Jakarta, Harian – Perang di Arab masih berlangsung. Namun tidak antara Israel dan Hamas di Gaza atau Israel dan Hizbullah di Lebanon.
Perang baru telah dimulai di Suriah. Serangan yang dilakukan kelompok pemberontak selama seminggu terakhir telah memicu konflik di banyak negara.
Menurut update terkini yang dipublikasikan pada Rabu (12/4/2024), Rusia, Iran dan Turki telah “mengintervensi” perang Arab baru yang meletus di Suriah dalam beberapa hari terakhir. Hal ini dikonfirmasi di Kremlin melalui perwakilan Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova.
“Menteri luar negeri dari tiga negara penjamin (dunia) – Rusia, Iran dan Turki – berhubungan erat satu sama lain,” kata Zakharova kepada wartawan di Moskow, seperti dikutip Agence France-Presse.
Perlu dicatat bahwa Rusia adalah sekutu utama Presiden Suriah Bashar al-Assad dan mendukung upayanya untuk menghancurkan pemberontakan melalui serangan udara. Meskipun Türkiye secara historis mendukung beberapa kekuatan anti-pemerintah.
Rusia dan Türkiye menjadi perantara gencatan senjata antara berbagai kelompok pemberontak dan pasukan Suriah pada tahun 2016. Sementara Iran bergabung sebagai “negara penjamin”.
“Rusia secara aktif bekerja sama dengan mitra internasional untuk memastikan stabilisasi situasi di Suriah dengan cepat,” tegas Zakharova.
Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin juga berbicara melalui telepon dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Mereka sepakat bahwa konflik harus “segera diakhiri” dan mengutuk “agresi teroris” terhadap negara Suriah.
Seorang pejabat senior dari kantor Pemimpin Tertinggi Iran juga berada di Moskow untuk melakukan pembicaraan pada hari Rabu. Hal ini ditegaskan dalam pernyataan Kedutaan Besar Iran.
Sebelumnya, Rusia, yang mengumumkan latihan angkatan laut dan udara di Mediterania timur pekan ini, menuduh Ukraina mendukung pemberontak Islam Suriah. Di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada hari Selasa, utusan Rusia Vasily Nebenzya mengatakan Ukraina mendukung kelompok Islam Hayat Tahrir al-Sham (HTS) dengan senjata dan pelatih, tanpa memberikan bukti apa pun.
“Instruktur militer Ukraina dari Direktorat Intelijen Utama hadir… mempersiapkan pesawat tempur HTS untuk operasi tempur,” termasuk melawan pasukan Rusia di Suriah, kata Nebenzya.
AS mengebom Suriah
Di sisi lain, Amerika Serikat (AS) juga membenarkan bahwa Pentagon telah melancarkan serangan terhadap sasaran militer di Suriah timur. Hal ini terjadi setelah serangan roket di dekat salah satu pangkalannya.
Meluncurkan Al Jazeera Juru bicara Pentagon Pat Ryder mengatakan kepada wartawan pada hari Selasa bahwa militer AS telah menyerang sistem persenjataan termasuk peluncur rudal dan tank. Lokasi ini menimbulkan ancaman bagi pasukan Amerika di wilayah tersebut.
Serangan AS terjadi di tengah meningkatnya kekerasan di negara yang dilanda perang tersebut. Pekan lalu, kelompok oposisi bersenjata melancarkan serangan dahsyat di barat laut Suriah terhadap pasukan pemerintah yang dipimpin oleh Presiden Bashar al-Assad.
Situasi ini menandai dimulainya babak baru dalam perang saudara yang telah berlangsung selama puluhan tahun di negara tersebut. Serangan tersebut menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana AS akan merespons dan apakah AS dapat terlibat dalam konflik tersebut mengingat kehadiran militernya yang signifikan di Suriah.
Pada hari Selasa, Damaskus diduga menuduh AS memberikan dukungan udara kepada pemberontak Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didominasi Kurdi, yang bergerak maju ke desa-desa yang dikuasai pemerintah di sebelah timur Sungai Eufrat, dekat kota Deir Ez. -Zor. SDF telah menerima dukungan AS selama bertahun-tahun dengan tujuan memerangi ISIS.
(bos/bos)
Artikel berikutnya
Di tengah perang baru di negara-negara Arab, Rusia menyerbu wilayah tersebut.