepada teman-teman, subsidi (BBM CS) itu belum dihilangkan. Semuanya masih disubsidi. Namun kita tahu untuk saat ini, seperti yang saya sampaikan beberapa hari lalu, ada kecurigaan bahwa sebagian dari subsidi tersebut tidak mencapai tujuannya,” ujarnya.
Bahlil menjelaskan, rencana skema subsidi BBM CS yang menggabungkan BLT dan subsidi komoditas tidak lain hanyalah menjaga daya beli masyarakat.
“Ini bagian dari strategi agar saudara kita, jika ada pergeseran subsidi, subsidinya tidak dihilangkan. Itu hanya pergeseran. Jumlah dan volumenya masih sama. Dan apa? Ada keadilan. Hal ini sejalan dengan keinginan Pak Presiden Prabowo untuk memastikan bahwa “yang berhak menerimanya adalah masyarakat yang berhak”, tambahnya.
Bahlil mengatakan, pihaknya segera berkoordinasi dengan Menteri Keuangan untuk segera menerapkan skema subsidi BLT bagi masyarakat.
Hal ini, lanjut Bahlil, merupakan bantalan pengaman (safety bearing) bagi masyarakat sehingga mampu menjaga daya beli di masa transisi perubahan rencana kebijakan subsidi.
“Kami ingin, setelah itu saya lapor ke Menteri Keuangan, sebagai permulaan mungkin kita ngotot agar BLT jalan dulu,” ujarnya.
Sementara itu, Bahlil menjelaskan skema subsidi yang berlaku pada produknya, seperti Pertalite atau Subsidi Tenaga Surya, hanya akan diberikan pada kendaraan berpelat kuning atau angkutan umum.
“Saya kasih petunjuk, salah satunya: jangan tanya detailnya, nanti akan kami jelaskan detailnya, di hari dan tanggal yang tepat. Salah satunya mobil berpelat kuning, (misalnya) angkutan umum, angkutan umum berhak mendapat subsidi,” jelasnya.
Ia menilai mobil berpelat hitam atau mobil pribadi sebenarnya tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan bahan bakar bersubsidi.
“Karena kami ingin memberikannya kepada yang berhak. Tidak baik kalau yang bertanda hitam ternyata mereka tidak peduli pada angkutan umum, tapi pada angkutan bahan galian, atau angkutan kelapa sawit, atau angkutan barang-barang manufaktur. Mengangkut. Kenapa mereka memberi kami solar atau memberi mereka minyak bersubsidi,” tegasnya.
(Firda Dwi Muliavati/haa)
Artikel selanjutnya
Video: Bahlil mengisyaratkan sosok Raja Jawa. Memainkannya bisa merugikan dan berbahaya